PROLOG

72 13 0
                                        

Vote, komen dan follow profil & Instagram, link ada di profil. Jangan lupa follow IG aku juga, namanya @flowphesa_26. Disana aku pasti bakalan kasih spoiler bab selanjutnya.

Happy reading

________

000; PROLOG

🐾

Noura menghembuskan nafasnya kesal, tangann terus menekan-nekan iPad miliknya yang menampilkan sebuah Film, orang-orang mengatakan Film ini wajib ditonton di tahun ini dan banyak yang menyukainya.

"Katanya seru, alur film klise begini kenapa bisa rame?" decak Noura kesal.

Film ini menceritakan seseorang yang kembali ke masa lalu, si tokoh utama perempuan berencana mengubah alur hidupnya agar lebih baik. Dibumbui romance dan komedi membuat film ini banyak peminatnya, namun bagi Noura ini terlalu biasa.

"Yang pada nonton gak pernah baca novel kali ya? Di novel kayak gini mah udah biasa, mana alurnya mudah ketebak, plot twist dari mana sih anjir,"

Noura meletakkan iPad-nya di kasur dengan kasar, "Gue butuh film yang cocok di waktu liburan gini, misalnya genre action-comedy, gue gak cocok sama genre romance njir,"

Noura menengok kesamping begitu kucing kesayangannya yang bernama Zero mengeong, "Kenapa sayang?" tanya Noura seraya menggendong Zero.

Ia mencium gemas kucingnya tersebut, hanya Zero-lah yang bisa membuat mood Noura membaik, "Kita jalan-jalan yuk? Sekalian Mammy mau beli bahan makanan kita," ajak Noura.

Noura berjalan mengambil kunci mobil serta stroller milik Zero, setelah siap barulah mereka pergi keluar.

Di mobil, sebelah tangannya sibuk menyetir sementara tangan yang lain sibuk mengelus Zero yang sedang manja-manjanya, "Ini kenapa macet gini sih? Padahal bukan hari libur,"

Noura mencoba untuk bersabar menunggu, namun ternyata dari arah depan mobil terdapat sebuah motor yang melaju cepat dari batas kecepatan.

Entah sedang mabuk atau apa, pengendara motor itu nampak ugal-ugalan. Roda kendaraannya bergerak liar, seolah kehilangan arah dan logika. Awalnya Noura abai karena mereka berbeda jalur, dan ia pikir kekacauan itu akan berlalu, akan tetapi motor tersebut semakin tidak terkendali.

Dalam hitungan detik yang terasa melambat, suara gesekan besi menghantam pembatas jalan, memekik tajam sebelum tubuh motor terpental dan menimpa kap mobil Noura yang tengah terjebak dalam kemacetan panjang.

Benturan itu mengguncang dunia Noura seketika, menciptakan detik-detik hening yang penuh keterkejutan, seolah waktu ikut menahan napas melihat tragedi kecil yang meledak begitu dekat dengannya.

Naluri pertamanya bukan untuk menutup wajah atau menutupi kepala. Melainkan meraih sosok kecil berbulu di pangkuannya. Zero, yang sempat mengangkat kepala, Tanpa ragu, Noura melingkarkan kedua lengannya, mendekap Zero ke dadanya, memeluknya seolah ia pelindung terakhir di dunia yang mendadak kacau. Detak jantungnya menghentak keras, seiring suara derit rem yang memekik dari arah motor itu.

Zero mengeong panik, tubuhnya bergetar hebat, Noura hanya bisa memejamkan mata begitu rasa perih dari lengan dan pinggangnya yang terasa menusuk. Ia hanya mampu memejam, memohon agar tubuh kecil yang ia lindungi tidak terluka.

Tangan Noura bergetar saat ia meraih sabuk pengaman, napasnya pendek, antara syok dan dorongan naluriah untuk menolong. Dari balik kaca, ia melihat pengendara itu terbaring miring, helmnya terpukul hingga miring, dan lengan kirinya terjulur lemas di aspal. Ada rasa dingin menusuk tulang Noura, bukan karena udara, melainkan karena pikiran-pikiran buruk yang berloncatan tanpa kendali.

Orang-orang mulai berlari mendekat, suara panik mulai mengisi udara, namun bagi Noura semuanya terdengar seperti gema jauh dari dasar sumur. Tubuhnya bergerak sendiri, membuka pintu, menjejak keluar dari mobil yang masih bergetar sisa benturan bersama Zero yang ada di dekapannya.

Saat Noura akan berjalan untuk melihat kondisi si pengendara, tubuhnya limbung. Ia kehilangan kesadaran seketika membuat orang-orang yang awalnya terfokus pada si pengendara motor langsung teralih pada Noura yang berbaring lemah dengan Zero yang entah kenapa melingkari kepala dengan ekornya.

Di detik itu, ia hanya tahu satu hal, bahwa hidup bisa berubah dalam satu hentakan, bahkan di tengah kemacetan yang kelihatannya tak berbahaya.

TBC

Bawa cerita baru, tadinya mau Camellia dulu tapi pas aku liat-liat mending yang ini dulu aja lah soalnya draft Fuchsia ini lebih banyak gengs.

FuchsiaWhere stories live. Discover now