Ch 7

15.9K 1.3K 45
                                    

Setelah baca? Beri vote dan komentar ya~

.

.

Ervin duduk dengan raut wajah yang gelisah dan kakinya yang tak henti-hentinya mengetuk-ngetukkan sol sepatunya. Membuat sahabat kentalnya –Hakam mengernyit heran sekaligus kesal. Apalagi saat Ervin sudah mulai melirik layar ponselnya berkali-kali seraya menengok kebelakang. Dia seperti menunggu seseorang –seru Hakam dalam hatinya. Dan ia langsung tahu siapa orang itu.

"Vin, gue capek liatin lo yang gelisah itu."

Ervin yang untuk kesekian kalinya sedang melihat layar ponselnya, kini mendongak dan memandang balik ke arah Hakam. "Apaan? Gue kagak sedang gelisah."

"Pake berdalih lagi. Haduh... biar gue tebak, lo lagi nungguin Prince lo kan? Satria baja hitam?"

"Satria baja hitam?" salah satu pemuda diantara Ervin dan Hakam yang sedari tadi terdiam karena sibuk mengganyang mie rebus, tiba-tiba bersuara dengan mulut masih terisi penuh dengan mie nya.

Hakam terkekeh, "Iya Ben. Satria baja hitam. Tapi yang ini spesial –Aduh! Sakit Vin!"

Ervin mendesis jengkel, lalu ia mendekat ke cuping telinga Hakam dan membisikkan sesuatu, "Lo kalo ngomong dijaga ya, ada Beni, tau!"

"Gue tahu!" lalu Hakam nyengir, "Dia juga udah tahu kalo lo pernah punya pacar cowo bernama Revan."

"APA?!" kedua mata Ervin yang bulat kini melebar penuh setelah mendengar ucapan polos dari Hakam.

Hakam tertawa setelah melihat ekspresi Ervin yang menurutnya sangat lucu itu. Sementara Beni yang sebenarnya sedari tadi mendengar obrolan mereka, ikutan terkekeh.

"Apaan nih, Kam? Kok gue kayaknya ketinggalan?" ucap Beni dengan ujung matanya.

"Payah lo Ben. Si Ervin lagi deket sama senior yang bernama Satria."

"Satria Mahardika? Well, dia senior paling keren di kampus ini. Akhirnya ada juga cowok selain Revan yang bisa deketin orang sejutek Ervin."

Ervin mendengus kesal. Ia ambil minuman teh botolnya dan menenggaknya brutal dengan langsung ia letakkan kembali ke meja dengan cara kasar, "Kok lo tahu hubungan gue sama Revan? Hakam yang ngasih tahu ke lo Ben?"

Ervin kesal, pasalnya Hakam bilang ia akan menjaga rahasia ini secara rapat mengenai hubungannya dengan Revan dulu, tapi ternyata? DASAR PENIPU!

"Lo kayak gak tahu Hakam aja. Dia tuh kalo udah sama gue sohiban banget –tapi tenang Vin, gue mampu jaga rahasia kok."

Hakam terkekeh, lalu ia rangkul pundak sahabatnya yang sedang kesal itu dengan lengan panjangnya, "Udahlah Vin. Toh, Beni temen kita juga. Iya gak Ben?"

"Yoa bro!"

Ervin tak menanggapi, ia kembali melihat ponselnya, biasanya sejak ia bangun, seniornya sudah mengiriminya banyak pesan lewat LINE ataupun SMS. Tapi sampai sekarang, Ervin tak menerima satu pesan pun dari Satria. Membuatnya sedikit khawatir dan bingung.

"Vin, lo kesini pasti sedang nungguin kak Satria."

Ervin berdecak sebal. Ia menyingkirkan lengan Hakam yang bertengger manis di bahunya, membuat Hakam mendengus kesal.

"Kenapa dengan Kak Satria? Gak hubungin elo? Apa dia udah bosen sama lo?"

"Hakam!" seru Ervin kesal secara otomatis saat mendengar sindiran yang langsung mengenai hatinya.

"Gue tersinggung lhoh Vin. Udah lama kita gak nongkrong bareng kayak gini, tiba-tiba lo dateng ke fakultas gue. Nyatanya, sahabat gue niatnya lain. Bukan ketemu gue, melainkan nungguin gebetannya."

Reset [BoyxBoy] -COMPLETED√-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang