hayy guys, whehe gw baru bikin cerita wehh, semoga suka yakkk mwahhhh💋💋💋
maaf jika ad kesamaan nama atau pun cerita nya, tapi ini murni pemikiran sendiri eaaaa
💋💋
oke deh selamat membaca guys lopyuuuuu💋🌹🙇🏻♀️
•
•
•
•
•
•
•
Dari luar, keluarga Dalton tampak sempurna—tapi semua neraka punya pintunya sendiri."
Leonard Theo Dalton, anak sulung dari keluarga terpandang di distrik Northveil. Lahir dari rahim wanita paling lembut yang pernah dikenal kota itu —Clarisse Avela Dalton— dan dibesarkan oleh ayah yang dipandang sebagai sosok penuh wibawa dan sukses, Arthur Dalton.
Masa kecil Theo penuh warna, Ia tumbuh dengan kasih sayang, ditemani adik kecilnya yang selalu ceria, Arunika Avela Dalton, gadis kecil yang selalu menarik tangan abangnya untuk bermain di taman belakang atau membaca buku cerita sebelum tidur, Clarisse adalah segalanya, Sosok ibu sekaligus pelindung, Rumah mereka hangat Ramai oleh cinta.
Namun, semuanya berubah saat Theo menginjak umur duabelas tahun
Hari itu, ibunya sedang dalam perjalanan pulang, membawa kue ulang tahun spesial untuknya, Tapi Clarisse tak pernah sampai, Ia dirampok, Dilecehkan, dan Ditinggalkan di jalanan gelap dalam keadaan mengenaskan.
Dunia Theo seketika runtuh.
Semenjak kepergian sang ibu, rumah yang dulu terasa seperti surga, berubah menjadi penjara. Arthur Dalton, sang ayah, kehilangan arah. Tapi bukan menjadi ayah yang kuat demi anak-anaknya tetapi sebaliknya, dia menenggelamkan diri dalam minuman keras, meja judi, dan pelukan perempuan asing yang berbeda-beda.
Hampir setiap minggu, perempuan baru datang ke rumah, Tak ada yang peduli pada dua anak kecil yang tinggal di lantai atas, Theo harus mendengar suara-suara gaduh dari lantai bawah, Terkadang tertawa, terkadang pertengkaran, Bau alkohol dan parfum asing memenuhi rumah yang dulunya harum dengan aroma masakan ibunya.
Ayahnya tak lagi bicara dengan lembut, Theo menjadi pelampiasan emosi dan kemarahan yang tak pernah ia mengerti, terkadang hanya karna gelas yang tak sengaja Theo jatuh kan dan pecah, atau suara Arunika terlalu keras menangis, Theo harus berlutut di lantai dingin menahan sakit dari pukulan, atau di bentak oleh ayah nya sendiri, yang dulu ia anggap pahlawan nya.
Dalam keheningan kamar yang gelap, Theo sering berbisik sendiri, menggenggam lututnya erat sambil berkata
"Jangan nangis, Aru... Abang di sini."
Tapi dalam benaknya, suara lain muncul, Bukan suara ibunya, bukan suara Arunika, Tapi suara dari dalam dirinya sendiri.
Sosok itu... memanggil dirinya Sageon Axellano Dalton.
Bukan teman khayalan, Tapi sisi dari Theo yang menolak menjadi korban. Sageon muncul saat Theo terlalu lemah untuk bangkit, Saat dunia terasa seperti jurang, Dia adalah ketenangan dalam kekacauan, Amarah yang terpendam, Pembela dari luka-luka yang tidak terlihat.
“Kalau kamu tidak bisa melawan, biar aku yang melakukannya, Kita tidak harus tunduk, Kita bisa berdiri.”
Sejak saat itu, Theo tidak pernah benar-benar sendiri lagi.
Sageon selalu bersamanya mengamati, menunggu, siap mengambil alih saat theo merasa sudah tak sanggup menghadapi nya.
Dan dunia pun tak lagi tahu... siapa yang sebenarnya yang sedang mereka hadapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
dalton's course
Misteri / Thrillerwarning⚠️⚠️⚠️ cerita ini mengandung 🚫 kekerasan 🚫 kata kata kasar 🚫 pembunuhan 🚫 penyiksaan
