Ketukan pintu itu terdengar intens, brutal, dan menakutkan. Mama menangkup pipiku, mengalihkan sejenak perhatianku dari suara yang tak henti mengudara itu. Kecemasan tergambar jelas di matanya.
"Lyorine, dengarkan Mama, kamu harus sembunyi sekarang juga." Mama menoleh pada Kakakku. "Kak, bawa Lyo dan kalian harus sembunyi secepatnya."
"Kenapa Lyo sama Kakak harus sembunyi, Ma?"
"Kamu dengar ketukan pintu itu? Itu monster, Sayang. Mereka sudah datang."
Papa muncul dan mimiknya tak jauh beda dengan Mama. Kemudian, mereka berdebat. Papa bersikukuh meminta Mama membawaku dan Kakak, sedangkan Mama tetap dengan keputusannya menemani Papa. Aku tak mengerti, monster seperti apa yang membuat Mama dan Papaku ketakutan begini?
Mama yang keras kepala berhasil meruntuhkan perintah Papa. Alhasil, dia mendorongku dan Kakak untuk bersembunyi. Kakak membawaku berlari. Setelah menimang, lemari di kamar kedua orang tuaku menjadi tempat pemberhentian kami. Dia memintaku masuk terlebih dahulu. Bukannya mengikuti, ia memintaku untuk menetap sendiri. "Kakak bakal bantu Mama dan Papa lawan monster itu. Jadi, Kakak mohon tetap diam sampai situasi aman. Oke?" Begitu katanya ketika aku bertanya kenapa ia melakukan itu. Tidak, aku tidak mau mereka kenapa-kenapa. Jika mereka berjuang melawan monster itu, maka aku harus diikutsertakan.
Aku baru bergerak sedikit untuk keluar dari lemari ini, tapi Kakak lebih dulu mendorongku. Secepat kilat, terdengar suara gebrukan sekaligus lubang kunci yang diputar. Aku memanggil-manggil Kakak. Ia membalasnya dengan suara lirih yang ia bebaskan melalui celah lemari. "Kakak janji kalau semuanya aman, kamu bakal dibebaskan. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Jangan pernah bersuara sedikitpun sebelum Kakak membuka lemari ini. Oke?"
Senyap. Aku tak mendengar apapun lagi. Aku terduduk dan menutup mulut untuk meredam tangisku. Walaupun hasrat untuk memukul pintu dan memberontak sangat besar, tapi aku harus menekannya kuat-kuat. Kakak tak pernah ingkar janji. Jadi, aku menaruh kepercayaan itu padanya.
Walau telingaku dipenuhi oleh pekikan dan keributan itu, semua pasti akan baik-baik saja, kan? Entah apa yang terjadi di luar sana. Tapi pasti akan baik-baik saja, kan? Walau sekarang napasku mulai terkikis, tak akan ada yang terjadi, kan? Walau kesadaranku perlahan mulai terenggut, aku tetap memeluk kepercayaan itu. Karena Kakakku ... tak pernah ingkar janji. Semua akan ... baik-baik saja ... kan?
Hai teman-teman semua. Selamat datang di ceritaku & KepompongTidur18. Gimana menurut kalian bagian pembukanya? Apakah sudah cukup membuat kalian penasaran? Ikuti terus kelanjutannya ya. Jika ada saran atau kritik, boleh banget ditulis dikolom komentar & jangan lupa vote-nya. See you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Aetheria Verborgen
Misteri / Thriller"Mati... kau harus mati ditanganku... sendiri," "Bunuh aku... cepat lakukan, tapi... kamu harus tahu satu hal bahwa... aku akan selalu membelamu disaat orang lain menertawakanmu," Jika aku hanya memiliki satu hari untuk hidup, aku akan tetap rela be...
