"Alaksa? kenapa belum tidur?" suara sang ibu memecah kesunyian malam, membuyarkan kesendirian yang menyelimuti kamar anak semata wayangnya itu. Namun, alaksa tak bergeming. Tubuhnya tegak di samping jendela, pandangan matanya tak lepas dari sosok di luar sana, seseorang yang entah kenapa selalu berdiri di tempat yang sama, dengan tatapan lurus ke arahnya.
Ibunya memperhatikan alaksa dari ambang pintu. Ada kebingungan di raut wajahnya, seolah bertanya-tanya apa yang begitu menarik perhatian sang anak hingga ia tidak beranjak tidur. Ketika sang ibu melangkah masuk, suasana hening menyelimuti. Malam begitu sepi; hanya bunyi detak jam dinding yang sesekali memecahnya.
Ibunya mendekat, berdiri di samping alaksa, mengikuti arah tatapannya ke seberang jalan. Di sana, di bawah lampu jalan yang redup, terlihat seorang laki-laki berdiri dalam diam, dengan pandangan yang sulit diartikan, tepat ke arah mereka.
Sekian lama mereka diam, tenggelam dalam perasaan yang sulit dijelaskan. Alaksa masih memandang ke arah sosok itu, hingga akhirnya, dengan suara yang nyaris berbisik, ia berkata, "Ibu, sejak kemarin, laki-laki di seberang jalan itu, dia terus memperhatikan laksa."
Sang ibu menatapnya sejenak, lalu kembali memandang ke luar jendela. Tatapan laki-laki di seberang itu seperti membawa pesan yang tidak dapat dibaca, seperti sesuatu yang melintasi batasan waktu dan ruang. ibunya merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar tatapan mata, sesuatu yang tersembunyi, mungkin di balik malam, mungkin di balik perasaan sunyi yang mencekam di hati mereka.
YOU ARE READING
Kalayatra
FanfictionMungkin kita mengira waktu hanyalah detik yang berlalu dan menit yang bergulir. Namun waktu bisa saja hanya ilusi. Waktu bisa dilipat, sejarah bisa diulang, dan masa depan menunggu di tempat yang tak pernah kita duga. Di balik rutinitas yang tampak...
