°Happy Reading°
“Hidup itu cuma punya dua sisi. Kamu bertahan, atau kamu ditahan.”
•~•~•
•
•
•
•~•~•
Kaki Geon menapak di depan rumah besar itu. Memencet bel dengan jarinya yang gemetar. Seandainya Jenantio Elijah tau bahwa dirinya bagian dari orang-orang yang menculik Yumni, jangan kan masuk penjara, ada kemungkinan Geon masuk ke liang lahat.
Namun, ini permintaan Yumni, setidaknya Geon berusaha agar dirinya tidak benar-benar terbawa arus kejahatan Angsara dan Eldion. Geon tidak ingin terlibat, dia hanya ingin hidup damai setelah ini dan menikmati masa SMA nya layaknya anak biasa.
Tidak lebih dari lima menit, pintu rumah itu dibuka. Kini dirinya berhadapan dengan Jenantio Elijah. Tapi, sial, Geon semakin tidak percaya diri.
"A, anu. Y, Yum..."
"Paket atas nama saya kan?" Jenan berucap lebih dulu, mengambil paket itu cepat. Dan menarik kerah leher Geon, mendekatkan telinga Geon ke wajahnya.
"Pergi." bisik Jenan pada Geon. Laki-laki itu melirik ke sekeliling nya dari belakang tubuh Geon. Dua orang laki-laki berpakaian security terlihat berdiri di depan gerbang rumahnya memandangi ke arah mereka berdua. Jenan ingat, security rumahnya tidak bertampang macam preman seperti itu.
Lalu, sial. Sejak kapan orang-orang suruhan Noel masuk ke kediaman nya? Satu tukang kebun, dua security, Jenan tidak tau ada siapa lagi.
"K, k..."
"Diam, dengarkan saya..."
Geon mengangguk.
"Pergi dari sini. Mobil sedan warna hitam sudah menunggu kamu di ujung jalan sana..sebelum masuk buang ponsel dan semua barang-barang mu."
Geon spontan melirik Jenan. Membuang? Ponsel yang bahkan tagihannya belum lunas ini? Hendak berkomentar, tapi tatapan Jenan membuatnya ngeri. Jadi, Geon memilih mengikuti perintah Jenan.
_
"Kacau, rumah kamu." ucap Stella berdecih saat Jenan berjalan kembali menghampiri mereka membuat Detrian menyikut lengan nya hingga gadis itu meringis kesakitan sembari memandang Detrian dengan tatapan tak senang.
"Sorry, sorry." Ucap Detrian bergidik ngeri.
"Jadi sekarang gimana?" tanya Detrian kini pada Jenan yang sudah berada di dekat mereka. Laki-laki tampak berpikir sejenak, lalu memandang pada Stella.
"Ada berapa orang?" tanya Jenan membuat bibir Stella tertarik.
"Bisa apa kamu tanpa saya?"
"Stella."
"Kalau kamu gak bisa nemuin Yumni, janji ke saya, Yumni buat Detrian."
"Stella, stop it." ucap Detrian mulai jengah dengan kakak perempuan nya ini. Baik lah, Detrian memang pernah menyukai Yumni, tapi itu hanya suka sekilas melihat tampang anggun nya. Lagipula, Detrian juga bukan orang gila yang merebut istri orang dengan perjanjian.
Mendengar ucapan Stella, Jenan kembali memijat pangkal hidungnya. Sial, mengapa rasanya kesal sekali?
"Saya gak bisa." ucap Jenan membuat Stella menjauhkan laptopnya dari dirinya. Kalau tidak bisa ya sudah, mau bagaimana lagi? Stella juga tidak ingin Yumni bersama laki-laki yang tidak bisa melindunginya, tapi juga tidak bisa merelakannya bersama orang yang lebih baik.
YOU ARE READING
CHAOTIC! | JAY ENHYPEN |
FanfictionYumni Nininggar, anak pungut keluarga presiden, hidup dalam bayang-bayang statusnya. Ia dijodohkan dengan Jenantio Elijah, pria kaya yang menawarkan bantuan politik bagi keluarganya. Namun, pernikahan ini bukan sekadar transaksi-ada sesuatu yang leb...
