Author POV
Bandara pagi ini sibuk seperti biasa. Deretan orang berlalu-lalang dengan koper mereka, suara pengumuman terdengar setiap beberapa menit, dan aroma kopi dari kedai-kedai bandara bercampur dengan udara pendingin ruangan.
Di tengah keramaian itu, dua sosok yang begitu kontras berjalan berdampingan.
Eveline Selene dan Alea Celestine.
Meskipun ini perjalanan bisnis, hari ini ada sesuatu yang berbeda.
Untuk pertama kalinya sejak mereka bekerja bersama, mereka melihat satu sama lain di luar pakaian kerja biasa mereka.
Dan hal itu tidak luput dari perhatian masing-masing.
Alea, yang biasanya memakai pakaian kantor yang profesional dan sedikit kaku, hari ini mengenakan blouse putih dengan detail renda di bagian lengan, dipadukan dengan celana panjang high-waist warna beige. Rambutnya digerai lebih santai, berbeda dari biasanya yang selalu diikat rapi saat bekerja.
Sederhana.
Tapi... manis.
Eveline, yang berjalan di sebelahnya, melirik sekilas tanpa ekspresi yang berubah.
dia mengakui gadis itu terlihat cukup menarik.
Sementara itu, Alea juga mengalami momen yang sama.
Karena ini adalah pertama kalinya dia melihat Eveline tanpa blazer atau pakaian kantor yang tegas dan formal.
Sebagai gantinya, Eveline mengenakan coat panjang warna navy yang elegan, dipadukan dengan blouse sutra hitam yang terkesan santai tapi tetap mahal. Celana panjang putih gading yang dia kenakan memberi kesan effortless classy, dan tentu saja, sepatu hak tinggi tetap menjadi bagian dari penampilannya.
Tidak ada aksesoris berlebihan. Tidak ada logo mencolok. Tapi aura kelas atas masih begitu jelas terpancar dari dirinya.
Alea, yang awalnya hanya ingin bodo amat dengan perjalanan ini, malah tanpa sadar menatap bosnya lebih lama dari yang seharusnya.
Baru setelah Eveline menoleh sedikit, Alea buru-buru mengalihkan pandangannya ke koper di tangannya.
Eveline tidak mengatakan apa-apa, tapi dari ekspresi Alea yang sedikit gelisah, dia tahu bahwa gadis itu baru saja menyadari sesuatu.
Senyum tipis hampir muncul di sudut bibirnya.
Check-in berlangsung cepat karena mereka memiliki akses ke jalur eksekutif.
Saat mereka sampai di area lounge eksklusif sebelum boarding, Alea langsung terpukau.
Tempat ini beda dari bandara biasa yang penuh dengan orang dan kebisingan.
Semuanya tenang, dengan interior mewah, kursi kulit yang nyaman, dan pilihan makanan yang lebih mirip dengan restoran bintang lima daripada tempat transit.
"Wow..." gumam Alea pelan.
Eveline melirik sekilas. "Kamu belum pernah ke lounge eksekutif sebelumnya?"
Alea tersadar bahwa dia baru saja bersuara dan buru-buru memasang ekspresi santai. "Uh, ya... biasanya Saya cuma nongkrong di coffee shop bandara biasa."
Eveline tidak terlalu terkejut. "Manfaatkan fasilitas ini, Celestine. Kamu akan sering bepergian jika tetap di posisi ini."
Alea ingin protes, ingin mengatakan bahwa dia tidak berniat bertahan lama sebagai asisten pribadi.
Tapi melihat bagaimana perjalanan ini baru saja dimulai dan dia sudah terjebak dalam standar hidup Eveline yang jauh dari normal, dia memilih untuk tidak menambah penderitaannya sendiri dengan berdebat.
YOU ARE READING
Boss Trouble
Teen Fiction𝙎𝙞𝙣𝙤𝙥𝙨𝙞𝙨 : Alea Celestine hanya ingin bekerja dengan tenang, menerima gaji, lalu pulang tanpa stres. Sayangnya, harapan itu pupus sejak hari pertama ia bertemu Eveline Selene-bos perfeksionis yang selalu menuntut ini-itu tanpa ampun. Setiap...
