"Enggak." tolaknya mentah-mentah.
"Kenapa nggak?" Nicholas langsung merengek seperti anak kecil, Euijoo langsung menjauhkan tubuhnya dari dirinya. "Awas, berat."
"Mau nganu juga liat tempat, Nic. Ini di kelas." tegasnya lagi. Ga salah, ini kelas dan siapa saja bisa masuk kapan pun, Euijoo ga mau ambil resiko kalo dia terciduk aneh-aneh apalagi sama segender.
"Tapi kan masih pada sibuk lomba.. lagian gue ada kuncinya nih." ia langsung merogoh sakunya dan menunjukkan pada Euijoo kunci kelasnya.
Oke, Euijoo mulai panik.
"Secelup nih, janji." Nicholas mulai mendekat lagi, secara perlahan. Pelan tapi pasti, dan pada akhirnya dahinya dan dahi Euijoo saling menyentuh. Euijoo hanya diam dan pasrah, lagipula memang mereka hanya berdua disini, tidak ada siapa-siapa kan?
"GAUSAH DORONG-DORONG, ANJING!"
"Kecilkan suaramu! Ketahuan dong!"
"Lah iya.."
Suara gaduh dari luar membuat keduanya sama-sama menoleh. Nicholas akhirnya mundur dan menjauhkan Euijoo darinya.
Ada mata-mata ternyata, insting Euijoo ga salah.
"Sialan juga tuh bocah. Awas aja kalo gue kenal orangnya." Nicholas bangkit dan berjalan menuju pintu untuk mengecek siapa diluar.
Ga ada siapa-siapa. Bagus.
Nicholas kembali berbalik. Pandangannya mendapati Euijoo yang duduk dengan tatapan kosong.
Sementara itu, diluar sana..
"Lu yang dorong ngapa gue yang salah sih?!"
"Ya jelas salah lu tolol, ngapain lu teriak segala? Duh.. udah rekamannya ga dapat, ketahuan pula.. Kalo bang Nico tau pasti udah tinggal nama doang nih gue.."
"Mana ada begituan. Dikira bakal langsung dibunuh apa?"
Bocah-bocah drama itu adalah Taki dan Ni-ki. Motif mereka melakukan mata-mata ini, karena mereka ingin membuktikan pada Yuma bahwa Nicholas selingkuh dari dia.
Konyol, biarkan saja mereka berteori.
"Emangnya kenapa sih kita harus banget jadi stalker gini? Lu gada kerjaan ya sampe ngajak gue?" ujar Ni-ki yang muak dengan segala aksi Taki yang suka mengajaknya menjadi mata-mata.
Masalahnya, kenapa harus selalu jadi mata-mata?
"Diam. Gue cuma mau nyelametin bestie sehidup semati gue dari abang-abang playboy kaya si Wang Wang itu!" jawab Taki dan Ni-ki hanya mencibir.
"Sok jadi pahlawan lo."
"Lah kan emang gue pahlawan." jawabnya bangga. Dan akhirnya Ni-ki menyeretnya turun ke lapangan karena ga lama lagi mereka ada satu lomba lagi.
______________
"Liat kakak ku nggak?"
"Oh jadi dari tadi lu gelisah kayak kebelet pipis gara-gara ini?" Taki akhirnya mengerti kenapa sejak awal mereka mengobrol Harua terlihat cemas dan celingak celinguk. Biasalah, adik manja.
"Iya.. Katanya dia luka, ya? Sekarang dia dimana?" tanya Harua lagi dan Taki mikir-mikir harus ngasih tau apa enggak.
Di satu sisi, Taki mau jaga rahasia dulu karena TEPAT di sebelah dia ada Yuma, Yuma deket banget sama Harua jadi otomatis kalo Harua pergi Yuma pasti ngikut, di sisi lain, Taki juga ga tega ngeliat anak kelinci satu ini nyariin kakaknya kayak anak ilang, tapi ya gitu..
Taki mau berpihak di sisi pertama, tapi dia juga sayang sama sisi kedua, sebaliknya dia mau mihak sisi kedua tapi tetep pilihannya ada di sisi pertama.
Otaknya milih sisi dua, hatinya milih sisi pertama, jadi dia harus ngikut otak atau hati? Kalo kata orang sih hati ya, tapi hati nya Taki mah banyak yapping nya kayak sekarang ini.
"Kenapa nyari aku?"
Dan karena Taki yang innocent malah memilih mendengar yappingnya hati kesayangannya, tiba-tiba orangnya udah disebelah.
Sekarang dia dan Yuma lagi menonton aksi uwu antara dua abang adek manja-manja ini, perkara luka di lutut serasa bakal pergi ke luar negri tanpa kabar. Gimana Taki ga julid, coba?
"Itu palanya kenapa, Yuma?" tanya Euijoo dan semua atensi langsung beralih ke arahnya.
Yuma yang bingung pun meraba kepalanya dan langsung menyadari bahwa pelipisnya ada luka kecil.
"Oh.. gapapa bang, mungkin efek gesekan doang karena tadi ikut tarik tambang tangannya di tepungin." jawabnya asal. Euijoo hanya mengangguk meskipun agak ga masuk logika karena lukanya di kepala, tersangka nya di tangan.
"Aduh meng, my honey bunny sweety pie kuhh! Kamu bebek aja??!" mulai deh Taki.
Yuma cuma senyum canggung dan ngasih jempol sebagai jawaban. "Bang Wiju, ada liat bang Nico nggak?"
Euijoo menggeleng, "Nggak ada. Mau ngapain nyariin dia?" tanya nya serius. Entah kenapa Yuma jadi deg-degan.
"Uhm.. anu.. ada yang mau aku omongin."
"Kalo ada yang mau di sampaikan, sampaikan ke aku aja, nanti aku yang ngomong ke Nico." duh mampus.
Yuma menggeleng, heran dikit sama nada Euijoo yang seakan ngelarang dia buat ketemu Nicholas. Lagipula Yuma pengen ngajak Nico jajan doang kenapa harus sampaikan ke Euijoo dulu?
Sekarang Yuma mulai curiga. Taki sadar, dia mulai senyum.
YOU ARE READING
'Nerd' || NICHOJOO
Teen Fiction"Setelah beberapa tahun netap di Korea, gue pindah ke Jepang dan ketemu sama anak culun yang katanya ketos tapi pendiem"
Classmeet
Start from the beginning
