Bab 35

6.3K 636 238
                                    

***

dr. Sonya sudah memeriksa kondisi Helena, ia bilang Helena memang mengalami stres dan berat badan yang tidak memenuhi standar ibu hamil.

Kandungannya baik-baik saja karena Helena memang rutin mengkonsumi susu dan vitamin. Meskipun ia sedang banyak pikiran, namun Helena selalu memperhatikan kandungannya.

Hal itu tentu saja membuat Jason merasa salut, karena meski banyak masalah yang terjadi, tapi istrinya tidak pernah bersikap egois terhadap calon anak mereka.

"Kalau mau makan apapun bilang aja ya sayang nggak apa-apa, jangan sampai ditahan-tahan, nanti stres sendiri jadi ngaruh ke babynya. Ayahnya harus lebih perhatian dan pengertian ya! Bulan depan berat badannya harus lebih naik, nggak boleh capek-capek dan banyak pikiran, kalau mau makan apapun biarin aja ya pak yang penting aman, jangan dilarang-larang." Tutur dr. Sonya pada Helena dan Jason.

"Iya dok." Balas Jason.

"Badannya agak hangat ya! Suhu tubuhnya mulai naik ini, saya resepkan obat penurun panas, tapi nanti sambil dikompres ya biar cepat turun panasnya. Minum air putih yang banyak ya sayang!" Imbuh dr. Sonya.

"Iya dok." Angguk Helena dengan tatapan sayu.

"Ada keluhan lagi?"

"Akhir-akhir ini perut suka agak kram dok." Ungkap Helena membuat Jason langsung memicingkan matanya.

"Kram? Kramnya tumpul atau biasa?"

"Nggak terlalu sakit sih dok, cuma saya khawatir babynya kenapa-kenapa." Jelas Helena.

"Menginjak tiga bulan memang wajar kalau perut suka kram karena rahim yang mulai membesar, jadi ibu harus mulai beradaptasi dengan semua perubahan itu ya! Selain kram perut, biasanya juga mulai mual dan pilih-pilih makanan, ibunya juga ngerasain itu kan?"

"Iya dok, akhir-akhir ini mualnya mulai sering dan cukup parah kalau pagi hari. Tapi nggak apa-apa kan dok?" Bukannya ia mencari perhatian atau apa, Helena hanya berkata jujur karena ia benar-benar mencemaskan bayinya.

"Sayang, hal itu jelas wajar banget, tapi tentu aja kalau terlalu parah harus pendapat perhatian yang lebih ekstra dari orang terdekat terutama pasangan. Ayahnya pasti selalu siaga kan?" dr. Sonya langsung menoleh kearah Jason.

Jason yang ditatap oleh dokter itupun tampak tak bisa berkutik dan berkata apapun, karena nyatanya apa yang dr. Sonya katakan sangat bertolak belakang dengan apa yang sudah Jason lakukan selama ini.

"Kehamilan itu berat, jadi nggak bisa dijalani hanya sendirian, jika menginginkan kehamilan yang sukses dan bayi yang sehat, maka ibu hamil harus selalu merasa bahagia, nggak tertekan, makan makanan yang bergizi, minum vitamin dan istirahat yang cukup. Akhir-akhir ini kayaknya lagi banyak pikiran dan kurang tidur ya? Benerkan tebakan saya?" Mendengar perkataan dr. Sonya membuat Helena jadi gelagapan.
"Tuh kelihatan banget kantung matanya."

"Iya dok."

"Mulai sekarang harus lebih diperhatikan lagi ya istirahatnya, jangan capek-capek dan yang penting jangan stres oke!"

"Ya dok." Angguk Helena dengan senyuman lemah.

Setelah dr. Sonya memberikan sejumlah vitamin dan sedikit tambahan wejangan, dokter itupun akhirnya pamit undur diri.

Bukan cuma dr. Sonya yang pergi, tapi Jason juga ikut pergi meninggalkan kamar Helena membuat Helena celingukan mencari suaminya, namun yang dicari tak kunjung ketemu membuatnya begitu nelangsa.

"Nona makan dulu ya nona, setelah itu minum vitaminnya." Ujar Elia seraya duduk di kursi yang ada disamping ranjang Helena.

Helena pun berusaha bangun dan Elia lantas segera membantunya untuk bersandar.

Married The Hot Bodyguard Where stories live. Discover now