Permohonan,Please!!!

Start from the beginning
                                    

Dear dairy

Aku kaget sekali hari ini. Tanpa angin, tanpa hujan dan tanpa badai, cowok yang ku kenal bernama Ziko yang aku temui di taman waktu melihat matahari, ia datang padaku dan mengatakan sesuatu yang sungguh mengejutkan. Aku gak tau harus menjawab apa ketika cowok itu mengajakku pacaran. Oh God,Pacaran? Aku bingung. Ku Lihat Cowok itu begitu serius sekali mengatakannya Aku ingin menolak namun aku juga ingin sekali menerimanya. Aku rasa aku ingin sekali merasakan apa yang sering remaja sepertiku bicarakan dengan universal apalagi kalau bukan Cinta. Ya, aku ingin sekali mengetahui apa itu cinta sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku.

Dear dairy

Hari ini dokter memutuskan untuk menyuruhku pulang. Aku gak tau kenapa. Apa mungkin penyakitku telah sembuh? Aku senang kalau seperti itu. Namun mendadak kesenangan itu harus lenyap karena aku pulang ke kotaku bukan untuk pulang melainkan untuk pergi lagi. Dokter mengatakan pada ayah dan bundaku bahwa pengobatan mengenai penyakitku ini sebaiknya ditangani oleh seorang dokter profersional di Jepang karena mungkin hanya dokter disana yang dapat berani mengoperasiku. Ya, aku hanya bisa bersabar untuk semua cobaan yang aku alami ini.

Sebenarnya, rasanya aku ingin sekali menyerah saja untuk terus berobat. Aku udah lelah dan gak kuat lagi. Namun ayah, bunda dan kembaranku selalu mencoba mendukung dan memberiku semangat. Melihat wajah harap mereka, aku tak enak hati untuk pasrah dan menyerah. Selagi aku masih kuat bertahan, aku tak ingin menyerah dengan penyakitku ini.

Hari ini juga aku mengatakan kepulanganku pada Ziko yang saat ini menjadi pacar pertama dan mungkin juga akan menjadi pacar terakhir buatku. Saat mendengar aku akan pulang, Ziko malah tersenyum. Aku jadi dibuat sedih dan merasa bersalah. Sedihnya karena aku akan jauh darinya dan bersalahnya karena aku telah melakukan kebohongan besar padanya. Aku berbohong atas penyakitku ini.

Dear dairy

Hari ini aku pulang. Akhirnya aku bisa pulang ke rumahku sendiri. Ke rumah yang selama ini sangat aku rindukan. Dengan langkah senang, aku menemui kembaranku si Ocha dan Ody. Oh Tuhan, setelah melihat wajah mereka aku jadi begitu senang.

Hari ini juga aku mendapatkan telpon yang mengejutkan dari Ziko. Setelah seminggu Ziko tak bertemu denganku. Dia menelpon dan mengatakan hal-hal yang membuatku takut. Dia akan ke kotaku ini dan ingin sekali menemuiku. Aku bingung. Aku gak mungkin bisa datang menemuinya karena aku akan segera berangkat ke Jepang.

Dear dairy

Aku udah memutuskan untuk menemui Ocha, karena hanya dialah yang dapat membantuku. Wajahnya mirip sekali denganku. Pasti dia akan bisa membantu masalah yang aku hadapi sekarang ini.

Pelan dan menghayati setiap tulisan yang begitu rapi pada dairy berwarna pink itu membuatku ingin sekali berteriak tapi tak bisa karena yang terjadi malah air mataku yang jatuh deras tanpa bisa aku bendung. Pikiranku malah menerawang jauh mengingat apa yang sempat aku bicarakan dengan kembaranku si Ochi.

"Apa? Loe gila ya?" aku menatap wanita didepanku ini dengan bingung

"Please, bantuin gue ya, Cha!!! Gue butuh bantuan loe" pintanya

Aku menggeleng cepat "Gue gak mau!!! Gila aja, gue mesti menemui cowok itu dalam sosok loe? Gimana kalau ketahuan?" aku menatap tajam pada wanita itu. Rasanya ketika aku berhadapan dengannya, aku serasa bercermin di kaca.

"Tolonglah Cha, masa sama kembaran sendiri loe gak mau sih?"Ochi menatap dengan wajah memohon.

Aku menghela nafas "Kenapa bukan loe aja yang menemui tuh cowok? Loe kan yang kenal ama tuh cowok?" kataku pelan

Ochi terdiam. Terlihat wajah pucat tergambar jelas diwajahnya "Loe tau kan gimana kondisi gue sekarang ini? Gue gak bisa menemui cowok itu dalam keadaan begini. Lagian, minggu depan gue akan berangkat ke Jepang bareng ayah. Gue gak punya banyak waktu" Ochi menjelaskan dengan nada pedih

When The Twin Fall In LoveWhere stories live. Discover now