"Kemarilah," titahnya mengulurkan satu tangannya ke arah sang istri.

Sejenak, Spring menelan ludah, merasakan tatapan Nevan yang begitu menusuk dan mampu membuatnya terintimidasi.

"Aku sedang berbaik hati Rose, kemarilah dan aku akan mendengarkan penjelasanmu," ucap Nevan sekali lagi, sangat dominan lalu dia menepuk pahanya yang menyilang karena duduk di tengah ranjang hotel yang luas ini.

Wanita bersurai cokelat itu akhirnya menyerah, lalu dia mulai merangkak naik ke pangkuan suaminya, melingkarkan kedua tangannya ke leher Nevan. Sedangkan kedua kaki jenjangnya melingkar rapat di pinggul besar suaminya. Lengan besar Nevan memeluk pinggang mungil istrinya, hingga tubuh mereka saling merapat. Spring bisa merasakan aroma nikotin bercampur whisky dan parfum Nevan.

"Sekarang jelaskan pada suamimu ini, apa yang terjadi?" Nevan mulai membuka mulutnya, bertanya pelan tepat di depan bibir istrinya, meskipun aura intimidasinya masih melekat

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Sekarang jelaskan pada suamimu ini, apa yang terjadi?" Nevan mulai membuka mulutnya, bertanya pelan tepat di depan bibir istrinya, meskipun aura intimidasinya masih melekat.

Spring menatap sayu suaminya, satu sisi dia malu tentang asal usulnya. Takut dengan reaksi suaminya, pasti Nevan akan merasa jijik.

"Aku minta maaf Nev," ucap Spring tercekat, wanita itu lalu tertunduk karena tidak berani menatap Nevan.

Jempol Nevan menjepit lembut dagu Spring, membuat wanita itu kembali menatapnya. "Aku memaafkamu kali ini, jangan seperti ini lagi," balasnya lembut, menyingkirkan rambut cokelat istrinya ke belakang.

Jantung Spring berdebar kencang, baru kali ini Nevan menatapnya lembut.

"Nah, sekarang jelaskan kenapa kau di hotel? Apa kau suka di sini? Kalau iya, kita pindah ke sini," ajak Nevan santai, seolah ini adalah hal yang biasa.

Spring memukul dada Nevan pelan. "Kau gila! Jangan menghabiskan uang dengan hal yang sepele," tuturnya pelan, dan tidak habis pikir apa yang dipikirkan suami kaya rayanya ini.

Nevan menekan pinggul Spring keras. "Aku tidak bercanda Rose, dan asal kau tahu hotel ini milikku," ungkapnya dengan nada angkuh. Lingkar pupil Spring melebar, terkejut setengah mati dengan pernyataan Nevan. Sebenarnya seberapa kaya suaminya?

"Jangan mengalihkan pembicaraan lagi Rose, aku bukan orang yang sabar." Nevan kembali mentapanya tajam.

Spring meluruhkan tubuhnya, namun kedua tangannya kini di pundak Nevan, menekannya lembut. "Aku, tadi bicara dengan Ayahku mengenai pengunduran diri dari pekerjaan," kata Spring memulai menjelaskan. Sedangkan Nevan, masih mendengarkan dan tidak mau menyela.

"Awalnya dia tidak setuju, menganggapku lari dari tanggung jawab. Lalu aku menjelaskan, jika kau memberiku wewenang untuk memimpin hotel baru di Bellsbergh. Tapi ... " jedanya sebentar, Spring hampir menangis jika mengingat perkataan sang Ayah.

Tatapan Nevan masih lekat, namun tidak menuntut seperti tadi. Nevan tahu jika keluarga Spring adalah keluarga brengsek.

"Ayah malah menyuruhku, untuk terus memanfaatkanmu. Untuk terus menyuruhmu memberikan saham, dan selalu menguntungkan pihak kami," akhirnya dia bisa menyelesaikan penjelasan ini. Spring tidak berani menatap manik sepekat malam milik suaminya, wanita itu terlalu malu dengan kelakuan keluarganya.

"Sudah kubilang, aku akan memberikan apapun yang kau mau Rose," Nevan merespon sangat santai. Intinya pria itu tidak keberatan, jika Spring memanfaatkannya. Semakin Nevan memberi banyak, semakin wanita ini tidak akan bisa pergi ke mana pun.

Spring menggeleng keras, tidak setuju dengan ucapan Nevan. "Aku tidak bisa Nevan. Kau sudah banyak membantu bisnis keluargaku, aku juga tidak mau mereka memanfaatku lebih jauh lagi!" wanita itu akhirnya menangis, suaranya terasa tercekat dan dadanya begitu sesak. Sudah cukup dia menderita tak kasat mata di dalam keluarganya, ah sekarang Spring bingung menganggap mereka apa.

Tatapan Nevan semakin dingin, dia tidak suka jika istrinya dilukai, dia tidak suka istrinya menderita, meskipun luka itu berasal dari keluarga Spring. Satu hal yang Nevan pastikan, jika Spring hanya boleh menangis karena dirinya dan bukan hal lain.

"Lagipula, ada satu hal yang harus kau ketahui," lanjut Spring, semakin menekan pundak kokoh suaminya, mencari ketenangan.

Sedangkan Nevan sedari tadi masih terdiam tenang, dia memberiakan istrinya meluapkan apapun yang dipendam selama ini.

Spring menunduk, tampak ragu dengan apa yang dia ingin katakan. Namun, jika bukan sekarang dia tidak akan tenang.

"Nevan, aku ingin bicara soal hal yang memalukan. Apapun keputusanmu aku akan terima," ucap Spring membuat Nevan mengerutkan dahinya karena tidak mengerti.
"Aku bukan keluarga kandung mereka Nev. Dan aku adalah keturunan gundik, yang artinya nenek kandungku pernah menjadi selingkuhan kakekku," ungkap Spring menatap Nevan lurus, mencoba menerima keputusan yang terburuk dari Nevan.

---

Hallo guys maafkan saya yang lama up, karena 5 hari wifi mati total!! kesal...

Kalau pakai kuota lemotnya bukan main...

Oh iya, adakan yang masih menunggu cerita ini? Mau end di episode berapa nih enaknya? hahahah saya sih 31... canda ding. 

Btw mau tanya dong kalian suka cerita genre Romance Action tidak?

Sama mau tanya lagi, kalian tahu cerita ini dari mana? ahhahha komen ya. 

Under His Control [ END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora