Taehoon dan Jiseok saling pandang. "Lebih parah," kata Jiseok. "Lounge pribadi. Tempat yang orang gak joget, tapi nego."
Mulut Minjae langsung terbuka lebar. "Ah masa sih? Bohong lo ya."
Taehoon nyengir, "Kita bohongin lo soal ini?"
Minjae blink-blink, bingung banget. "Oke... oke, tapi kalian ngapain di sana?"
Jiseok berdiri, sambil ngebuang-buang debu di seragamnya yang gak ada debunya. "Coba-coba aja. Mungkin kita bakal kerja di sana."
Minjae langsung kayak mau keketawa. "Kerja? Kerja jadi apa? Bartender?"
Taehoon cuman ngangkat bahu, "Ya, semacam itu."
Minjae kelihatan bener-bener shock. "Taehoon. Lo kan taekwondo. Jiseok, bapak lo ngira lo lagi di study group."
"Emang lo kira gue enggak?" Jiseok senyum lebar. "Gue lagi belajar. Belajar tentang cewek."
Taehoon nyengir, sampe rokoknya hampir jatuh.
Minjae kayak mau meledak, ngelipet tangan di dada. "Bokap lo tau?"
Rahang Taehoon mengencang. "Enggak."
"Terus lo oke sama itu?" Minjae gak percaya.
Taehoon lihat ke langit, muka datar. "Tergantung lo definisiin oke itu gimana."
Minjae ngelirik ke dua orang itu lagi, akhirnya ngeluarin tangan kayak ngalah. "Gila. Gue cuma main satu malam di game League, terus tiba-tiba lo berdua udah jadi pemeran di film lounge underground noir."
Jiseok nge-tap bahu Minjae. "Itu namanya pengembangan karakter, Minjae."
"Itu namanya keputusan buruk, Jiseok."
"Ya sama aja."
Bel tanda waktu kelas berbunyi.
Halaman sekolah mulai rame, anak-anak mulai bergegas menuju kelas.
Minjae ngeluh pelan dan ngikutin mereka. "Siap-siap aja lo berdua masuk neraka."
"Ketemu lo juga di sana," jawab Jiseok dengan ceria.
"Jangan lupa simpen kursinya," tambah Taehoon pelan, matanya masih jauh... terlalu jauh, terjebak di antara ciuman yang baru aja dia tinggalin...
Dan kekacauan yang sekarang lagi dia hadapi.
Suara kelas pagi itu pelan-pelan berisik, kapur ngetok-ngetok papan tulis pas guru nulis poin-poin di bawah judul "Masyarakat Modern" yang miring ke kiri.
Lampu neon di atas kedip-kedip, kipas angin di pojok muter malas, nyaris nggak ngaruh ke panasnya ruangan.
Taehoon duduk di bangku belakang, badannya agak nyender ke belakang, HP ngumpet di pangkuan bawah meja.
Dia udah kirim pesan lima menit yang lalu.
"Morning. Aku di sekolah. Kamu hari ini ngapain?"
Simpel. Santai. Nggak terlalu kelihatan nungguin balasan.
Tapi ya itu... belum dibales.
Dia ngetok-ngetok sisi HP-nya. Layarnya masih kosong. Notifikasi: nol. Sepi banget, sampai kayak bisa kedengeran.
Dia buka Instagram, scroll-scroll karena bosan, bukan karena penasaran banget.
Pengikut baru: @monsoojine
Alisnya naik dikit.
Itu nama...
Foto profilnya baru muncul.
YOU ARE READING
Age Gap (Seong Taehoon) ; On Going
FanfictionDia sembilan belas. Masih pakai seragam, masih nyoba ngerti dunia. Moon Yuna nggak butuh cinta. Dia udah tunangan, setidaknya di atas kertas. Tapi semuanya mulai retak waktu cowok SMA bernama Seong Taehoon masuk ke lounge, dengan tatapan tajam, tang...
• emosi bertumpuk
Start from the beginning
