Part Dua

17 5 0
                                        

"Hari itu kamu pergi kemana?"

"Kapan?"

"Kemarin dan hari-hari sebelumnya."

Jaehyun melipat bibir kedalam. Bingung akan berkata apa.

Jelas ia tidak tahu apa yang dilakukannya beberapa hari belakangan, karena baru hari ini dirinya kembali hidup setelah dua tahun menjadi grim reapper. Tidak mungkin kan Jaehyun mengatakan bahwa kesehariannya adalah menuntun arwah-arwah ketempat semestinya? Mengunjungi rumah sakit untuk mencabut ajal seseorang dan memantau apakah sudah saatnya Jaehyun mengambil beberapa nyawa agar terlepas dari raganya?

"Jaehyun?"

"Bagaimana bisa kau lupa kalau kita kemarin mengunjungi toko buku?" Netra Jaehyun berpendar, mencari barang yang bisa dijadikan objek.

Kebetulan sekali! Ada novel yang masih terbungkus rapih diatas nakas. Jaehyun jadi bisa beralasan dengan sangat mudah.

"Benar juga. Aku membelinya kemarin dan belum ku sentuh sama sekali." Chaeyeon melipat kedua tangan didepan dada. "Tapi kenapa aku tidak ingat kalau kemarin kau yang menemaniku ke toko buku?"

"Kau meragukanku ya?"

"Tidak-tidak. Hanya.. aku sedang berusaha mengingat."

"Padahal buku itu aku yang belikan karena kamu merengek seperti anak kecil."

Chaeyeon terkekeh. Ia menepuk-nepuk surai Jaehyun seperti sedang menjaga anak kecil. "Terima kasih ya karena kamu mau membelikan semua yang aku inginkan."

"Kau kan bayi kecilku."

Chaeyeon mendesis. Sambil menatap wajah Jaehyun, ia berkata dalam hati. "Kalau ini mimpi, aku harap aku tidak akan bangun selamanya."

"Hei!"

"Hng?"

Jaehyun mengerjapkan matanya berulang kali. "Kau bilang apa tadi?"

"Apa?"

"Yang tadi."

"Terima kasih karena mau membelikan semua yang aku inginkan?"

"Bukan."

"Apa sih Jae?  Kamu ini tidak jelas sekali. Aku tidak bicara apapun lagi selain mengatakan kata terima kasih."

Aneh. Jelas-jelas Chaeyeon tadi mengatakan hal lain.

Apakah ini suatu keajaiban? Jaehyun bisa mendengar suara hati Chaeyeon?

"Tidak. Bukan apa-apa."

"Omong-omong apa kau masih ingin disini?"

"Hm. Aku akan menemanimu sampai Tante pulang."

"Terima kasih."

Jaehyun mengangguk. Ia kemudian ikut naik keatas kasur dan bersandar disamping Chaeyeon.

"Apa yang membuatmu kesulitan?"

"Tidak ada. Semua hal akan menjadi mudah kalau kamu ada disini."

"Hmm aku jadi ragu. Apa kau benar-benar berteman denganku karena kau mencintai ku sebagai sahabatmu atau kau hanya memanfaatkanku."

Chaeyeon memiringkan tubuhnya, menghadap Jaehyun seutuhnya. "Tinggal lah disini."

"Ya?"

"Aku ingin kau bahagia. Kau tau? Tidak mudah menjalani semuanya sendirian. Baik itu kamu, ataupun aku."

"Kalau begitu kau harus menikah denganku."

Chaeyeon tertawa. "Lihatlah siapa yang sangat jatuh cinta padaku."

Bucket ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang