Jaemin aneh?

1K 72 4
                                        


Pagi itu burung berkicau bak seorang penyanyi, diiringi dengan suara gemerisik dari pepohonan yang bergerak karena angin. Renjun mengerutkan dahinya, membiasakan cahaya dari jendela masuk kedalam matanya. Mata yang semalam berwarna abu terang itu kini kembali berwarna hitam. Bahkan gigi taring Renjun pun sudah kembali pada ukuran biasanya.

Namun Renjun merasa aneh saat bantalan dikepalanya terasa sangat keras. Menoleh kebelakang, pada akhirnya ia tau bantal yang kepalanya tidurin itu, itu adalah tangan kekar pria bongsor yang saat ini tengah memeluknya dari belakang. Mata Renjun membulat terkejut, lalu ingatannya kembali membawanya pada kejadian malam tadi.

Wajahnya kini memerah seperti kepiting rebus, mengingat kejadian semalam membuatnya sangat malu. Dengan cepat ia kembali membelakangi Jeno, hendak bergerak menjauh namun ia merasa ada yang janggal dibawah sana.

Kenapa miliknya masih menempel pada milikku? Fikir Renjun yang sangat gugup

Dirinya kembali menoleh kebelakang dengan sangat perlahan, namun dengan cepat kembali membelakangi pria bongsor itu saat Jeno bergerak untuk lebih erat memeluknya.

"Enggh Jeno"panggil Renjun saat yang dibawah terasa masuk lebih dalam

Mendengar suara lirih dan sesuatu yang menyesakkan dibawah sana, Jeno terbangun dari tidurnya. Dirinya terdiam kala menyadari posisi tidurnya saat ini, wajahnya pun ikut memerah saat sadar ia tengah memeluk Renjun dengan bagian bawah yang masih saling menempel.

"Renjun?"tanya Jeno dengan semburat merah di pipinya

Renjun meringis kecil, "Bisa kau lepaskan?"

Jeno dengan perlahan menjauhkan dirinya dari Renjun, hingga miliknya keluar dari lubang milik pria kecil itu. Renjun sedikit mendesah saat benda itu terlepas dari tubuhnya, dengan pelan ia berbalik menghadap pada Jeno.

Saat ini keduanya sama sama canggung. Renjun menunduk, namun wajahnya tambah memerah saat mendapati tubuh atletis milik Jeno. Sedangkan Jeno hanya menatap Renjun, dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Ehm.. terimakasih, Jeno"ucap Renjun sembari mendongak

Binar mata itu membuat senyuman Jeno bertambah lebar, "Sama sama, Injunie"

Lalu kembali hening, keduanya sama sama tak memiliki topik untuk berbicara ataupun tak ada pergerakan untuk beranjak dari kasur. Wajah Renjun benar benar memerah karena ingatannya terus melayang pada kejadian semalam, sementara Jeno tersenyum senyum melihat tingkah lucu pria kecil di hadapannya itu.

"Renjun"

Renjun mendongak, menatap Jeno yang tengan memperhatikannya begitu dalam.

"Kenapa tadi malam kau seperti itu? Siapa yang mengikatmu?"tanya Jeno sambil mengelus pipi chubby itu

Sementara itu Renjun menunduk malu, bagaimana dirinya bisa memberitahu pria bongsor itu soal nafsu seorang vampire. Tak mampu mengelak Renjun hanya mampu menghela nafas lalu kembali mendongak, menatap Jeno yang rupanya sedari tadi terus menatapnya.

"A- aku dalam masa birahi, a- anu, itu... vampire mengalami itu pada saat malam bulan purnama sama seperti werewolf"jelas Renjun dengan terbata

Jeno tersenyum kecil, "Aku mengerti"

Mendengar jawaban itu, akhirnya Renjun dapat menghela nafas lega, dirinya takut sekali pada reaksi Jeno. Bagaimana kalo pria itu marah karena Renjun hanya membutuhkannya untuk memuaskan nafsunya, ah namun bukankah itu kenyataannya?

"Ma- maaf"cicit Renjun

Jeno mengerutkan dahinya bingung, "Untuk apa?"

"Aku takut... kau- kau menganggap aku hanya membutuhkanmu... untuk memuaskanku"

Weird Nerd . noren [SLOW UP]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin