Bab 8

1.7K 133 6
                                    

Rean duduk bersandar di bangku kantin sambil mengompres wajahnya yang memar. Dia gak pernah bayangin wajahnya yang tampan harus teraniaya begini gara- gara cewek yang ada di depannya. Dan Rean sendiri gak pernah nyangka lemparan cewek itu gila parah sakit banget. Dia kira tadinya wajahnya kena hantam pantatnya sumo tapi kok gak empuk- empuk lemak gitu dan akhirnya dia sadar kalau itu bola voli lemparan Reka.

Reka sendiri gak beda- beda amat sama Rean. Dia juga duduk bersandar sambil mengompres wajahnya dan terus membalas tatapan Rean yang dingin.

"Gue tadi di lapangan berasa panas banget tapi sekarang kok berasa dingin dan mencekam ya?"seru Ian yang memperhatikan perang mata dingin di hadapanya. Fariz hanya menyenggolnya pelan.

"Ehem. Sesuai dengan perjanjian tadi karena tim gue yang menang maka tim lo jadi pembantu kita- kita hari ini,oke"kata Fariz. Dan anggota tim Rean mau tidak mau mengangguk malas.

"Oke, berarti ini sudah selesai kan-"

"Belum. Ini belum selesai,"sela Reka tanpa mengalihkan pandangan.

"Gue mau yang jadi pembantu gue dia!"seru Reka sambil mengacungkan jari di depan mata Rean.

"Apa? Gue gak mau!"sembur Rean.

"Kenapa? Lo takut sama gue?!"

"Takut sama lo? Gila aja cewek gak jelas kaya lo gue takutin,"

"Cewek gak jelas?! Lo pikir lo jelas?!"

"Oh ya, gue jelas banget. Gue ganteng, pinter, keren!"

"Terserah lo. Pokok lo yang jadi jongos gue,"

"Gue gak mau. Titik."

"Gue mau. Titik."

"Kenapa lo ngebet banget mau sama gue. Lo naksir sama gue?"

Reka hanya menatap takjub dengan perkataan Rean. Dia terdiam sejenak lalu memajukan wajahnya sedikit.

"Iya. Emang gue naksir lo. Sangking naksirnya gue pengen naruh bola voli lagi ke wajah lo biar lebih tampan,"seru Reka sebal.

"Udah deh Re. Iyain aja. Lagian ini salah lo juga kan,"timpal Ian yang dianggukin oleh anak- anak yang lain. Rean yang diliatin seperti itu pun merasa terpojok.

"Oke. Gue yang bakal jadi pembantunya. Puas?!" Dan anak- anak pun tersenyum lega.

"Oke kalo gitu gue minta beliin bakso sama elo,"seru Reka.

"Lo Rek gue kan udah janji mau traktir lo,"sahut Ian.

"Gak usah. Biar dia aja,"kata Reka."Dengerin pesenan gue. Bakso satu mangkok, pakai mie putih, gue minta baksonya yang sedang empat buah, yang bakso urat dua buah, bakso gede satu aja, pake tahu kuning, gak pake tahu putih, dikasih seledri sama bawang goreng. Gue cuma mau batangnya seledri gak pake daun. Kuahnya banyak tapi gak banyak- banyak banget, kuahnya udah harus pas bumbunya. Gak pake saus, gak pake kecap, trus dikasih sambel yang banyak. Pedes. Gue mau pedes cabe bukan pedes merica. Cepetan gak pake lama,"ujar Reka cepat dengan poker face.

"Lo pesen makanan apa curhat ke gue hah?!"protes Rean.

"Cepetan,"sahut Reka cuek. Rean mengumpat dengan kesal dan berjalan ke abang tukang bakso.

Pesenan apaan tuh! Beli bakso aja rempongnya selangit. Kuah banyak tapi gak banyak- banyak banget. Maksudnya apaan coba? Dasar ABG labil! Minta seledri batangnya doang gak pake daun. Apa bedanya? Sama- sama bakal gak lo makan kecoak! Dasar cewek streeeees!

Setelah mengumpulkan kesabaran penuh dan mendapatkan seporsi bakso pesenan Reka, Rean segera memberikanya ke gadis itu.

"Nih makan bakso pesenan lo yang rempongnya ngalahin Syahrini,"

The AgentWhere stories live. Discover now