04

857 109 4
                                        

Menjadi penengah bukan hal yang mudah bagi kansa. Ego suami dan anaknya sama-sama keras. Setelah perdebatan pagi tadi, suasana meja makan saat makan malam terasa sepi. Hanya ada suara dentingan alat makan yang saling beradu satu sama lain.

Setelah makan malam selesai, Noah maupun Zeya langsung menuju kamar, meninggalkan kansa sendirian dimeja makan.

Membiarkan ini terlalu lama hanya akan membuat kansa pusing. Kansa akan mencoba bicara kepada anak dan suaminya setelah ini.

Tiba di depan kamar Zeya, pintunya tertutup rapat dan terkunci

Tok tok tok

"Zey" Panggilnya seraya terus mengetuk pintu

"Kenapa bu?" Tanya Zeya dari dalam kamar, tanpa membuka pintu

"Ibu mau bicara sama Zeya, boleh dibuka dulu pintunya nak?" Jawab kansa lembut

Zeya langsung membuka pintu kamarnya, mempersilahkan ibunya untuk masuk.

Kansa duduk di tepi tempat tidur Zeya, mendapati satu foto bayi dirinya yang tengah digendong sang papa.

Tangan kansa meraih foto itu,

"Zeya pasti kangen papa kan?" Tanya kansa

"Ngga" Jawab Zeya tidak mau mengaku, disisi lain, Zeya juga tidak menyadari jika foto itu sudah berada ditangan kansa

"Masa sih?" Kansa mulai menunjukkan foto yang ia pegang "Ini apa? Kok biasa ada diatas tempat tidur kamu? Bukannya foto ini harusnya ada disana ya?" Kansa menunjuk pada meja belajar Zeya yang agak sedikit jauh dari posisi tempat tidurnya

"Ih ibuuuu" Zeya merampas paksa fotonya

Kansa tertawa kecil. Sementara Zeya, bibirnya mengerucut kesal

"Gausah gengsi kalau sama Ibu. Jujur aja, Zeya merasa aneh kan kalau papa diemin Zeya begini?" Tanya kansa

Zeya mengangguk pelan

"Zeya dengerin ibu deh. Zeya tau ga, kalau sikap posesif papa ke zeya itu karena papa saaaaaaayang sama zeya-"

"Tapi bu, papa berlebihan" Sangkal zeya langsung

"Iya sayang, ibu ngerti kok perasaan kamu gimana. Tapi seperti yang tadi pagi ibu bilang, zeya bicaranya harus baik-baik sama papa"

"Zey, emangnya zeya mau diem-dieman begini terus sama papa?"

Zeya menggeleng cepat. Faktanya, walaupun zeya sedikit kesal dengan perlakuan Noah yang berlebihan, zeya lebih dekat dengan Noah dibanding dengan kansa.

"Sekarang zeya mau memperbaiki semuanya sama papa ga? Atau zeya mau begini terus?"

"Papa pasti marah sama zeya" Ucap zeya mulai merasa bersalah

"Menurut zeya gimana?" Tanya kansa balik

"Marah, papa pasti marah" Jawab zeya yakin

"Mau minta maaf sama papa?"

Zeya menggeleng "Gamau"

"Kok gamau si? Tadi katanya zeya gamau diem-dieman terus sama papa" Bingung kansa

"Kalau zeya minta maaf, nanti papa merasa benar dan tetap melakukan hal yang sama. Ibu, aku beneran gamau kalau papa ngelakuin itu di depan teman-teman aku" Rengek Zeya

"Ibu kan udah bilang sama zeya. Zeya bisa kok minta papa untuk stop atau zeya bisa cari solusi yang lain. Tapi, zeya ngomongnya harus hati-hati sama papa, jangan kaya tadi pagi" Saran Kansa

"Gini aja deh. Sekarang, ibu coba ngobrol dulu sama papa. Ibu coba untuk tenangin papa dulu. Baru nanti setelah papa tenang, zeya ngobrol sama papa ya"

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Apr 22 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

NOLANGGAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt