LDR 4

32.3K 1.9K 66
                                    

10 bulan berlalu, semua kini terasa biasa untuk Kimi. Bulan lalu Gama sempat pulang dan mereka bertemu. Kali ini berjalan lagi seperti biasanya, sibuk dengan segala kesibukan masing-masing. Kimi tak lagi uring-uringan, sesuai nasihat Abra dia mengikuti segala macam kegiatan di luar kuliah bersama teman-temannya.

Seperti saat ini, akan ada acara di kampusnya. Malam berbagi dimana Kimi menjadi bagian dari panitia penyelenggaraan.

"Mau kubantu?"

"Ah ya, makasih Emo," kata Kimi dengan memberikan tumpukan buku pada Emo sang ketua panitia.

"Setelah acara ini selesai kamu ada acara nggak?"

"Nggak ada sih, mau pulang aja terus guling-guling di kasur," jawab Kimi lalu nyengir.

"Ikut aku yuk."

Mata Kimi membelalak lebar, tapi hal itu langsung berganti senyuman.

"Boleh, kemana?"

"Makan aja sih, nggak berfikir aku bakal ngajak lihat bintang kan?"

Kimi reflek memukul lengan Emo, rasanya malu juga udah ngerasa kegeeran diajak cowok popular di kampus.

"Lihat bintang boleh juga, so sweet."

Tangan Emo terulur mengusap-usap kepala Kimi, tapi itu tak berlangsung lama karena ada deheman dari arah belakang. Mereka menoleh ke belakang bersamaan dan melihat Abra yang menaikkan sebelah alisnya.

"Idih ngagetin aja, kirain siapa."

"Udah selesai belum?" tanya Abra tak memperdulikan kehadiran Emo di sebelah Kimi.

"Bentar lagi, tapi aku mau pergi."

"Kemana?"

"Makan aja sih."

"Sama siapa?"

"Mmmm..." diliriknya Emo dan Abra lamgsung mengerti jawabannya.

"Sorry ya Mo, bukannya mau merusak acara kalian tapi aku dah dititipin Mamanya Kimi mesti langsung pulang. Mungkin lain kali kalian bisa pergi."

"Abra, kok gitu. Biar aku bilang mama deh. Aku cuma mau makan kok."

"Udah nggak apa kok Kimi, jangan ngebantah mama. Besok aja kita makan siang gimana?"

"Ok deh, sorry ya?"

Kedipan sebelah mata Emo menjadi jawaban bahwa semua baik-baik saja.

Di dlaam mobil Kimi terus bicara perotes karena Abra sudah merusak acara janjiannya dengan Emo berkali-kali, nggak cuma sekali ini. Tapi Abra cuma diem menulikan telinganya.

"Cek ponselmu!" perintah Abra.

"Memang ada apa?"

"Nggak ada apa-apa di ponselku," sambung Kimi bingung.

"Wallpapermu ganti? Sejak kapan?" tanya Abra kaget saat melirik wallpaper Kimi bukan lagi foto Kimi dengan Gava tapi ganti wallpaper warna pastel.

"Udah lama, manis kan wallpaperku sekarang?"

"Kenapa diganti?"

"Ya nggak apa, pengen aja."

"Bukan karena Emo?"

"ih Abra apaan sih, bawa-bawa Emo segala."

"Aku nggak mau kamu dibilang selingkuh."

"Aku nggak selingkuh, orang cuma temenan," ucap Kimi memangunkan bibirnya.

"Katamu aku harus mencari kesibukan bukan cuma mikirin Gava, gimana sih?"

"Ya bukan berarti kamu main api."

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang