EPILOG

1.8K 128 43
                                    

- TIGA EPISODE TERAKHIR
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Jasad Sekar akhirnya dikebumikan setelah selesai melewati proses autopsi. Reza dan Wahyu menguburkan Sekar tepat di samping makam Ibunya. Zuna dan Diana hadir di sana pagi itu bersama Lia untuk sama-sama melepaskan kepergian Sekar. Sosok Sekar masih menatap ke arah mereka di pemakaman itu. Diana dan Zuna bisa menatap senyum bahagianya yang penuh dengan kelegaan. Sosok Sekar jelas sangat merasa bahagia karena tahu bahwa dirinya begitu disayangi oleh banyak orang. Sebelum dia benar-benar pergi, dia ingin melihat bahwa Bapak, Kakaknya, dan juga Lia telah menerima takdir kematiannya dengan ikhlas.

"Apakah Sekar masih ada di sini, Na?" tanya Lia.

"Masih, Li. Dia akan pergi setelah proses pemakamannya selesai," jawab Diana, yang sejak tadi merangkul Lia di sisinya.

Lia kembali menyeka airmatanya dan berusaha untuk menguatkan perasaan.

"Apakah dia ada di dekat kita, Na? Apakah aku bisa bicara dengannya?"

"Mm, dia ada di dekat kita, Li. Bicaralah, jika kamu ingin bicara dengannya,"

Diana pun memberi tanda pada sosok Sekar untuk lebih mendekat ke arah Lia. Sosok itu jelas memenuhi hal tersebut dan benar-benar berdiam di sisi Lia seperti yang Diana minta. Lia bisa merasakan hawa dingin yang berbeda dari hawa sebelumnya. Ia kini tahu, bahwa sosok Sekar memang telah berada di sisinya untuk mendengarnya bicara.

"Sekar, sekali lagi aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal karena telah meninggalkan kamu sendirian waktu itu. Aku harap kamu akan memberiku maaf. Aku janji padamu, Insya Allah aku tidak akan meninggalkan siapa pun lagi setelah pemakamanmu selesai. Baik itu Kak Reza ataupun Bapak, Insya Allah aku akan selalu ada untuk mereka dalam keadaan apa pun. Aku akan menjaga mereka, Sekar. Jadi, aku harap kamu akan pergi dengan tenang dan jangan lagi memikirkan soal duka di dalam hati kami. Aku menyayangimu, Sekar. Terima kasih atas semua kenangan masa remaja kita yang dulu sempat kamu berikan kepadaku. Aku sangat menghargai semua itu. Selamat jalan. Pergilah dengan tenang, Sekar," lirih Lia, dengan tulus.

Sosok Sekar tersenyum begitu cantik saat akhirnya menyandarkan kepala pada pundak Lia. Lia bisa merasakan kehadirannya dengan jelas, sampai pada akhirnya hawa dingin itu perlahan menghilang dari sisinya tepat pada saat pemakaman selesai dilakukan. Zuna dan Diana sempat melambaikan tangan ke arah Sekar untuk terakhir kalinya. Jiwa Sekar telah pergi dengan kedamaian yang dibawanya atas keikhlasan dari diri Reza, Wahyu, maupun Lia.

"Selamat jalan, Adikku tersayang. Kakak akan selalu menyayangimu tanpa henti. Mulai sekarang, Kakak akan mengikhlaskan kepergianmu seperti yang selama ini kamu harapkan. Insya Allah, Kakak akan menjaga Bapak dengan baik. Kakak juga akan menjaga Lia, wanita yang kamu pilihkan untuk Kakak secara diam-diam. Kakak akan selalu mengingatmu dalam kenangan yang manis, Sekar Sayang. Insya Allah, semoga nanti kita akan bertemu lagi di surga milik Allah dan berkumpul bersama seperti masa lalu. Aamiin yaa rabbal 'alamiin," batin Reza, diiringi senyum di wajahnya yang selalu muram.

* * *

SATU MINGGU KEMUDIAN ...

Reza menghela nafas berulang-ulang kali ketika menghadapi kelakuan Zuna pagi itu. Pria itu terus saja mengganti dasi yang sudah terpasang rapi pada kemejanya, hanya karena merasa tidak percaya diri dan kurang tampan. Reza berusaha sabar sejak tadi, namun ternyata kesabarannya bisa menipis hingga akhirnya pria itu tidak lagi ingin merajut kata-kata menjadi kalimat yang lemah lembut.

"Zu, kalau kamu tidak juga berhenti membuka dasi yang sudah terpasang di kemejamu, maka aku akan mengikat tali tambang di lehermu pagi ini," ancam Reza, tidak main-main.

Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now