Reversal Play

55 8 1
                                        

"Jeremy was always the tease—until Brian decided to switch the game. Now, tables have turned, and Jeremy isn’t sure if he wants to win or lose."

Jeremy selalu berpikir kalau dia yang pegang kendali dalam hubungan mereka. Dia yang suka menggoda duluan, yang selalu melihat Brian dengan mata penuh kenakalan, dan yang paling sering membuat Brian gelagapan dengan tatapan atau kata-kata ambigu. Tapi hari ini... semuanya terasa berbeda.

Brian terlihat terlalu tenang, terlalu percaya diri, dan itu mulai membuat Jeremy merasa aneh.

Mereka sedang duduk di sofa, menonton film yang sudah dipilih Jeremy—sebuah drama misteri yang seharusnya menarik. Tapi pikiran Jeremy justru teralihkan. Brian duduk di sebelahnya, satu lengannya bersandar santai di belakang sofa, sementara tatapan matanya... tajam.

"Kenapa liatin aku begitu?"

Tanya Jeremy akhirnya, mencoba terdengar santai.

Brian hanya mengangkat bahu, sudut bibirnya terangkat.

"Nggak boleh?"

"Nggak biasanya,"

Gumam Jeremy, kembali menatap layar. Tapi rasanya susah fokus ketika Brian tiba-tiba lebih dekat, suaranya nyaris berbisik di telinganya.

"Kamu gugup?"

Jeremy menelan ludah. Oke, ini... aneh. Harusnya dia yang ngomong kayak gitu, bukan Brian!

"Enggak,"

Balasnya cepat, meski nada suaranya kurang meyakinkan.

Brian terkekeh pelan.

"Oh, jadi kalau aku begini..."

Jemarinya tiba-tiba menyusuri lengan Jeremy dengan gerakan ringan, nyaris menggoda.

"...kamu tetap biasa saja?"

Jeremy menegang seketika. Panas. Udara terasa lebih panas dari biasanya.

"Brian,"

Ucapnya, kali ini lebih seperti peringatan.

"Hm?"

Jari-jari Brian masih bermain, kini turun ke jemari Jeremy, mengusap ringan.

"Tiba-tiba diem, hmm? Biasanya kamu yang kayak gini ke aku."

Jeremy menoleh, tatapannya bertemu langsung dengan mata Brian yang menyala dengan sesuatu yang baru. Dominasi halus, percaya diri yang tenang—dan itu sukses membuat jantungnya berdebar keras.

"...Kamu belajar dari mana?"

Brian tersenyum kecil, kali ini benar-benar terlihat menikmati posisinya.

"Dari kamu, tentunya."

Jeremy bisa merasakan panas menjalari wajahnya. Sial. Kali ini dia yang kena giliran.

Jeremy berusaha keras untuk tetap terlihat tenang, tapi itu sulit. Brian jarang—atau bahkan hampir nggak pernah—menggoda seperti ini. Biasanya dia lebih kalem, lebih misterius, tapi sekarang... dia menikmati peran barunya dengan sangat baik.

"Aku nggak yakin kamu bakal bisa tahan,"

Ujar Brian, suaranya rendah dan menggoda.

Jeremy mengangkat dagunya, mencoba melawan.

"Tahan apa?"

Brian tersenyum, lalu tanpa peringatan, dia meraih jemari Jeremy, membawanya ke bibirnya dan mengecup punggung tangannya dengan lembut. Gerakan sederhana, tapi efeknya luar biasa.

Jeremy menegang.

"Brian..."

"Hm?"

Brian menatapnya, pura-pura polos, tapi matanya penuh tantangan. Jemarinya masih menggenggam tangan Jeremy, ibu jarinya mengusap perlahan di kulitnya, membuat sensasi aneh menjalari tubuhnya.

Brian & Jeremy "Unscripted Extended Scene"Where stories live. Discover now