Happy Reading❤️
***
Mika mengaduk minumannya sembari mengedarkan pandangan melihat sekeliling restoran hotel yang menjadi lokasi pertemuan yang di tentukan oleh Liam. Pria itu belum datang karena masih ada rapat penting yang tidak bisa ditinggalkan, tadi Liam memintanya untuk menunggu di Apartemen pria itu yang tidak jauh dari hotel ini tetapi Mika dengan tegas menolak.
Mereka janjian ketemu jam makan siang yang berarti dirinya sudah hampir satu jam menunggu di sini dan Pria itu belum menampakkan batang hidungnya. Ingin rasanya pulang menemani Noah dirumah mumpung sedang libur begini tetapi Liam memintanya menunggu setengah mengancam.
"maaf aku terlambat" Suara berat yang samar ada tarikan napas panjang seolah pria itu lega dan habis berlari. "kamu sudah memesan makanan kan?" Liam muncul dengan ekspresi yang kelihatan lega dan penampilan yang selalu sempurna. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga ke siku dan jas hitam tersampir di lengan kiri, rambut coklat nya di sisir rapi ke belakang makin menunjukkan wajah tegas dan rupawan Liam. Seingat Mika dulu badan Liam tidak sebesar ini tetapi sekarang wajah pria itu makin dewasa dengan rahang yang tegas dan badan semakin tegap.
Mika berdehem sebelum menjawab "belum" lalu mengalihkan pandangannya saat Liam menarik kursi dan ditempatkan tepat di sampingnya. Liam duduk di kursi itu entah sengaja atau tidak tangannya menyenggol tangan Mika membuat wanita itu seperti tersengat listrik. Mika merasa jantungnya berdegup kencang dan gejolak tidak asing di bagian perutnya. Selalu begini jika berdekatan dengan Liam. Mika dapat mencium wangi khas Liam yang tidak pernah berubah, aroma mint yang selalu membuat Mika merasa nyaman.
"kenapa?" Liam menoleh sekilas lalu mengangkat tangannya memanggil pelayan "mau pesan apa?" membuka buku menu dan fokus dengan daftar menu di tangannya. Saat tidak mendapat jawaban pria itu menoleh ke samping dan menatap Mika dengan kening berkerut.
Mika berdehem "samakan saja dengan pesananmu" jawabnya akhirnya. Lalu mengalihkan pandangan lagi saat melihat tatapan Liam yang seakan menelannya.
Kemudian Liam fokus memesan makanan dan tiba-tiba menarik tangan Mika yang berada diatas meja setelah pelayan pergi dan mencatat pesanan mereka. Membuat Mika tersentak kaget mencoba melepaskan tangannya dari genggaman hangat pria itu tetapi tidak bisa.
Liam seolah tidak tau bahwa Mika tidak nyaman dengan sentuhannya, ia mengusap lembut tangan Mika "maaf, aku tidak bermaksud membuatmu menunggu lama. Ada rapat dadakan yang tidak bisa aku tinggalkan atau di undur" ucap pria itu lembut dengan tatapan tidak lepas dari wajah Mika yang berada di sampingnya.
"tidak apa-apa" Jawab Mika gugup sembari berusaha melepaskan tangannya.
"kamu pasti bosan sekali, aku sudah berusaha agar rapatnya cepat selesai" Lanjut Liam lagi lalu membawa tangan Mika ke atas pangkuannya.
"tidak apa-apa" Mika menjawab hal yang sama, ia bingung dan tidak tau harus merespons seperti apa rasa bersalah berlebihan pria itu.
"padahal aku memintamu menunggu di apartemen, kamu bisa tiduran atau menonton jika bosan menungguku" Liam menyatukan jemari mereka dengan tatapan tidak lepas dari Mika yang berusaha melihat ke mana pun asal bukan wajah Liam yang sangat dekat dengannya.
"sekarang kamu sudah di sini jadi tidak apa-apa" Mika menarik cepat tangannya saat merasakan kehangatan bibir pria itu menyentuh punggung tangannya. Ia membelalak menatap Liam tidak suka atas tindakan lancang itu.
Liam terkekeh pelan "jangan menatapku begitu"
"kamu mencium tanganku!" bentaknya marah, Mika merasakan wajahnya memanas dan matanya berembun. Ia tidak suka tindakan lancang pria itu tetapi lebih tidak suka lagi dengan efek yang terjadi ke tubuhnya.
