Dare or Dare?

82 7 3
                                        

"A dare gone wrong-or maybe right? Jeremy has 24 hours to get close to Brian."

"Oke, lo nggak bisa nolak. Ambil tantangan ini atau jadi pengecut seumur hidup lo."

Calvin menyeringai penuh kemenangan, sementara Henry sudah siap dengan kamera, merekam ekspresi Jeremy yang mulai berpikir keras.

"Apa pun tantangannya, gue pasti bisa,"

Kata Jeremy dengan percaya diri.

Brian, yang baru aja duduk di bangkunya setelah tidur siang di kelas, hanya melirik sekilas. Dia tahu kalau ada Calvin dan Henry, pasti ada sesuatu yang kacau bakal terjadi.

Henry langsung berdeham dramatis.

"Tantangan lo adalah..."

Calvin menepuk meja, menekankan kata-katanya.

"Kencan sehari sama Brian."

Hening.

Brian menoleh, menatap Jeremy seolah ingin tahu reaksinya.

Sementara Jeremy berkedip dua kali, sebelum mendengus.

"Hah, itu doang? Gampang!"

Calvin dan Henry saling bertukar pandang sebelum tertawa jahat.

"Lo nggak ngerti, Je. Lo harus bikin kencan ini terlihat nyata. Lo harus ajak dia ke tempat seru, kasih dia perhatian, dan yang paling penting-bikin dia nyaman."

Brian menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap mereka semua dengan ekspresi malas.

"Gue boleh nolak?"

"Nggak boleh!"

Calvin dan Henry langsung protes bersamaan.

Jeremy melipat tangan di dada, lalu menatap Brian dengan tatapan menantang.

"Gimana, Brian? Berani ikut gue atau lo takut jatuh cinta?"

Brian menghela napas panjang, seakan mempertimbangkan apakah dia benar-benar mau buang-buang waktunya buat ini. Tapi melihat Calvin dan Henry yang sudah terlalu antusias, dia tahu satu hal pasti-mereka nggak akan membiarkannya lolos.

Akhirnya, dia hanya mengangkat bahu dan berkata santai.

"Terserah."

Jeremy berpikir ini bakal jadi kencan normal. Dia sudah siap dengan itinerary lengkap-makan siang, main di arcade, terus jalan santai sore.

Tapi dia lupa satu hal penting.

Calvin dan Henry.

Duo biang onar itu sudah menunggu di tempat makan, duduk santai dengan ekspresi penuh rencana licik. Begitu Jeremy dan Brian datang, mereka langsung bersorak.

"DUH, PASANGAN FAVORIT GUE DATENG!"

Teriak Henry, bikin beberapa pelanggan menoleh.

Calvin lebih santai, tapi matanya berbinar penuh keisengan.

"Oke, kita kasih tantangan pertama. Jeremy, lo harus nyuapin Brian."

Jeremy hampir keselek napasnya sendiri.

"Apa?"

Brian hanya menatap mereka dengan tatapan datar, lalu ke Jeremy.

"Nggak usah dengerin mereka."

Tapi Henry langsung pura-pura nangis, meletakkan tangan di dadanya.

"Hiks, ini bukan kencan impian yang gue bayangin buat kalian berdua..."

Jeremy menghela napas, lalu dengan enggan mengambil sendok berisi nasi dan lauknya.

"Fine. Brian, buka mulut."

Brian & Jeremy "Unscripted Extended Scene"Where stories live. Discover now