Part Lima

12 4 0
                                        

"TKP sedang diselidiki. Tolong kerahkan pemadam kebakaran dan ambulance kesini. Sepertinya ada yang terluka—"

"Tidak perlu. Kami baik-baik saja," cegah Jaehyun, pada seorang polisi yang sedang bertugas disana.

"Tidak perlu ambulance, semua baik-baik saja. Aku akan segera melapor setelah keadaannya membaik."

Jaehyun mengangguk pelan sebagai ucapan terima kasih, karena polisi itu ingin mendengarkan ucapannya.

"Kau kenal dengan nona itu?"

"Iya. Dia.. teman kakakku."

"Sepertinya dia masih shock. Temani dia dan tolong infokan padaku kalau kau butuh sesuatu."

"Baik, Pak. Terima kasih banyak." Tubuhnya merunduk tanda hormat, kemudian berjalan mendekat pada Soojung yang sedang melamun dengan segelas cokelat hangat ditangannya.

Jaehyun duduk disamping Soojung, sambil terus mengamati perempuan itu yang mungkin masih terguncang atas apa yang telah terjadi sepuluh menit yang lalu.

"Kau masih terkejut ya?"

"Ah.. iya."

"Kenapa kau melamun? Cokelatnya sampai dingin karena kau tidak meminumnya."

Soojung menghela nafas. "Aku merindukan adikku."

"Adikmu?"

"Iya. Dia dimakamkan dirumah abu yang ada disana." Soojung menunjuk bangunan columbarium yang ada diseberang mereka. "Ahh aku sangat-sangat merindukannya."

Jaehyun menengadahkan kepala, agar air matanya tidak turun. Benar-benar kejadian yang sangat mengejutkan, mulai dari Jaehyun yang menyelamatkan kakaknya dari tabrakan maut, pertemuan tanpa sengaja dengan Kang Minah di taman bermain, sampai Soojung yang tidak mengenalinya.

Tidak dapat dipungkiri Jaehyun sangat merindukan kakakknya. Bagaimana perempuan ini selalu menyemangati kala kedua orang tua Jaehyun menuntut sesuatu. Selalu ada saat Jaehyun membutuhkan apapun itu, dan akan siap sedia menjadi tameng ketika sebuah pukulan dari ayah mereka hampir melayang ditubuh ataupun kepala Jaehyun.

Sekarang ia hanya terlihat seperti orang asing dihadapan kakaknya. Jaehyun bukanlah siapa-siapa dan dirinya tidak bisa mengaku bahwa ia adalah adik kandung Jung Soojung.

"Kak Soojung."

"Hng?"

"Apa kau begitu menyayanginya?"

"Bahkan kalau bisa, aku ingin menggantikan kematian adikku."

"Ayah dan Ibumu pasti tidak suka kau terus memikirkan adikmu."

"Aku tidak peduli. Dia hanya neraka untuk adikku." Soojung menghapus air matanya, menatap dalam netra Jaehyun dan tersenyum. "Kau sangat mirip dengan adikku."

"Benarkah? Bisa kau beritahu aku, bagian mana yang kau sebut mirip adikmu?"

"Suaramu, sikapmu yang hangat, dan berbagai hal yang ada pada dirimu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bucket ListWhere stories live. Discover now