"aku bahkan sudah pernah mencium yang berada di antara pahamu" Jawab Liam cuek dengan senyuman miring membuat Mika makin meradang dan memerah malu.
"kenapa kamu mengajak ketemu?" Mika mengalihkan pembicaraan, ia tidak mau membahas kegiatan intim mereka di masa lalu yang menghadirkan Noah.
"aku merindukanmu" suara dan tatapan pria itu melembut. Liam juga mengelus pinggang Mika lembut membuat wanita tersentak kaget. Setiap tindakan Liam selalu membuat Mika waspada.
"aku tidak" Mika menarik tangan Liam dari pingangnya.
"kamu bohong" Liam kembali membawa tangan kiri Mika ke pangkuannya, mengelusnya lembut membuat wanita itu merasakan geli menjalar ke bawah perutnya.
Saat Mika akan membuka mulut untuk membalas ucapan pria itu tiba-tiba pelayan muncul dan menghidangkan pesanan mereka.
"makan lah dulu kamu pasti lapar"
Mika ingin segera menyelesaikan pembicaraan ini dan pulang "aku tidak..."
"Mika please.. aku lapar banget, belum makan dari pagi dan kamu pun harus makan. Nanti kita lanjut bicara lagi" Entah kenapa suara lembut pria itu membuat Mika terdiam dan mencoba untuk menyantap hidangan di depannya.
walaupun sebenarnya Mika tidak ingin makan ia ingin pulang dan menemani Noah bermain. Tapi mendengarkan permohonan pria itu membuatnya lemah dan tentu saja dirinya tidak bisa menolak jika Liam sudah mengeluarkan kemampuannya. Tentu saja pria itu tau bagaimana cara mengatasi Mika, sangat mudah bagi Liam.
beberapa menit mereka berdua fokus dengan makanannya tidak ada yang membuka obrolan. Hanya sesekali Liam menyendokkan menu di piring Mika untuk di coba lalu menyuapkan sesendok menu di piringnya kepada Mika. Hal seperti ini sering terjadi dulu saat mereka masih menjalin hubungan tanpa status. Saat Mika menerima suapannya Liam tersenyum lembut lalu mengelus puncak kepala Mika membuat kenangan lama muncul lagi di ingatan yang sebenarnya masih berusaha untuk dilupakan oleh nya.
"kenapa nomorku diblokir" suara Liam membuyarkan lamunannya. Ia melihat piring pria itu ternyata makanannya sudah habis, sepertinya Liam benar-benar kelaparan.
Mika berdehem "ponselku hilang dan aku ganti nomor" ia menjawab asal saja.
"aku mengirimi pesan melalui email" Lanjut Liam lagi.
"aku lupa passwordnya"
Liam terkekeh tetapi matanya menunjukkan kemarahan "baiklah anggap saja aku percaya"
Mika tidak menjawab, wanita itu mencoba menelan makanannya yang terasa seperti batu mencekik tenggorokannya. Ia bahkan menelan dengan bantuan minum, di bawah tatapan mengintimidasi Liam ia makin tidak nyaman menghabiskan makanan itu.
"kamu tidak merahasiakan sesuatu dariku kan?
Mika tersedak lalu batuk, Liam dengan cepat memberikan minum dan menepuk pelan punggung wanita itu. "pelan-pelan, kalo kamu sudah kenyang jangan dipaksa" Saat batuk Mika mereda tepukan Liam di punggungnya berubah menjadi usapan lembut yang perlahan menjalar ke pinggang. Sentuhan pria itu selalu menimbulkan sengatan di bagian tubuhnya membuatnya mendamba dan merindukan kedekatan mereka dulu.
Mika tersentak kaget dan menoleh dengan cepat saat merasakan hangat hembusan napas Liam mengenai wajahnya. "kamu makin seksi" suara serak pria itu menyambutnya lalu kecupan lembut di bibir membuatnya makin lupa diri. Mika bahkan mendengar suara desahannya sendiri.
***
TBC
13 agustus 2025
YOU ARE READING
Like An Idiot
Romance21+ Mika Agatha jatuh cinta pada Liam Clement sejak SMA-cinta pertama yang terlalu manis untuk dilepas, dan terlalu pahit untuk diselamatkan. Ia tahu laki-laki itu buruk. Ia tahu Liam tidak pernah serius pada siapa pun. Namun setiap kali Liam menata...
