🦋𝔼ℕ𝔻🦋
Jaehyun adalah sosok penuh pengorbanan dan ketulusan yang terus mengejar hati Taeyong, meskipun perasaannya tidak terbalas dengan benar.
Apa alasan Taeyong Berbohong, Keapa Ia melakukannya, Apa yang sebenarnya terjadi, hingga malang terus...
"Yuta, Mau main PS di rumahku?" Jaehyun menawarkan dengan harapan lebih besar.
"Maaf, Jay. Aku lembur malam ini. Kalau aku tinggalkan ini, pekerjaanmu yang akan menumpuk lagi, dan kita tahu betapa cerewetnya kau soal berkas yang terlambat atau tidak jelas datanya" Yuta menatapnya dengan senyum tipis, membuat Jaehyun memutar matanya.
"Dasar kalian ini. Baiklah, aku pergi... Selamat Lembur Kalian"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Di parkiran, Jaehyun masuk ke dalam mobilnya dan mengambil ponselnya. Ia menelepon Taeyong.
"Halo, Yongie? Kau sudah pulang?" tanyanya sambil menyandarkan kepala di kursi.
"Aku sedang siap-siap dengan tasku." Taeyong terdengar di seberang.
"Aku akan menjemputmu," kata Jaehyun tegas.
"Tidak usah, Ajusshi. Aku bisa pulang sendiri," tolak Taeyong.
"Jangan membantahku, Taeyong. Tunggu di sana, Aku segera datang" balas Jaehyun sebelum menutup telepon tanpa memberi kesempatan Taeyong untuk menolak lagi. Ia menyalakan mobilnya dan melaju ke sekolah Taeyong.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Di dalam kelas yang sunyi, Taeyong merapikan barang-barangnya ke dalam tas. Hari itu terasa lebih panjang dari biasanya, dan ia hanya ingin segera pulang ke rumah. Dengan langkah ringan, ia berjalan di sepanjang koridor menuju gerbang sekolah.
Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang berdiri di depannya dengan senyum sinis.
"Nah penggoda mau kemana, hmm?" tanya Mingyu dengan nada mengejek.
Taeyong menghela nafas panjang, mencoba menahan emosinya.
"Cukup Mingyu... Bisakah kau berhenti menggangguku?" Kata Taeyong
"Mengganggu? Hei, teman-teman! Katanya kita mengganggunya! Hahaha!" Mingyu tertawa terbahak-bahak. Teman-temannya juga ikut tertawa di belakangnya.
"Kau memang menyebalkan, Mingyu. Tidak bisakah kau cari hiburan lain selain menggangguku?" Taeyong membalas, tatapannya tajam.
"Aku menyebalkan? Lihat siapa yang bicara. Kau ini tidak lebih dari penggoda murahan yang suka mencari perhatian!" Mingyu menyeringai.
"Setidaknya aku tidak menyedihkan seperti kau, yang hidupnya hanya bisa mengandalkan teman-teman untuk merasa penting" balas Taeyong dengan tajam.
"Apa katamu?!" Wajah Mingyu memerah karena marah.
"Apa aku salah? Kau bahkan tidak punya keberanian untuk menghadapi ku seorang diri... Dasar pengecut!" kata Taeyong sambil melangkah pergi.
Namun, Mingyu langsung menghalanginya lagi.
"Kita belum selesai, Lee Taeyong. Tangkap dia!" perintah Mingyu kepada teman-temannya.
Taeyong yang panik segera bertindak. Ia menendang perut Mingyu dengan kuat, membuat pria itu terhuyung mundur sambil meringis kesakitan.
Buughh
"Akhhh sial"Ringis Mingyu yang memegang perutnya
"Bos!" kata temannya mingyu
"Apa yang kalian lakukan?! Cepat tangkap dia!" teriak Mingyu dengan marah.
"Eh, iya, Bos!" kata salah satu temannya, dan mereka bertiga segera mengejar Taeyong.
Taeyong berlari secepat mungkin, nafanya tersengal-sengal, hingga ia mencapai gerbang sekolah. Namun, ia terlalu tergesa-gesa dan menabrak seseorang. Tubuhnya hampir jatuh, tapi tangan kokoh menangkapnya tepat waktu.
Dhuukk
"Yongie, kau tak apa?" suara itu penuh dengan kekhawatiran.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
:
:
:
:
:
Cerita Ini akan Publish setiap hari Kamis dan Minggu