Strange

18 1 0
                                    

Sudah rapi semua. Kasurku, kamarku dan tentunya penghuni kamar satu-satunya di lantai dua ini. Satu masalah yang selalu gagal dan aku yakin semua pelajar sepertiku. Sengaja tidur larut malam agar bangun di siang hari namun sepertinya roh itu yang bermain-main semalam sudah lelah untuk berada di alamnya dan akhirnya roh itu pun kembali pada pukul 4:47 .

5:56

Aku memandangi jam dinding di sebelah kiriku. Waktu bergerak sangat lamban di hari libur. Satu hal yang belum kulakukan adalah mencharger handphone ku sejak semalam. Aku pun langsung menchargernya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan, sekaligus temu kangen dengan Bunda.

Halahhh...gayanya.

Nampak jelas, hari ini aku sangat senang. Aku pun merasakan hal tersebut. Tadi saat aku bercermin aku selalu saja melebarkan bibirku, teringat-ingat akan kejadian semalam yang diluar dugaan. Aku kira hanya orang iseng. Klise lah.

Bunda sudah sedari tadi memandangiku ketika aku tengah asiknya dengan serealku. Entah Bunda mungkin sedang panas atau kesambet.

Maaf ya bun,Shasha harus ngomong ini hehehe..

"Bunda kenapa sih?? Kali kesambet apa sih Bun???" Tentu sudah tidak nyaman diperhatikan meskipun dengan orangtua sendiri.

"Bunda lagi seneng aja liat anak Bunda hari ini... Ceraaahhh" Bunda masih saja memandangi ku dengan senyum khasnya. Ada bolongan di sisi kanan bawah bibirnya. Cantik sekali. Ditambah lagi kain panjang yang selalu menutupi rambutnya dengan syar'i.

"Berarti setiap hari aku gak cerah ya Bun??"

"Cerahnya sih setiap hari tapi hari ini beda. Bunda hari ini libur juga lohh..Kita jalan yuk, Sha?"

Penawaran yang menarik. Daripada harus menunggu hari berganti.

"OHHH BUNDA PASTI AKU TERIMA, SANGAT-SANGAT MENERIMANYA... AKHIRNYA BUNDA MEMAHAMI ANAKNYA...ALHAMDULILLAH..." Berteriak dipagi hari buta dan suaraku menggema di rumah ini.

Oiya, di rumah ini hanya ada aku dan Bunda saja. Rumah ini ramai hanya di hari-hari libur panjang saja dan terkadang sepupu-sepupu ku akan menginap di rumah ini bila mereka libur dan tentunya aku juga libut. Tapi kali ini sepupu-sepupu ku sedang sibuk dengan kegiatan sekolahnya, tidak ada libur, katanya.

Nanyain ayah ya? Kata Bunda sih udah sama perempuan lain semenjak aku berumur 2 tahun. Selingkuh lebih tepatnya. Aku sudah tidak ingat bagaimana muka ayah dan aku sudah tidak peduli bagaimana keadaannya. Lebih baik menjaga Bunda saja yang sudah semakin bertambah umurnya atau bahkan berkurang umurnya.

"Duhh, anak Bunda masih sama ya kayak dulu, Yaudah nanti kita jalan jam 9 an ya muter-muterin Jakarta.." Bunda kembali tersenyum dan cantiknya... Tidak dapat di berikan nilai lagi.

Kenapa ayah tega ya ninggalin Bunda?

"Yahh.. Masa cuman muter-muterin Jakarta sih Bun?? Ke Bandung yuk,  Bun. Belanja sekalian kulineran hmmm..."

"Yakin nih mau ke Bandung? Yaudah sekalian aja kita nginep sehari semalem deh, Bunda kangen Bandung juga, siapin baju yang banyak," Bunda memang selalu bersemangat kalau sudah mendengar kata Bandung dan Raja Ampat.

Aku sering ke Bandung bersama Bunda dan keluarga tapi sampai sekarang belum pernah ke Raja Ampat. Dari foto aja udah indah begitu apalagi Bunda yang selalu menceritakan tentang keindahannya dengan mata kepalanya sendiri.

"Yeyy,tapikan bukan pindahan rumah Bun."

**

Jalanan damai lancar. Tanpa hambatan. Paling-paling saat mencari tempat parkiran di pinggir jalan.

Cadel Love (Pending)Where stories live. Discover now