Gyumin kesal dan langsung merengut, bibirnya cemberut sambil melipat tangan di dada.
"Hyunsik, apaan sih…" gumamnya kesal.

Tanpa ragu, Hyunsik duduk di pangkuan Lex dan langsung mencium bibirnya dengan penuh gairah dan spontan.

Lex yang awalnya terkejut, lama-lama membalas ciuman itu sambil melingkarkan lengannya di pinggang Hyunsik, membuat suasana semakin panas.

Zayyan yang melihat adegan itu langsung syok.

Matanya membelalak, wajahnya memerah, dan ia refleks menoleh ke arah lain.
"Ya ampun… tempat apaan sih ini…" gumamnya pelan, masih berusaha memproses apa yang baru saja dilihat.

Leo yang melihat Zayyan tampak kaget langsung menepuk pelan pundaknya.

"Ayo, kita duduk," ucapnya lembut sambil memegang tangan Zayyan dan menuntunnya ke sofa terdekat.

Setelah ciuman panas itu, Hyunsik akhirnya melepaskan diri dari Lex dan bertanya,

"Ini Sing sama Davin belum dateng?"

Lex yang masih sedikit terengah menjawab sambil tersenyum miring,
"Belum. Biasalah, nunggu Davin dandan sejam."

"Yaudah, Lex… ke kamar yuk~" ucap Hyunsik dengan nada menggoda, sambil menatap Lex penuh arti dan menarik tangannya pelan, membuat suasana di antara mereka makin panas.

Sebelum berjalan, Hyunsik menoleh ke arah Zayyan yang duduk di samping Leo.

"Zay, bentar ya… gue mau ganti oli dulu," ucapnya sambil mengedipkan mata nakal, lalu tertawa pelan sebelum menyeret Lex menuju kamar.

Zayyan mengedipkan matanya dua kali.
"Ganti oli?" tanyanya penasaran sambil menoleh ke Leo.
"Hyunsik mau ganti oli, Le? Kan dia gak bawa kendaraan? Terus ganti olinya masuk ke kamar?" tanya Zayyan polos, membuat suasana jadi sedikit canggung tapi juga lucu.

Leo tertawa pelan.
"Lu bener-bener polos ya," ujarnya sambil tersenyum tipis.

"Heh? Emmm..."

Sebelum Zayyan sempat melanjutkan ucapannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah pintu depan.

"Pagi everybody!" teriak Davin penuh semangat, langsung melangkah cepat ke arah Gyumin dan mencium bibirnya singkat tanpa ragu.

Tak lama setelah Davin, seseorang berjalan masuk dengan langkah tenang. Wajahnya tegas dan dingin, tatapannya tajam, tapi tak bisa dipungkiri—dia sangat ganteng. Aura yang dibawanya membuat suasana ruangan langsung terasa sedikit berbeda.

"Wih, ketua kita datang," ucap Beomsoo yang masih nyaman dalam pelukan Wain, suaranya penuh kekaguman.

"Sing… lu ngaret, kebiasaan," ucap Wain dengan nada datar, meski sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Nih, jemput si beruang dulu gue," ucap Sing santai sambil menunjuk ke arah Davin, lalu langsung duduk di samping Zayyan tanpa basa-basi.

Beomsoo menoleh ke arah Leo dengan alis terangkat.
"Leo, kenalin lah. Siapa namanya?" ucapnya, penasaran sambil melirik Zayyan yang tampak gugup.

Sing pun langsung melirik ke arah Zayyan, tatapannya tenang namun tajam, seolah sedang mengamati sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Lu tanya aja sendiri," ucap Leo santai, menyandarkan punggungnya ke sofa sambil melirik sekilas ke arah Sing dan Zayyan.

Zayyan pun terkejut, matanya membesar sesaat lalu buru-buru menunduk, merasa salah tempat karena jadi pusat perhatian. Tangannya meremas ujung bajunya gugup.

"Hei, manis, siapa nama lu?" tanya Beomsoo dengan senyum menggoda.

"Euh… Zayyan," jawab Zayyan pelan, masih menunduk malu.

"Beb… jangan menggodanya," ucap Wain menatap tajam ke arah Beomsoo, memperingatkan dengan nada serius tapi tetap hangat.

Beomsoo cuma mendelik ke arah Wain, wajahnya penuh tantangan tapi juga sedikit tersenyum nakal.

"Zayyan," ucap Sing tiba-tiba dengan suara rendah dan serius, membuat semua mata langsung tertuju padanya, termasuk Leo yang mengernyit penasaran.

"Dibawa sama siapa lu ke sini?" tanya Sing dengan nada dingin, matanya tak lepas dari Zayyan.

"Dia teman Hyunsik," jawab Leo cepat sebelum Zayyan sempat menjawab, suaranya tenang tapi tegas.

Teman-temannya menoleh ke arah ketiga orang itu dengan tatapan meledek, sambil saling bertukar senyum nakal yang sulit disembunyikan.

Gyumin lalu menyerahkan minuman alkohol ke Zayyan dengan senyum tipis, menunggu reaksinya.

Sebelum Zayyan sempat mengambil gelas itu, Leo langsung meraih dan menahan tangannya.
"Dia nggak minum alkohol," ucap Leo tegas.

Leo menaruh gelas itu kembali.

"Alah, lebay banget," gerutu Gyumin kesal sambil melirik Zayyan.

Zayyan yang merasa ditatap kesal oleh Gyumin tanpa sadar malah makin merapatkan duduknya ke Leo, seolah mencari perlindungan dari tatapan Gyumin.

Leo terkejut melihat Zayyan makin merapat, lalu langsung meletakkan tangannya di pinggang Zayyan, menahannya dengan lembut.

Sing yang melihat itu hanya tersenyum tipis sambil menyunggingkan smirk.

"Wow! Pinggang itu dipegang Leo!" seru Beomsoo dengan nada menggoda.

"Eeh iya weehh, biasanya juga lu gak pernah begitu, Le," timpal Davin, ikut menggoda sambil melirik ke arah Leo dan Zayyan.

"Berisik lu pada!" seru Sing, nada suaranya datar tapi cukup membuat semua langsung diam.

Tanpa sengaja, Zayyan dan Sing saling menatap. Sing langsung mengangkat sebelah alisnya, menyiratkan godaan halus yang membuat Zayyan refleks menunduk cepat dengan pipi memerah.

"Haduh... ini sebenarnya gue masuk ke circle apaan sih," batin Zayyan sambil melirik sekeliling—penuh orang aneh, pasangan mesra, dan atmosfer yang bikin jantungnya gak tenang.


Bersambung ..

'Di Bawah Langit Kelabu'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang