Kecelakaan yang menimpa Mark membuatnya sedikit bersyukur. Bersyukur karena selama masa pemulihan sang ayah membebastugaskan dirinya dari perusahaan, menyuruh Mark untuk fokus pada pemulihannya. Mark bisa bebas beristirahat seperti yang ia dambakan selama ini.
Di lain sisi Mark juga merasa kasihan pada Haechan yang hampir setiap hari datang ke rumah untuk merawatnya, pacar manisnya itu selalu datang walau hanya untuk beberapa jam. Haechan merasa bertanggung jawab dengan kecelakaan yang dialami Mark, padahal Mark sudah berkali-kali bilang pada Haechan untuk tidak terus menyalahkan dirinya.
Selama 5 bulan Haechan tidak pernah absen untuk datang ke rumah Mark, rumah Mark sudah bagaikan rumah ke dua untuknya. Kedua orangtua Mark pun sudah menerima Haechan dengan baik sebagai kekasih dari anak tunggal mereka. Mereka tahu Haechan adalah anak yang baik dan bertanggung jawab, jangan lupakan parasnya yang manis.
Ibu Mark sudah sangat menyayangi Haechan selayaknya anak sendiri. Ayah Mark pun tidak menentang sama sekali, ia telah sadar selama ini sudah banyak memaksakan kehendak pada Mark. Kini sang ayah akan menyerahkan semua keputusan pada Mark.
Mark kini sudah sembuh total, tidak lagi menjabat sebagai Ketua OSIS dan sedang mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan yang akan segera dilaksanakan.
Hubungan Mark dan Haechan pun semakin membaik dan terus membaik, Mark ditengah-tengah kesibukannya selalu tidak lupa mengabari Haechan walaupun hanya sekedar pesan singkat.
.
Saat ini Mark dan Haechan sedang makan bersama di taman sekolah seperti biasanya. Kali ini Mark meminta Haechan untuk tidak membawa bekal karena ibu Mark telah menitipkan bekal untuk Haechan. Haechan tentu dengan senang hati menerimanya, masakan ibu Mark membuatnya ingat dengan masakan sang ibu.
"Nanti pulang sekolah mau temenin aku ke perpus kota? Aku harus cari beberapa buku referensi." Ajak Mark.
"Boleh, kalo gitu aku juga sekalian ngerjain tugas di perpus aja deh."
Mark mengangguk dan melanjutkan makannya. Tidak ada yang bersuara setelahnya, menikmati keheningan yang tercipta. Hanya pandangan mata yang saling berbicara.
Haechan tersenyum melihat Mark yang makan sedikit berantakan, tangannya beranjak ke sudut bibir Mark untuk membersihkan remahan yang tersisa.
"Makannya pelan aja, kak." Mark ikut tersenyum mendengar ucapan lembut sang kekasih.
.
Seperti yang dikatan Mark, kini mereka telah tiba di perpus kota. Haechan langsung memilih tempat duduk untuk mengerjakan tugas sekolahnya yang terasa semakin menumpuk, sedangkan Mark langsung mencari buku di rak-rak yang ada.
Perpustakaan kota hari itu lumayan sepi, hanya ada beberapa siswa yang terlihat sedang sibuk dengan buku di meja mereka.
Sekitar 10 menit akhirnya Mark menemukan buku yang ia cari dan berjalan menuju ke meja tempat Haechan berada. Dari kejauhan ia melihat Haechan yang tampak terantuk-antuk dengan mata yang setengah tertutup. Mark tersenyum dan menghampiri pacarnya, segera menopang kepala Haechan sebelum terantuk meja.
Haechan kaget dan langsung terbangun, mengucek matanya dan menguap kecil, "Maaf, kak. Aku ngantuk banget."
"Kamu tidur dulu aja sebentar, nanti kalo udah selesai aku bangunin." Ucap Mark lembut sambil mengusap kepala Haechan.
Haechan tampak menimbang sebelum mengangguk dan menumpukan kepalanya yang terasa berat di atas lipatan tangannya. Mark mengusap surai Haechan sekali lagi sebelum melanjutkan kegiatan membacanya.
2 jam berlalu, Haechan terbangun karena merasakan pegal luar biasa pada tangan dan lehernya. Ia meregangkan tubuhnya, menarik perhatian Mark yang sedari tadi fokus dengan buku.
ESTÁS LEYENDO
Irreplaceble
RomanceKisah tentang hubungan Mark Lee dan Lee Haechan yang bagaikan film romansa. Seringkali orang-orang meragukan kisah mereka karena memang se-dramatis itu. Dimulai dari perbedaan style mereka yang bagaikan Beauty and the Beast, sampai pada sulitnya res...
