Indo tidak bisa menjawab. Pikirannya berteriak satu kebenaran yang tak terbantahkan: Dia sudah mati. Aku membunuhnya sembilan tahun yang lalu.
Indo: (berbisik) "Kau... Kau hidup."
Ekspresi PKI melembut, kekhawatiran terpancar di matanya saat ia meletakkan nampan di meja dekat. Ia melintasi ruangan dalam beberapa langkah, meletakkan tangan di dahi Indo.
PKI: "Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat seperti baru saja melihat hantu."
Indo menggelengkan kepala cepat, memaksakan senyum lemah.
Indo: "Tidak, ini... tidak ada apa-apa. Hanya mimpi aneh."
PKI: "Yah, hentikan itu, Indo. Kau akan terlambat untuk latihan dengan Komandan BKR jika kau tidak cepat. Kau tahu bagaimana dia jika kau bolos latihan."
Indo: (nyaris tak terdengar) "Latihan...?"
PKI mengangkat alis, tersenyum nakal.
PKI: "Ya, latihan. Sungguh, di mana pikiranmu hari ini?"
PKI: "Dan cepatlah bersiap-siap. Nusan sedang menunggu. Dia tidak akan senang jika kita terlambat lagi untuk pertemuan dewan."
Indo: (bingung) "Pertemuan dewan...?"
PKI: (kesal) "Ya, pertemuan dewan. Serius, kau bertingkah aneh."
Ia meninggalkan ruangan dengan tawa kecil, langkahnya memudar ke kejauhan. Indo tetap berdiri membeku, pikirannya seperti angin puyuh.
Indo jatuh ke kursi dekat mejanya, memegangi kepalanya.
Indo: (berbicara pada diri sendiri) "Ini tidak mungkin..."
Kata-katanya berhenti saat matanya tertuju pada sesuatu yang sebelumnya tidak ada.
Sebuah buku hitam.
Buku itu tergeletak dengan tenang di meja, sampul kulitnya berkilau samar di bawah cahaya pagi. Napas Indo tercekat. Ia meraih buku itu dengan tangan gemetar dan membukanya.
Halaman-halaman itu kosong pada awalnya. Kemudian, tulisan merah mulai muncul di atas kertas, setiap kata terukir dengan jelas:
"Selamat datang kembali ke momen saat semuanya dimulai."
Tangan Indo menggenggam tepi buku itu.
Tulisan itu berubah, bergerak seperti hidup:
"Ini adalah kesempatan untuk memperbaiki yang rusak. Untuk menyelamatkan yang hilang."
Rahang Indo mengeras saat kenangan membanjiri pikirannya—pengkhianatan, pembantaian, nyawa yang direnggut di depan matanya.
Tulisan itu bergerak lagi:
"Setiap pilihan memiliki harga. Benang-benang waktu rapuh. Apakah kau bersedia membayar harganya?"
Indo membanting buku itu hingga tertutup, napasnya terengah-engah
Namun buku itu tidak menghilang. Kehadirannya tak terbantahkan, seperti janji yang menyeramkan.
Indo mengepalkan tinjunya, pikirannya berputar. Ia ingin mengembalikan seseorang—menghapus rasa sakit kehilangan. Namun, ia telah dilempar kembali ke masa lalunya sendiri, kembali ke kehidupan yang pernah ia jalani.
Indo: (kepada dirinya sendiri, tegas) "Baiklah. Kali ini akan berbeda. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi, sudah waktunya mengubah sejarah."
Ia berbalik ke arah pintu, tetapi sebuah suara menghentikannya di tengah langkah—suara yang menggema dari setiap sudut ruangan, rendah dan bergema.
Suara: "Mengubah sejarah? Atau membuat sejarah menjadi lebih buruk?"
Indo membeku, tinjunya mengepal erat.
.
.
.
.
.
Happy new years everybody, i hope our future is more brighter and happier then this year and i want to tell you guys what's been bothering me for the past few months.
A New Year's Dawn
The clock strikes twelve, the old year fades,
A blank page turns, the past cascades.
With hopes anew and dreams in tow,
We greet the year with hearts aglow.
May joy abound, may love take flight,
Through every day and every night.
Embrace the change, let courage steer,
Welcome, welcome, this bright new year.
Fajar Tahun Baru
Jam berdentang dua belas kali, tahun lama memudar,
Halaman kosong terbuka, masa lalu mengalir deras.
Dengan harapan baru dan mimpi yang menyertainya,
Kita sambut tahun ini dengan hati yang berseri-seri.
Semoga sukacita berlimpah, semoga cinta berterbangan,
Melalui setiap hari dan setiap malam.
Rangkul perubahan, biarkan keberanian yang mengendalikan,
Selamat datang, selamat datang, tahun baru yang cerah ini.
i always felt like chapter 1-9 was bad, like there was something missing for me, but i don't know what exactly. maybe you guys can help?honestly maybe on normal days i'll fix it. and don't worry, i'll keep updating every special day
aku selalu merasa kalau chapter 1-9 jelek, kayak ada yang kurang buat aku, tapi aku nggak tahu apa tepatnya. mungkin kalian bisa bantu?jujur mungkin di hari-hari biasa aku akan memperbaikinya. dan jangan khawatir, aku akan terus mengupdate setiap hari spesial
YOU ARE READING
Time keeps running (not sure to continue it or not)_
FanfictionIndonesian version Indonesia telah tiada... . . . Seorang penerus tahta, PKI, merenung di kamarnya pada malam yang dingin, di hari ulang tahunnya yang juga merupakan hari penobatannya sebagai penerus tahta ayahnya. Namun, di tengah kebahagiaan terse...
back to the past
Start from the beginning
