"Sepertinya kau datang untuk meminta bantuan lagi padaku."
"Kau tidak bilang bagaimana kondisi keluargaku saat ini! Aku juga baru tahu kalau mereka melihatku seperti orang lain."
"Bukankah aku sudah memperingatkan mu bahwa keluargamu tidak akan mengenalmu? Kau lupa, kalau seseorang yang sedang koma kau pinjam tubuhnya agar bisa hidup dan terlihat oleh banyak orang?"
Hayoung menghela nafas. "Kalau kau berpikiran semua ini adalah hal mudah, kau salah besar. Meminjam tubuh seseorang memiliki batas waktunya tersendiri."
"Kau seharusnya tahu kenapa aku hanya memberimu waktu dua belas hari untuk kau menuntaskan tugasmu."
"Jangan banyak bertingkah." Ujar Hayoung secata beruntun. Seakan tidak membiarkan Jaehyun untuk berbicara sama sekali.
"Bertingkah yang kau maksud itu adalah menyamatkan kakakku kan?"
"Aku tahu dia keluargamu. Tapi, Jae. Jangan bertindak sesuka hatimu lagi. Menyelamatkan Jung Soojung bukan tugasmu. Menyelamatkannya juga bukan keinginan dia."
"Kenapa kau bisa berkata demikian?"
"Kau tidak tahu dia ingin mati sejak lama? Sejak kepergianmu, Soojung selalu berpikiran ingin mati tapi dia tidak ingin mengakhiri hidupnya sama seperti dirimu!"
"Sekarang tolong fokus pada tujuanmu. Jangan ikut campur dengan kehidupan orang lain lagi."
"Memangnya apa yang akan terjadi kalau aku tidak menuntaskannya dalam dua belas hari?"
"Tubuhmu akan menghilang Jaehyun, karena pemilik tubuh yang saat ini kau gunakan akan hidup kembali. Dia akan sadar dari koma nya dan kau harus memilih ingin tetap hidup tapi Chaeyeon yang mati, atau Chaeyeon tetap hidup tapi kau yang mati untuk yang kedua kali."
Jaehyun mengusak rambutnya tanda dirinya sedang frustrasi. Didudukinya kursi reyot yang ada disana sambil menggigit kuku ibu jari, sedikit cemas.
"Apa kau bisa menun—"
"Tidak."
"Lalu kau akan apaaa?!" Hayoung berucap gemas. Bisa-bisanya lelaki itu langsung mengatakan penolakan yang padahal seharusnya Jaehyun berpikir dengan keras cara untuk mempercepat pergerakannya menuntaskan bucket list milik gadis yang dicintainya.
"Jangan sampai aku yang turun tangan mencabut nyawa gadismu."
"Kalau kau berani melakukannya, aku akan membunuh tubuh lelaki ini dengan tanganku sendiri."
"Jangan gila—"
"Aku tidak bercanda, Hayoung-ssi."
"Kau akan langsung masuk kedalam neraka kalau kau melakukannya!"
"Memangnya sejak awal, aku bisa memilih untuk masuk surga?"
Jaehyun beranjak, mendekat kearah Hayoung dan memegang dagu perempuan itu. "Sejak aku memilih untuk melawan dengan menyelamatkan nyawa Chaeyeon yang seharusnya sebentar lagi mati, aku tahu kalau Tuhan akan menghukumku. Jadi jangan kau pikir aku bodoh."
"Lepas!" Hayoung menarik tangan Jaehyun dengan kasar. Membenarkan kemeja hitamnya dan sedikit menghindar. "Berani-beraninya kau menggoda atasanmu."
"Maaf-maaf. Aku terbawa susana."
Decihan keluar dari bibir Hayoung. "Cepat pergi! Jangan menemuiku lagi kalau kau belum selesai dengan permasalahan di dunia manusia itu."
"Okay!"
"Dasar gila."
"Aku mendengarnya, Kak!" Kata Jaehyun, sambil berjalan menuju pintu keluar.
"Menyeramkan sekali. Iblis mana yang merasuki anak itu barusan?"
