"Di bujuk bini nya" jawab Davin, membuat semuanya terkekeh.

"Van, gue liat lo ngobrol sama cewek baru yang sekelas sama kita. lo kenal sama tu orang?" tanya Shaka, ketika Devan masih terdiam.

"Nggak, cuma ada sedikit masalah"

"Emang tu cewek nama nya siapa sih?" tanya rafael yang begitu penasaran.

"Gue pernah denger guru manggil, kalo nggak salah nama nya alysa agisha" jawab Angga.

Deg!!!

Nama itu tak asing bagi Devan, nama sebutan yang Devan beri untuk gadis kecil yang sering bermain dengan nya dulu. namun, jika memang benar wanita itu adalah gadis kecil yang selama ini Devan cari, mengapa ia tidak mengenali Devan.

"Kalo emang takdir lo bakalan ketemu lagi sama dia" batin nya.

"tu cewek ribut Mulu sama si Devan, gue tebak kalian bakalan jadian" ujar Rafael, membuat Devan menatap nya sinis.

"Nggak mungkin"

"Ngomongin cewek Mulu sekolah dulu yang bener" ujar Andre, menggeleng kan kepala melihat kelakuan mereka.

"tau nih si Rafa" sahut Davin.

"eh anjir, cewek ko juga banyak gue tau lo senyum senyum sendiri lagi chattingan kan?" tanya rafael penuh amarah.

"gue lagi nonton video lucu anjir" jawab Davin, menunjukkan layar handphone nya.

"Kalian nggak ada niatan pulang dulu?" Tanya Andre, ketika melihat kelima nya masih mengenakan seragam sekolah.

"Males bang" jawab Devan.

Andre yang mengerti langsung menepuk pundak Davin "gue ngerti apa yang kalian rasakan, kesepian atau nggak ada tempat cerita. gue pernah di posisi kalian waktu orang tua gue cerai dan gue cari kesenangan diluar, ketemu temen temen dan akhirnya terbentuk lah geng black eagle ini"

"-pada dasar nya kalian harus saling menguatkan dan belajar bahwa nanti jika kalian menjadi orang tua harus lebih baik lagi dari nyokap dan bokap kalian"

"Sekolah juga jangan keseringan bolos karena nanti buat orang tua kalian kecewa"

"Thanks bang, udah nasehatin kita. kita jadi ngerasa punya Abang" ujar Angga.

"Semangat sekolah nya, raih cita cita kalian dan kalo kesepian jangan lupa kumpul di markas ini"

Mereka tersenyum, saling merangkul satu sama lain. Mereka memang tak sedarah namun mereka searah. Saling menguatkan hal itu lah membuat mereka di persatukan.

drt... drt... drt...

Dering ponsel Davin membuat suasana yang berisik sunyi seketika, mereka semua melontarkan tatapan nya ke arah Davin.

"Hallo, assalamualaikum Vin"

"Wa'alaikumussalam, ada apa ma?"

Suasana seketika tegang ketika yang menelfon Davin adalah devi. Mereka yakin Devi akan kembali membahas masalah sekolah kedua putra nya.

DEVSA [ON GOING]Where stories live. Discover now