"Whoaaah aku tidak tahu pasar malam di daerah Gimpo sebagus ini."
"Aku dengar akan ada festival kembang api. Kau harus melihatnya!"
"Baiklaah. Ayoo!" Chaeyeon menarik lengan Jaehyun untuk mengunjungi beberapa stand.
Tidak hanya menjual makanan, disini juga terdapat toko perhiasan, aksesoris dan merchandise lainnya.
"Aku mau beli pernak-pernik yang ada disana."
"As you wish!"
Sesampainya di kedai aksesoris barang antik, Chaeyeon mengambil sebuah jepit rambut berbentuk love, dan berdiri dihadapan kaca persegi panjang yang ukurannya hampir setubuhnya.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Bagaimana? Aku cantik tidak?"
"Cantik."
"Coba kau pakai ini!" Chaeyeon memberikan kacamata hitam pada Jaehyun, yang kemudian digunakan oleh si pemuda.
"So cool!" Dua ibu jari Chaeyeon berikan pada Jaehyun.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Ayo sini! Kita foto di kaca!"
Jaehyun mengangguk. Ia lantas berdiri didepan kaca tepat disamping Chaeyeon, kemudian merangkul bahu mungil gadis ini.
"Kau benar. Aku memang tampan."
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Sangking terlalu bahagianya, Jaehyun sampai tidak sadar bahwa Chaeyeon melihat lelaki itu secara bergantian kearah kaca sampai berulang kali, seperti memastikan sesuatu. Menatap pantulan tubuh Jaehyun dicermin sambil mengedip-ngedipkan mata.
"Chaey?"
"Hm?"
"Ayo ambil foto!"
"A-ah.. iya."
Gadis itu mengeluarkan ponsel, kemudian mengambil gambar mereka dari pantulan kaca dengan beberapa jepretan.
"Kau mau beli?"
"Y-ya."
"Aku juga. Tunggu sebentar ya, barangnya ku bayar dulu."
"Eung."
Jaehyun mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membeli barang yang mereka gunakan. Setelah itu, keduanya kembali berjalan menyusuri pasar malam ini.
"Lihat! Aku keren sekali, kan!" Lelaki itu masih menyanjung dirinya sendiri sambil sesekali menyugar rambutnya kebelakang.
"Benar. Kau seperti bintang."
"Kau sudah lapar ya?"
"Hng?"
"Sejak membeli jepit tadi, kau tiba-tiba menjadi diam. Ada apa?"
"Tidak-tidak, aku hanya.." Chaeyeon melirik kesana-kemari, berusaha mencari jawaban. "Aku hanya tidak suka kau terlalu tampan!"
"Kenapa memangnya?"
"Nanti kau kau keren begini, banyak yang menyukaimu!"
"Astaga! Jadi karena itu kau tiba-tiba berubah begini?" Jaehyun terkekeh, kemudian memegang erat pinggang Chaeyeon. "Kau tenang saja, aku kan tetap bersamamu."
"Aku juga bingung kenapa se-jatuh cinta ini padamu."
"Pasti karena aku tampan."
"Hahaha! Bisa jadi."
"Ayo makan di restoran seafood yang ada disana."
"Okaaay!"
=Bucket List=
Chaeyeon merebahkan diri diatas ranjang dengan tangan memeluk boneka pemberian Jaehyun. Menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan campur aduk.
Tanpa sadar, air mata sudah turun dari sudut netranya, menangis tanpa ekspresi seakan-akan ia hanya membiarkan perasaannya larut begitu saja.
Sejujurnya Chaeyeon kecewa, namun ia juga bingung apa yang harus disesali atas semua ini.
Bukan tanpa sebab hatinya terasa patah, pun jiwanya yang tiba-tiba berkecambuk dengan apa yang ia terjadi hari ini. Disaat ia senang akhirnya dalam waktu sehari Chaeyeon bisa melakukan 2 keinginannya sekaligus dalam satu waktu, dirinya justru merasa gundah.
Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa perasaannya justru tidak merasa senang, setelah pertemuan mereka tadi?
Chaeyeon bingung. Jiwanya terasa gelisah.
Bukan ini yang ia inginkan. Memang benar Chaeyeon mengharapkan semua itu terjadi, tapi tidak dengan cara seperti ini.
Bertemu dengan Jaehyun, dengan rasa asing yang menyelimuti.