ding! (when we're finally together)

Magsimula sa umpisa
                                        

"Dan gue emang udah pengen nonton itu dari lama, cuman gak sempat aja," Cassie menambahkan.

"Silahkan, Mbak, Mas." Suara pelayan tersebut membuat mereka tersadar bahwa kini sudah giliran mereka untuk memesan tiket.

Saat film berakhir, North yakin ia harus menontonnya lagi karena ia tidak bisa fokus dengan Yelena dan ... siapa pun nama karakter yang berada di film tersebut. Pikirannya fokus dengan Cassie yang menonton dengan serius di sampingnya, tangannya sesekali meraih popcorn yang diletakkan di antara mereka.

Hanya butuh satu percakapan, satu momen yang pas, dan satu keberanian untuk mengetahui nama satu sama lain untuk membuat mindset North berubah.

North tidak pernah berpacaran sebelumnya karena ia tidak ingin jatuh cinta saja. Satu alasan yang ia perlukan untuk menolak semua gadis di SMA dan di kampusnya yang harus mengumpulkan keberanian untuk mengajaknya kencan.

"Cas."

"Iya?"

North tahu Cassie menoleh, gadis itu selalu menoleh pada lawan bicaranya, selalu menatap lawan bicaranya, seolah-olah mengatakan bahwa ia mendengar dan ia bisa mendengar apa pun.

"Menurut lo ... mantan itu bagaimana?"

Cassie tidak langsung menjawab. North menoleh, prediksinya benar, Cassie tertegun. Bukan hal yang mengejutkan, lagi pula siapa yang bertanya pasal perspektif tentang mantan di kencan pertama?

"North, that was ... surprisingly good question, gue bahkan gak pernah berpikir tentang itu sebelumnya," Cassie mengakui.

"Lo gak punya mantan?"

Cassie menggeleng. "You know, my mother was ... very strict about dating. Gue dilarang pacaran sampai selesai kuliah. Fortunately, after I graduated from university, gue langsung keterima di pekerjaan gue sekarang dan ... gue kayak ngelewatin semua kesenangan yang harusnya gue punya," Cassie tertawa sembari menjelaskan.

"You were an obedient child," North memuji, seraya mengangguk-angguk.

Cassie lagi-lagi tertawa. Ia kemudian menghela napas. "Menurut gue ... mantan ya mantan. Simple. Mantan itu orang yang pernah lo pacarin cuman waktunya udah usai aja."

Setelah mengetahui hal tersebut, North memilih untuk tidak bertanya-tanya lagi tentang hal tersebut. Ia memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan mengunjungi food court kesukaan Cassie, kemudian food court favorit North, toko kesukaan Cassie, don toko kegemaran North, begitu saja, lalu waktu tidak terasa, seakan-akan dunia milik mereka berdua.

"Gosh, it's eight already. Gue harus review video di jam sepuluh biar keburu pas Senin." Cassie tersenyum masam.

North mengangguk. "Dan gue juga butuh istirahat sebelum harus kerjain desain bangunan orang habis-habisan besok," balasnya.

Keduanya tertawa.

"Gue selalu nolak ajakan buat kencan karena gue berpikir gue bakalan nyesal nantinya, dengan banyaknya waktu yang gue buang."

Cassie mengangguk. Ia mengerti. "Hey, I got a restless job too, remember. Gue ngerti, North. I really do."

Beberapa orang berlalu-lalang di sekitar mereka. Beberapa keluarga besar, beberapa pasangan, beberapa teman, namun tidak ada di antaranya mereka yang terasa penting. Karena saat ini, saat mereka bersama, hanya ada Cassie dan North, waktu pun terasa hilang sejenak di antara mereka.

ding! (your changes are here)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon