🦋𝔼ℕ𝔻🦋
Jaehyun adalah sosok penuh pengorbanan dan ketulusan yang terus mengejar hati Taeyong, meskipun perasaannya tidak terbalas dengan benar.
Apa alasan Taeyong Berbohong, Keapa Ia melakukannya, Apa yang sebenarnya terjadi, hingga malang terus...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sementara itu, di perusahaan besar milik keluarganya, Jaehyun duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh tumpukan berkas. Ia sibuk memeriksa dan menandatangani dokumen yang terus berdatangan tanpa henti.
Menjelang siang, rasa lelah mulai terasa, dan Jaehyun tanpa sadar tertidur di kursinya. Ketika Yuta dan Johnny masuk ke ruangannya, mereka terkejut melihat pemandangan itu.
"Dia tertidur!" seru Johnny.
"Bagaimana mungkin seorang CEO bisa tertidur seperti ini? Dia benar-benar tak cocok memimpin perusahaan," ejek Yuta sambil tertawa kecil.
"Hei, Jay, bangun!"Johnny mendekat dan mengguncang bahu Jaehyun.
Jaehyun terbangun dengan mata yang masih setengah tertutup.
"Ada apa?" tanyanya dengan suara serak.
"Kau tertidur di ruang kerja. Apa kata karyawan kalau melihat ini?" Johnny bertanya dengan nada setengah kesal.
"Maaf, tadi melelahkan. Mereka terus-menerus datang membawa berkas untukku periksa. Sampai-sampai mereka mengantri. Kalau saja Ayah tidak meninggalkan tumpukan pekerjaan seperti ini..." keluh Jaehyun sambil mengusap wajahnya.
"Aku sudah bilang, kau butuh asisten," ujar Yuta sambil melipat tangan.
"Kurasa kau benar. Aku sedikit lelah," kata Jaehyun mengangguk.
"Kami punya kandidat untukmu, dan aku yakin kau akan setuju," kata Johnny sambil tersenyum misterius.
"Siapa?" tanya Jaehyun penasaran.
"Irene. Dia cocok, kan?" sahut Yuta dengan santai.
Jaehyun terdiam sejenak
"Aku akan memikirkannya dulu." Kata Jaehyun
"Kalau begitu, ayo kita ke kantin," ajak Yuta.
"Aku tidak perlu ke kantin. Aku bawa bekal," kata Jaehyun sambil mengeluarkan kotak makan.
"Kau? Membawa bekal?" Johnny mengernyit heran.
"Iya. Tumben sekali," Yuta menimpali
"Ini dari Taeyong," jawab Jaehyun santai.
"Taeyong? Jangan-jangan kalian semalam..." Yuta langsung salah paham.
"Bukan Sial, Ini Tadi pagi aku mengantarnya ke sekolah, kebetulan searah. Dia membuatkan bekal ini karena mulut sialan mu Yut. Kau bilang aku tidak suka makan pagi, jadi dia repot-repot memasaknya," jelas Jaehyun dengan nada setengah kesal.
"Ekhem" Johnny tersenyum penuh arti.
"Kurasa itu bagus." Ia melirik Yuta, memberi isyarat untuk meninggalkan Jaehyun sendiri.
"Kalau begitu, kami akan mengantarkan kopi untukmu," ucap Yuta sebelum mereka pergi ke kantin.