Introduction Of Devil

Start from the beginning
                                        

     

  Ify’S house

BRAAAKKKKK

Bantingan suara pintu itu begitu keras. Siapa yang mendengarnya pasti akan jantungan. Untung saja si pemilik rumah lainnya sudah terbiasa dengan kejadian ini.

"Siapa yang membangunkan setan ini?"tanya Iqbal ke Sivia yang berada dibelakang Ify. Sivia bergidik ngeri melihat ify yang langsung masuk kedalam kamarnya. Ia memilih duduk menghampiri Iqbal yang asik bermain PSP nya.

" Seseorang cowok. Gue juga gak tau. Tapi sepertinya Ify mengenalnya,"jelas Sivia.

" Naaslah nasib gue,"ujar Iqbal pasrah. Karena dia sangat yakin. Setelah ini dialah yang akan menjadi imbasnya bahkan korban Ify pelampiasan emosinya.

"Bal. Karena gak mau nasib gue sama kayak loe. Gue pulang ya. Byee. . . ."Sivia segera mengambil langkah seribu tanpa menunggu persetujuan dari yang punya rumah. Sivia sendiri takut apabila Ify sudah seperti ini.
Membangunkan Gadis setan ini dari neraka sama halnya menyerahkan nyawa secara sia-sia

                                    
                             
                      ╍╍╍╍╍

  19.00 wib Universitas ARWANA FAKULTAS KEDOKTERAN

Ketukan pen cowok ini semakin terdengar keras. Entah sudah berapa kali suara itu ia bunyikan. Namun saat ini ia sedang berfikir untuk menyelesaikan tugasnya yang harus ia kumpulkan besok.

" Yo Ayo pulang," ajak seseorang cowok lagi yang tiba-tiba muncul dari pintu kelas.

" Gue kaget Gilaa . . "sahut cowok yang bernama Rio tersebut. Temannya hanya nyengir dengan membentuk kan jarinya huruf "v"

"Bentar. Gue tinggal dikit,"

" Rajin amat loe. Gue aja belum ngerjain sama sekali. Lagian masih seminggu lagi,"

" menunda sama dengan menyiakan hidup,"

"Yah. Yah. Yah. Yah, "Rio menatap temannya tersebut yang masih memakai baju Lab putih dengan nametag bernamakan Alvindo Jonathan ia mengernyitkan keningnya.

" Ngapain loe pake baju lab?"tanya Rio heran ke Alvin.

"Hehe. . biasa. . Memperbaiki nilai. . "cengir Alvin.

“ Semester 6 mau lulus? Bermimpi Lah . . ."ujar Rio sangat menusuk. Bersamaan dengan itu ia telah selesai mengerjakan semua tugas yang diberikan dosennya hari ini.

“ Ayo pulang,“ ajak Rio dan menyusul Alvin yang sudah diluar kelas. Mereka pun keluar beriringan menuju parkiran.

Alvin menatap Rio yang sibuk dengan Ponselnya. Sedetik kemudian Rio menoleh balik ke arah Alvin. Ia menjadi heran sendiri kenapa Alvin menatapnya seperti itu.

“ Loe suka sama gue?“tukas Rio langsung membuat Alvin sadar.

“ Najis . . “

“ Loe ngelihat gue kayak cewek-cewek yang biasanya mandang gue,”sengit Rio.

“ Pede gila,”ujar Alvin dengan eneknya. Rio hanya terkekeh pelan melihat keirian dari sahabatnya itu.
KEDOKTERAN sama siapa sih? Serius banget?”tanya alvin pingin tau.

“ kenapa ? Loe cemburu?”goda Rio dengan wajah di manis-manis kan

“ Pingin Muntah gue Yo,”ujar Alvin yang benar-benar jijik melihat wajah Rio sok imut seperti itu.

“ Yang sopan bicara dengan senior loe,”ujar rio dan mendaratkan jitakkan di kepala Alvin.

“ Gak sudi gue panggil loe kakak. Meskipun loe semester 4 dan gue  masih semester awal tetap saja kita ini sudah sahabat sejak SMP. Jadi tidak usah kakak-kakak an. Oke My Bro,”

𝙳𝚎𝚟𝚒𝙻 𝚎𝚗𝚕𝚘𝚚𝚟𝚎𝚛 Where stories live. Discover now