✨ Special Edition and Your Ai couldn't copy✨
Hari H pernikahan Mia telah tiba. Ramira menghadiri acara pernikahannya dengan mengenakan gaun putih yang memukau para undangan tamu itu.
"Selamat, Mia!" kata Ramira saat dia menyalami Mia. Begitu juga dengan Dikta yang hanya terkekeh saja saat dia mendengar Mia mengucapkan,
"Thanks you so much, Ra! Arghh, gak nyangka gue udah nikah. Lo juga jangan lupa, jangan nunggu kolot dulu," kata Mia.
Ramira tertawa saja. Gadis itu pun kemudian pergi untuk duduk menyaksikan pengantin baru sambil menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.
"Dah lama gak ketemu ya, Ra."
"Busett, Lo gak ngasih kabar ke gue!"
Itu adalah Kanaya dan Arefa. Mereka datang bersama suaminya masing-masing. Yang tak lain adalah Steven dan Liam.
"Cantik banget lo, Ra!" kata Steven yang langsung dicubit pipinya oleh Kanaya.
Ketiga gadis itu pun saling bercengkerama dan menceritakan kehidupannya. Sesekali mereka tertawa dan menggoda Ramira untuk cepat-cepat menikah dengan Azer.
"Bisa aja," ucap Ramira yang pasrah karena sudah sekian kalinya ditanyai tentang 'kapan nikah' itu.
Tak lama kemudian, Ghea bersama Asa dan Ruka pun datang. Mereka bergabung dengan ketiga gadis itu. Maka jadilah mereka berkumpul ria dengan gelak tawa yang membuat suasana menjadi meriah. Dari kejauhan Mia menatap kerumunan gadis itu. Ingin rasanya dia bergabung, tetapi ini adalah momennya. Jadi, dia hanya bisa tersenyum dan memeluk erat Dikta—yang juga membalas pelukannya.
"Ini dia momen yang ditunggu-tunggu!" ucap mc pembawa acara. Tiba saatnya untuk pelemparan bunga.
Ramira tak ikut serta. Jadi, dia duduk sendiri di kursinya. Dan memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan kerumunan. Waktu di ponselnya menunjukkan pukul lima sore. Tadi pagi, mama dan bunda Eni sempat datang kemari bersama Renzo dan Sasha yang semakin dekat saja.
Ramira memutuskan untuk mencari angin sebentar. Untungnya lokasi pernikahan tak jauh dari pantai. Cukup dekat. Hanya dengan berjalan kaki sekitar lima menit. Gadis itu pun melangkah pergi.
Angin sore ini bertiup sepoi-sepoi. Langit yang berwarna jingga kemerahan dan ombak yang berdebur tenang membuat sensasi sunset sore itu begitu menawan. Juga menenteramkan jiwanya.
Ramira tersenyum. Mengingat dirinya yang tak lama lagi akan sama seperti teman-temannya yang lain. Menikah. Tapi.., sayangnya Azer tak ada di sini.
Tiba-tiba kedua telapak tangan menutup erat sepasang matanya. Ramira terkejut. Telapak tangan itu begitu hangat. Seketika dia tersadar.
"Kangen ya?" ucap suara yang sangat dikenalinya itu. Suara yang menenangkan dan yang dirindukannya selalu.
"Azer.., ini kamu kan?" ucap gadis itu lirih.
Azer menurunkan kedua tangannya. Lalu gadis itu pun membalikkan badannya dan menatap cowok itu tak percaya. Ramira menyentuh pipi Azer yang pucat karena kulitnya yang putih. Cowok itu tampak lebih berbeda dari sebelumnya. Kumisnya yang sedikit tebal, bulu matanya yang tebal dan tajam. Kedua matanya yang memancarkan aura tegas dan lembut, yang dulunya selalu Ramira hindari. Kini, semua telah berubah.
"Aku kangen sama kamu, Zer..," ucap Ramira.
"Gue juga, Ra..," kata Azer.
Ramira tertawa kecil. Air matanya menetes. "Aku.., aku gak percaya ini. Aku gak..,"
Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia yang dulunya tak pernah mengharapkan cowok ini untuk masuk ke dalam hidupnya justru menjadi orang yang paling dia sayangi.
Azer mengusap air matanya.
"Gue janji, gue bakal nikahin lo, Ra."
Ramira mengangguk. "Tapi..,"
"Tapi apa? Mau sekarang juga?" kata Azer.
"Nggak ihh! Tunggu aku sampe selesai wisuda," kata Ramira. "Tapi aku siap kok kalau kamu mau," sambungnya lagi.
Azer tersenyum. "Licik," ucapnya sambil mencubit pipi Ramira.
Ramira mengomel.
"Ra, mulai detik ini..," kata Azer sembari berlutut di depan Ramira. Gadis itu terkejut. Azer mengeluarkan sebuah kotak merah berbentuk hati dan membuka kotak tersebut. Sebuah cincin Ruby yang berkilauan tertimpa cahaya senja.
"Aku mau kamu jadi istri aku, Ra," ucap Azer dengan lembut sambil memasangkan cincin itu ke jari manis gadis itu. Ramira menatap Azer dengan mata yang berkaca-kaca.
"YA INI DIA HADIRIN! PASANGAN YANG AKAN MENYUSUL TAHUN DEPAN!" seru mc dari kejauhan. Ramira dan Azer terkejut saat menatap dari kejauhan, para hadirin sejak tadi menyaksikan mereka berdua.
Ah, pasti ini idenya Mia.
"AYOOO CLOSING! HADIRIN MANA SUARANYA?!" ucap cewek yang punya acara itu.
Seruan untuk Ramira dan Azer pun menggema. Kedua orang itu mengerti dengan maksud ucapan Mia. Azer menatap Ramira. Cowok itu mendekatkan wajahnya. Ramira langsung menutup wajah Azer dengan tangannya.
"Belum sah," ucap Ramira tersipu malu.
Azer mengerti. Dia langsung mengangkat tubuh gadis itu. Membuat hadirin bersorak kegirangan.
Di bawah langit senja, sepasang kekasih itu telah membulatkan tekadnya untuk merajut kisah bersama di kemudian hari. Terkadang, sekelam apapun kisah yang kita alami di masa lalu belum tentu akan terjadi kembali di hari ini dan kemudian hari. Mari terus berjuang. Nikmati hidupmu dan berbahagialah :)
ARIGATOU
YOU ARE READING
Kelamuri (END)
Teen FictionBrokenhome Sejak kecil, Azer dihadapkan oleh kenyataan yang pahit dengan keluarganya yang telah lama rapuh. Sakit hati melihat ayahnya membuat Azer trauma untuk menjalin hubungan dengan siapa pun selain untuk bunda nya. Di sisi lain, Ramira, seo...
