Bab I

73.8K 3.4K 661
                                    

Satu pusaka. Dua jiwa. Tujuh fragmen kunci. Sembilan klan kesatria. Semua berputar dalam lingkaran kekuatan yang abadi, dijaga oleh fragmen-fragmen yang tersebar. Setelah disangka hilang selama lebih dari tujuh abad, satu per satu kepingan terpicu; menunggu untuk dipersatukan. Para kesatria mengacungkan senjata, siap untuk berburu, siap untuk beradu....

***

Mereka bilang aku perlu lebih berpartisipasi. Kurang lebih begitu. Sebuah film baru saja menginspirasiku. Orang-orang asing itu juga menyuruh sang tokoh utama untuk lebih berpartisipasi. Aku yang dulu pasti akan bilang, "Yang benar saja? Kau pikir kau siapa seenaknya mengaturku?" Tetapi, aku yang sekarang, menyebut diri sebagai individu dalam rehabilitasi mandiri atas inisiatif pribadi, kali ini berpikir mungkin mereka benar. Oke, mereka memang benar. Aku harus berpartisipasi. Aku akan melakukannya, tidak ada cara lain.

Di luar kamar, kulihat langit kuning kemerahan telah berubah menjadi biru gelap. Aku berdiri dan meregangkan badan. Sudah berjam-jam kuhabiskan waktu di depan layar komputer. Saatnya kembali ke kehidupan nyata: kehidupan yang jemu, kaku, dan memuakkan. Kehidupanku, setidaknya.

Kuingat-ingat lagi apa yang telah kukerjakan hari ini: bersih-bersih rumah di pagi hari, pergi kuliah, makan siang di kantin kampus, rapat organisasi mahasiswa, pulang ke rumah, lalu menonton film di komputer selama berjam-jam sampai berakhir beberapa menit yang lalu.

Merenungkan apa yang baru saja kutonton, ditambah dengan pikiranku akhir-akhir ini, aku bertekad mengubah diriku. Aku tidak ingin terus-terusan malas dan pasif. Aku juga ingin membuat perubahan yang lebih baik untuk lingkungan sekitarku, seperti yang dikatakan oleh para petinggi organisasi mahasiswa itu, hanya saja aku kebingungan dari mana memulainya. Aku tidak punya keberanian untuk berkoar di depan publik, emosiku tidak stabil, dan pikiranku mudah terdistraksi. Semua itu berperan dalam membuatku mengalami krisis percaya diri, dan aku bukan seorang motivator diri yang hebat. Dengan cepat, aku mudah menjadi pasrah.

Sekarang semuanya harus berubah. Umurku sudah sembilan belas tahun dan liburan semester genap akan dimulai. Aku punya waktu selama dua setengah bulan untuk merancang rencana dan bertindak. Fase perencanaan kutargetkan untuk berakhir hari ini, yang artinya aku harus mulai bertindak. Rencana brilian menurutku, meski tidak orisinil.

Dimulai dari dua minggu lalu, ketika aku jalan-jalan sendirian ke toko buku di daerah pusat kota. Saat itu hujan sedang turun deras, aku pun sekalian berteduh di dalam toko. Sembari mencari-cari komik incaranku, tidak sengaja aku melihat beberapa anak jalanan sedang menawarkan jasa ojek payung di pinggir jalan raya depan toko buku. Terbersit olehku: aku sedang berada di dalam gedung yang nyaman, kering dan hangat sambil membaca buku, sedangkan anak-anak itu terpaksa mencari nafkah, basah kuyup diterpa hujan, tidak dapat menikmati luasnya ilmu pengetahuan dari jendela dunia. Anak seumur mereka seharusnya bermain dan belajar, bukannya mengais peruntungan dari jalanan.

Aku pulang dengan perasaan miris dan mengganjal. Lalu, malam itu juga, kutemukan artikel di internet mengenai taman bacaan untuk anak-anak jalanan yang dibangun oleh komunitas masyarakat di suatu kota dengan memanfaatkan sumbangan buku dari penduduk. Jika diibaratkan kartun, sudah ada bohlam yang menyala di atas kepalaku. Aku tahu apa yang ingin kulakukan untuk membuat setitik perubahan.

Keluargaku adalah kutu buku. Semua anggota keluargaku --ayah, ibu, satu kakak, dua adik, dan aku-- mempunyai hobi membaca buku. Selama belasan tahun sejak rumah kami dibangun, keluargaku telah membeli dan mengumpulkan puluhan hingga ratusan buku dari berbagai genre sesuai preferensi kami masing-masing: dongeng, legenda, horror, fantasi, psikologi, ilmu pengetahuan, hingga buku resep dan ensiklopedia yang tersimpan dalam delapan deret lemari besar bertingkat yang terletak di ruang buku di lantai dua rumah, sejenis perpustakaan pribadi milik kami.

Tujuh Kelana (Novel - Tamat) [Wattys Award Winner]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang