Bab 1 - Amnesia

205K 6.9K 160
                                    

Satu minggu yang lalu...

Awalnya kabur, tapi lama kelamaan pandanganku semakin jelas. Samar-samar aku dapat melihat ketika sebuah cahaya putih masuk kedalam mataku setelah sekian lama aku tenggelam didalam kegelapan.

Dimana ini?

Yang kulihat pertama kali adalah langit-langit sebuah kamar asing dari tempatku berbaring saat ini. Pelan-pelan aku mengibaskan pandangan kesekeliling ruangan. Sebuah ruangan serba putih dan hanya ada aku seorang didalam kamar ini.

"Sssh," Aku mendesah lirih. Aku tidak tahu, mengapa seluruh tubuhku sangat sakit, seluruh sendi-sendiku berasa remuk, kepalaku pening luar biasa dan nafasku terasa sangat berat.

"Sakit..." desisku.

Tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara pintu dibuka, seorang laki-laki menggunakan jas dokternya masuk menghampiriku.

"Astaga," dokter itu terkesiap saat melihat mataku yang terbuka. "Akhirnya kau sadar." Dokter itu segera memeriksa keadaanku, menyoroti mataku dengan sebuah senter, lalu mengecek selang infus yang terpasang ditangan kananku.

"Sakit," ucapku lagi. Aku sudah benar-benar tidak kuat untuk merasakan sakit yang terus menjalar disekujur tubuhku.

Dokter itu mengerutkan alisnya lalu mengeluarkan sebuah suntikan dari dalam saku jasnya kemudian menyuntikkan cairan itu kedalam selang infusku. Perlahan, rasa sakit yang tadi menyiksa tubuhku menghilang sedikit demi sedikit.

"Syukurlah, kau sudah sadar. Kau koma di Rumah Sakit ini selama satu pekan. Sekarang bisakah kau katakan kepadaku siapa dirimu?"

Aku dapat mendengar dengan jelas perkataan dari dokter ini. Tapi pertanyaan itu? Kenapa pertanyaan itu terasa sangat berat bagiku?

"Kami pihak Rumah Sakit kesulitan menghubungi keluargamu," lanjutnya kemudian.

Aku berusaha keras untuk menjawab pertanyaan dari dokter ini. Kuputar seluruh memoriku unttuk menjawab pertanyaan dari dokter ini, tapi nihil. Aku sama sekali tidak dapat mengingatnya.

"Siapa dirimu?" dokter itu bertanya lagi.

Sesaat otakku seperti dicengkeram kuat. Kepalaku semakin pening dan aku tak kuasa untuk mengingatnya kembali.

"Aku?"

Dokter itu mengangguk. "Ya, kau siapa?"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. "Aku siapa?" aku malah balik bertanya.

Dokter itu menatapku dalam-dalam. Ia nampak mengerutkan dahinya dan sesaat kemudian ia kembali menyorotkan sebuah senter kearah mataku untuk memeriksa keadaanku.

**

Aku siapa?

Aku terus mengutuk diriku sendiri kenapa aku tidak ingat apa-apa tentang diriku. Sepertinya otakku tidak mau untuk diajak bekerja sama untuk memutar kembali memori yang pernah aku alami sebelum aku membuka mata untuk yang pertama kali dan hanya melihat sebuah langit-langit kamar Rumah Sakit dimana aku berbaring saat itu.

Sial!

Kepalaku terasa sakit lagi ketika aku berusaha keras untuk mengingatnya.

Sudah empat hari lamanya setelah aku bangun dari koma, aku selalu frustasi oleh keadaan. Bagaimana tidak? Aku melewatkan detik demi detik, menit demi menit oleh kesenderian. Tidak ada satu orang-pun yang datang menengokku, bahkan memberi tahu identitasku?

Yang benar saja?

Siapa aku ini? Apakah aku alien yang tiba-tiba datang ke bumi? Wajar saja jika aku seorang alien sehingga tidak ada satu orang-pun yang mengenalku.

My Future Husband ( My Perfect Husband )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum