prolog

43 19 0
                                        

Hujan deras menyelimuti hutan. Semak-semak bergerak-gerak lincah. Bunyi kelelawar terdengar di langit malam. Sepasang kekasih berlari beriringan sekaan menghindari sesuatu.

"Sayang capat!" Lelaki itu berseru panik menggenggam telapak tangan istrinya.

Satu Tangannya memegang bayi.

Di kegelapan malam, mata kuning terlihat jelas di belakang. Sosok itu berlari sangat kencang. Hentakan langkah terdegar di dua sisi, siap untuk mengepung.

"Nak jangan menangis." Perempuan itu menggenggam erat.

Mereka berusaha kabur. Deru napas mereka terdengar. Rasa lelah mulai menghantui pikiran. Mereka berdua menerobos semak-semak berduri. Kulit mereka tergores. Lolongan mengerikan memekikan telinga.

Sosok itu muncul dihadapan mereka. Hewan buas mirip seperti serigala dan tubuh seperti manusia.

"Istriku kamu pergi terlebih Dahulu." Tangannya mengambil ranting kayu dan menodongkan ke depan.

Istrinya tak yakin, ia tersenyum seakan ingin melakukan sesuatu. Portal muncul beberapa meter dari tempat mereka berdiri.

"Suamiku," panggilnya, menaruh buah hatinya di genggaman sang suami, ia lantas tersenyum lagi.

"Apa yang kamu lakukan?"

Tapi istrinya tak menjawab, ia mencium bibir Suaminya untuk terkahir kali.

"Selama kita bersama, aku tak pernah meminta apapun darimu. Tapi kali ini aku ingin kamu melakukan sesuatu untuku." Perempuan itu mengucap sambil air matanya melintas dipipi.

Wajahnya seakan memohon kemudian melanjutkan kalimatnya. "Aku mohon untuk pergi bersama anak kita. Portal di sana sudah terbuka."

"Kamu bagaimana, aku tak sanggup untuk meninggalkanmu." Pria itu membelai wajah istrinya.

Serigala itu tak bisa mendekati mereka karena terhalang oleh sihir.

"Aku akan menahan mahluk ini, jadi cepatlah. Aku sudah tak sanggup menahannya lagi," pinta Istrinya yang memuntahkan darah.

Namun, suaminya enggan untuk melangkahkan kaki.

"Pergi cepat!" Teriak perempuan itu mendorong kuat tubuh Suaminya.

Tubuh istrinya makin melemah. "Ku mohon portal itu akan menutup sedikit lagi, jadi suamiku bergegas lah."

Suaminya mengangguk rasa sakit menusuk hatinya. "Aku akan mengantarkan anak kita terlebih dahulu. Kemudian akan menjemputmu." Lantas Lelaki itu berlari sekencang mungkin.

Saat suaminya melewati portal itu. Dengan sisa tenaganya, perempuan itu menutup paksa agar tak ada seorang pun yang bisa menyusulnya.

Tenaga prempuan itu pun melemah, dan kemudian Serigala mendapat akses mendekat. Perempuan itu tersenyum air matanya mengalir pelan membasahi lututnya. Ia menatap lurus ke portal yang sudah menghilang, seakan hatinya sudah lega melihat keluarganya aman.

Maafkan ibu, nak, ibu tidak bisa menemani kamu sampai dewasa.

5 Klan KunoWhere stories live. Discover now