"How's your sleep?" Tanya Mark.
"Pegaaaal." Jawab Haechan setengah merengek. Mark tertawa kecil kemudian kembali fokus, mereka harus pulang sebelum sore.
Haechan yang memang sudah menyelesaikan tugasnya kini mengamati Mark. Ia tidak pernah berhenti mengagumi pahatan wajah sang kekasih yang sangat tampan, sepertinya Tuhan sedang dalam kondisi hati yang baik saat menciptakan Mark.
Mark tentu menyadari tatapan memuja Haechan padanya, membuat dirinya agak salah tingkah dan gagal fokus. Siapa yang tidak salah tingkah saat ditatap sebegitunya oleh kekasih mereka?
"Okay, stop it.." Mark menutup wajah Haechan dengan tangannya, wajah Haechan sangat pas dengan telapak tangannya.
Haechan tertawa, meraih tangan Mark yang menutupi wajahnya dan mengecupnya, kemudian meletakan tangan itu pada pipinya. Mark memperhatikan bagaimana wajah manis Haechan yang kini sedang menutup matanya, memperhatikan tiga titik manis yang ada di pipi gembil sang pujaan hati. Fokus Mark sudah terpecah sepenuhnya.
Mark mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Haechan, membuat Haechan membuka matanya, "Udah mau pulang?" Tanya Mark.
"Emang kakak udah selesai?"
"Belum, tapi kakak bisa pinjam bukunya, lagipula aku gak mau kamu pulang terlalu sore."
Haechan mengangguk dan membereskan buku dan alat tulisnya yang masih berserakan di meja, namun gerakannya terhenti saat menyadari perutnya yang berbunyi nyaring, Mark tentu mendengarnya karena suasana perpus yang sepi, Haechan menyengir ke arah Mark yang tertawa kecil.
"Kita makan dulu ya." Ucap Mark.
.
Mark dan Haechan tiba di kediaman Haechan pada pukul 5 sore. Haechan turun dari motor dan membuka helm yang dipakainya, kemudian menyerahkannya pada si pemilik. Mark merapikan sedikit rambut Haechan yang tampak berantakan setelah melepas helm, sekaligus mengambil kesempatan untuk mengelus pipi Haechan.
"Makasih ya, kak. Beneran nih gak mau mampir dulu?"
"Gak usah deh, kakak masih harus selesain tugas tadi. Kalo mampir bisa-bisa aku gak mau pulang." Haechan tentu tahu betul soal itu.
"Kalo gitu, hati-hati di jalan ya, kak. Inget jangan ngebut!"
"Siap, sayang." Namun Mark tidak kunjung pergi.
"Kenapa belum pergi?" Sebenarnya Haechan tahu betul apa yang ditunggu Mark, ia hanya mau menggodanya sedikit.
Mark merengut, "Ciumnya mana?"
Haechan tersenyum, gemas sekali dengan rengekan Mark, " Ututu sini kakakku sayang."
Haechan meraih wajah Mark yang belum tertutup helm, mengecupi seluruh permukaan wajahnya, terakhir kecupan panjang di bibir. Beruntung Haechan tinggal di komplek perumahan yang terbilang sepi, jadi tidak akan ada yang melihat kegiatan keduanya.
Kecuali..
"LEE HAECHAN!"
Terdengar suara seorang wanita dari dalam rumah Haechan. Keduanya terkejut bukan main, mereka menengok ke arah pagar dan melihat seorang wanita dewasa cantik sedang bertolak pinggang dengan mata melotot.
.
Di sinilah sekarang Mark dan Haechan berada, di ruang tamu rumah Haechan. Keduanya kini sedang menundukkan kepala, tidak berani menatap ke dua orang dewasa yang ada di depan mereka. Ayah Haechan sudah pulang tidak lama setelah mereka tertangkap basah oleh sang ibu.
Haechan belum pernah melihat sang ibu semarah itu hingga berteriak, jujur Haechan juga ketakutan saat ini. Mark melirik ke arah Haechan yang bergetar dan menggenggam tangannya. Tindakan Mark tidak luput dari pandangan ibu dan ayah Haechan, mereka juga menyadari bagaimana Haechan yang berangsur-angsur menjadi lebih rileks.
YOU ARE READING
Irreplaceble
RomanceKisah tentang hubungan Mark Lee dan Lee Haechan yang bagaikan film romansa. Seringkali orang-orang meragukan kisah mereka karena memang se-dramatis itu. Dimulai dari perbedaan style mereka yang bagaikan Beauty and the Beast, sampai pada sulitnya res...
Challenge
Start from the beginning
