Setelah benar-benar keluar dari rooftop, Jaehyun menghirup nafas panjang, dan menghembuskannya dengan tanpa beban.

Bisa-bisanya ia diberikan waktu untuk menggunakan tubuh ini hanya dua belas hari. Padahal banyak harus ia lakukan dengan Chaeyeon sampai lelaki itu benar-benar meninggalkan gadisnya.

"Kau lagi!"

"Ah Kang Minah!" Tanpa aba-aba, Jaehyun memeluk tubuh Minah yang barusan menyapanya.

"A-ada apa ini?"

"Terimakasih ya karena kemarin bertemu denganku di taman bermain."

"Memangnya kenapa?"

"Karena kau, kakakku tidak jadi mati."

"Apa?! Jadi perempuan yang ku tunggu di Rumah sakit sampai pegal itu tidak jadi meninggal?"

Lelaki itu melepaskan pelukan dan memegang kedua bahu Minah. "Tolong kalau daftar nama itu ada lagi, beri tahu aku!"

"Jung Soojung?"

"Hm! Dia kakak kandungku. Pastikan dia baik-baik saja ya."

"A-aku tidak bisa janji!"

"Kalau begitu aku pulang dulu."

"Hati-hati, Jaehyun."

"Iyaa!"

=Bucket List=

"Aku tadi tidak melihatmu disekitar kampus?"

"Itu.. ada sesuatu, jadi aku pulang kerumah dulu."

"Kau sudah makan?"

"Belum. Kita kan akan makan malam dan membeli boneka. Kau lupa?"

"Benar juga!"

Jaehyun memasangkan sabuk pengaman milik Chaeyeon. Saat parfum gadis ini tercium inderanya, Jaehyun tersenyum menggoda. "Kau sampai mandi parfum untuk pertemuan hari ini ya?"

"T-tidak! Aku memang senang memakai parfum!"

"Baiklah-baiklah, aku hanya senang menggodamu."

"Omong-omong, Jae."

"Hm?"

"Katanya tadi kau ribut dengan ayahmu?"

"Ah itu.. hanya masalah kecil."

"Kenapa?"

"Bukan apa-apa Chaey."

"Dia pasti mengancam mu lagi."

"Chaeyeon.."

"Hm?"

"Kalau aku mati, menurutmu selain kau dan kakakku, apakah ada orang lain yang akan menangisiku?"

"Tentu saja!"

"Siapa?"

"Ayahmu."

"Kenapa kau berpikir demikian?"

Bucket ListМесто, где живут истории. Откройте их для себя