Deru nafas terdengar keras, udara dingin menampar lembut wajah cantik seanna.
Langkah kakinya memelan saat tiba di halaman rumahnya. Seanna langsung menyambar botol minum yang ada diteras rumahnya.
Sambil mengatur nafasnya seanna meneguk habis air yang ada dibotol.
Keringatnya menetes di pelipisnya, rambutnya pun lepek seperti habis kehujanan.
Hari Minggu waktunya bagi seanna untuk melakukan kegiatan rutin yaitu lari pagi. Kebiasaan ini sudah berjalan 2 tahun terakhir.
"Waah hari ini lumayan juga." Seanna mulai bermonolog.
Setelah dirasa lelahnya hilang, seanna bergegas untuk membersihkan diri dan lanjut bersantai di ruang tv untuk menonton kartun favoritnya.
Gadis cantik, bermata bulat dan memiliki rambut lurus sebahu. Pipinya sedikit memerah jika terkena panas. Dia itu seanna tafhana.
Suara riuh mulai mengganggu indra pendengaran seanna, gadis itu memutar bola matanya. Siapakah yang mengganggu kedamaian Minggu paginya.
Ayah dan bunda seanna pun berhamburan keluar, ingin tahu sumber kebisingan itu dari mana asalnya.
"Waaah seanna, dia kembalii!" Teriak bunda seanna kegirangan.
"Seaaan seaaaan!" Teriak wanita paruh baya itu lagi.
Seanna langsung bersiap seolah ada bahaya mengancamnya.
"Seann dia udah pulang, dia udah kembali."
"Siapa?" Seanna kebingungan.
"Yuan, Yuan Deva ananta." Ucap bunda seanna sambil tersenyum lebar.
Deg! Mata seanna membulat sempurna.
"Gak mungkin." Wajahnya terlihat pucat pasi.
