Part 3

87 2 0
                                    

23 Januari 2007
9.15
Lebih dekat

Tepat 2 minggu telah berlalu,Daniel masih melakukan aktivitasnya kembali. Tapi kali ini Daniel sedikit terlambat untuk melakukan aktivitasnya,atap rumahnya rusak karena hujan turun terlalu deras tadi malam. Maklumlah,tempat tinggal Daniel adalah warisan turun menurut dari Kakek buyutnya dari keluarga Ibunya. Jadi atapnya sudsh tidsk terlalu kuat. Dia hanya hidup berdua dengan Ibunya. Ayahnya meninggalkan mereka berdua ketika Daniel berumur 3tahun. Jadi,hanya Daniel yang menjadi tulang punggung didalam keluarganya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya di atap genteng tersebut,Daniel pergi ketaman kota. Seperti pepatah,lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali? ucap Daniel dalam hati. Udara dipagi menjelang siang hari itu cukup panas,maklumlah pepohonan sudah tak ada di jalan raya. Memang aneh bila dibilang,semalam hujan paginya panas haha. Walau terasa panas,Daniel tetap bersemangat. Karena dia tau,niatnya takkan terkalahkan oleh udara yang panas.

Sesampainya di taman kota,Daniel selalu memulai dengan pemanasan kecil dan berlari kecil. Tak lama kemudian,datang seorang pekerja kebersihan menyampirinya.
'Pagi dek,tumben telat? hehe' sapa petugas kebersihan
'hallo pak,iyaa ada masalah dirumah. Maklum hujan semalam deras' senyum Daniel ramah
'oh tapi gapapakan dek?' tanya petugas kebersihan
'selama ada Daniel,kapan semua masalah tak teratasi pak? hehe' canda Daniel
'ah dek,kamu selalu bercanda haha' sambil tertawa
'yaudah pak,Daniel lari dulu ya?' tanya Daniel
'iyaa gapapa dek,lari aja keburu makin panas dek' jawab petugas kebersihan
'saya duluan ya pak' senyum daniel dan langsung berlari pergi mengitari taman

Ketika daniel sampai di sudut taman,Daniel selalu mengingat gadis itu. Tak tau kenapa Daniel seperti tertarik kepada gadis yang dijumpainya 2minggu lalu.
'Yah dia tidak ada lagi' ucap Daniel dalam hati
'hai,mencari seseorang?' tiba tiba ada suara wanita dari belakang Daniel.
Saat Daniel melihat kebelakang,ternyata gadis yang dia cari kini tepat di depan matanya
'tak ada,hanya mencari sampah' jawab Daniel agak gugup
'tapi dari pagi jam 7 gua disiniloh,petugasnya udah bersih bersih hehe' tanya Karin sambil tersenyum
'hm ituu,ya gitu ngecek aja siapa tau masih ada sampah' ungkap Daniel semakin gugup
'yakin?' Karin tersenyum
'ah sudahlah,kamu ngapain disini?'tanya Daniel mengalihkan pembicaraan
'kok sudahlah? gapapa,emang gak boleh ya? setau gua ini tempat umum hehe' Karin terus memberi senyuman
'yaudah,aku lari ya' ucap Daniel
'eh tunggu' sambil menarik tangan Daniel
'thank you so much Daniel' ucap Karin sambil tersenyum
'hah? buat apa? aku gak paham' jawab Daniel
'buat saran lo. Gua mikir lagi,bener kata lo. Gua bukan seorang anak kelas 6sd lagi' kata Karin sambil tersenyum dan menuntun Daniel duduk dibangku taman
'oh itu,itu hanya hal sepele kok gak perlu berterima kasih' ucap Daniel
'yaudah,lo temenin gua disini' kata Karin
'hah? aku harus lari' kata Daniel
'yaudah kalo gitu minum dulu,gua bawa air dingin buat lo. Itung aja tanda terima kasih' Karin menawarkan minuman sambil tersenyum
'ah gak perlu repot repot. Aku gak terbiasa,maaf merepotkan' jawab Daniel sambi garuk garuk kepala
'tapi kalo lo nolak,gua marah nih' jawab Karin
'yaudah kalo memaksa,makasih ya' Daniel mengambil minuman yang ditawarkan Karin
'jadi lo itu kuliah atau sma atau pekerja?' tanya Karin
'udah nikah' jawab Daniel
'hah? serius!? demi apa lo?' tanya Karin heran
'apa tampangku yang tampan ini seperti sudah menikah? hehe' Daniel sambil tertawa
'gaksih,gak mungkin juga hehe' jawab Karin ikut tertawa
'aku lulus SMA tahun lalu,aku gak kuliah jadi nganggur aja.Kalau kamu?' tanya Daniel
'kok gak kuliah? gua lulus tahun ini,daftar kuliah disini hehe' jawab Karin
'gapapa Karin,cape beajar jadi ganggur dulu. Emang kamu dari mana?' ungkap Daniel
'tapi jangan lupa kuliah ya,kuliah itu penting. Dari jakarta Daniel' kata Karin
'oalah begitu hehe iyaa gak lupa kok' Daniel tersenyum
'jadi rumah lo dmn?' kata Karin
'itu di pertigaan sebelum arah ke taman' jelas Daniel
'oh disitu,arah kita berlawanan ya? hehe'
'yaudah kita pulang yuk,udah jam 11 nih,matahari udah di atas kepala' Daniel berdiri dari bangku taman
'yaudah yuk,kita pulang' Karinpun ikut berdiri
'lo ke arah sana kan? tanya Karin menunjuk ke pintu utama taman
'tidak,aku ke arah sana' sambil menunjuk Kompek dimana Karin tinggal
'lah kok lo kesana?' tanya Karin heran
'bagaimana mungkin aku meninggalkan bidadari pulang sendiri kekayangan? hehe' Daniel tersenyum manis
'apaansi lo,alay banget' sambil mencubit tangan Daniel
'yaudah yuk' Daniel berjakan duluan

Akhirnya Daniel sampai mengantar Karin,tepat di depan rumahnya

'Daniel?' panggil Karin
'ya Karin?' sahut Daniel
'lo ada hp?' tanya Karin
'ada,kenapa?' jawab Daniel
'boleh minta nomor hp?' tanya Karin lagi
'nomor kamu aja sini,tulis dikertas nanti aku sms. aku gak bawa hp' jawab Daniel
'yaudah bentar ya gua tulis di dalem. lo tunggu disini,jangan kemana mana' Karin langsung masuk kedalam rumah dan tak lama kemudian keluar dan memberikan kertas berisi nomor hp Karin
'ini,sms ya nanti' senyum Karin
'iyaa Karin' sambil mengambil kertas dari Karin
'aku pulang yaa' sahut Daniel
'yaudah,makasih ya udah nemenin gua hehe' Karin terseyum kembali
'iyaa sama sama Karin. Jadi,bolehkah aku yang biasa ini bertemu dengan bidadari lagi? entah itu esok atau lusa atau kapanpun itu?' ungkap Daniel tiba tiba
'jika bidadari bertemu dengan orang yang biasa bisa membuat hal biasa jadi luar biasa. kenapa tidak?' Karin tersenyum dan langsung masuk kedalam rumah.

Danielpun berjalan pulang dan hanya bisa tersenyum saja sepanjang jalan

Daniel & KarinWhere stories live. Discover now