Marriage With Benefits - 12 (Adult Scene)

1.6K 47 3
                                    


Sean memagut bibir Linda setelah percintaannya dengan Linda yang membara. Dia membawa emosi dendamnya pada saat melakukan hubungan dengan Linda. Dan dia cukup senang melihat Linda yang tergila-gila padanya. Meskipun dia sama sekali tak menginginkan Linda termasuk tubuh wanita itu. Lukanya masih menganga lebar akibat perbuatan ayah Linda pada keluarganya. Tidak ada ampun. Tidak ada maaf. Dia hanya menunggu waktu kehancuran keluarga Wijaya. Hanya menunggu waktu.

"Sean..." desis Linda yang masih berada di bawah tubuh Sean.

Sean hanya menatap Linda yang sesekali memejamkan mata.

Tubuh Linda menggeliyat di bawah sana namun Sean mengabaikannya begitu saja. Sean memilih bangkit dari ranjang dan membersihkan diri di kamar mandi.

Linda tampak kecewa melihat Sean yang mengabaikannya begitu saja. Dia masih menginginkan sentuhan Sean. Dia kesal saat Sean mengabaikannya begitu saja.

Linda menyusul Sean ke kamar mandi tapi Sean mengunci pintunya. "Sayang, buka pintunya." Pintanya.

Tidak ada jawaban dari Sean bahkan pintu itu masih terkunci.

Linda bingung sendiri dengan sikap Sean. Dia memilih kembali ke kamarnya dan mengenakan pakaiannya. Dia memejamkan mata tapi dia tidak bisa tidur.

***

Sean berendam di bathub sembari memejamkan mata. Bayangan wajah cantik Rissa hadir di sana. Tersenyum padanya dan melambaikan tangan padanya. Sean merindukan Rissa. Hanya Rissa yang Sean rindukan. Hanya Rissa yang Sean inginkan. Bukan Linda.

Sean masih ingat ciuman pertamanya dengan Rissa terjadi begitu saja secara natural dan sangat indah. Meraih bibir Rissa dan memagutnya seperti merasakan manisnya madu di lidahnya.

Setelah semua ini berakhir, Sean berjanji akan merebut Rissa dari Daniel. Dia yakin Rissa masih mencintainya seperti dia yang selalu mencintai Rissa.

***

Saat Linda dan Sean sarapan, Linda memperhatikan Bi Ran yang menjatuhkan piring saat akan meletakannya di atas meja Linda.

"Bi Ran!" Pekik Linda kesal.

"Maaf, Non, Bi Ran nggak sengaja. A-akan Bi Ran bereskan." Bi Ran dengan gugup membereskan piring yang jatuh. "Aduh!" Dia terkena serpihan piring pecah.

"Kenapa Bi Ran?"

"Nggak Papa, Tuan." Jawab Bi Ran takut dengan tatapan tajam Linda.

"Lain kali hati-hati!" Linda melotot pada Bi Ran.

"I-iya, Non."

"Lin, kamu nggak usah marah-marah begitu." Tegur Sean santai.

Linda terdiam.

Beberapa saat setelah Bi Ran pergi membawa pecahan piring, Sean mendekati Linda. "Aku ke kantor dulu ya." Dia mengecup kening Linda sebagai tanda sayang.

"Iya, sayang." Linda mengecup bibir Sean.

***

Sesampainya di markas anak buahnya, Sean melepas jasnya menyisakan kemeja hitam. Dia mengenakan kacamata hitam dan berjalan menuju markas. Tempat yang menjadi rahasia mereka berempat. Markas itu berbentuk rumah tua dengan halaman yang sangat luas.

Dhika, Aska dan Roni menyambutnya dengan senyuman yang lebar. Roni bergumul dengan laptopnya. Dia seorang hacker handal yang bisa menjebol apa pun termasuk data-data rahasia sebuah negara. Orang tua Roni meninggal saat dia masih kecil dibunuh tetangganya sendiri sayangnya, masyarakat dan polisi tidak mempercayainya.

Orang tua Roni dibunuh dengan cara disetrum. Roni masih tiga belas tahun saat itu. Dia menyaksikan kematian orang tuanya yang dibunuh hanya karena tidak ingin menjual tanah yang mereka miliki.

Sejak itu Roni menjelma menjadi seorang hacker. Dia belajar secara otodidak dan hanya mengandalkan kepintarannya. Dia bertemu dengan Sean saat Dhika mengajaknya bergabung menjadi seorang penjahat. Untuk apa menjadi orang baik namun tidak dihargai? Begitulah kata Dhika.

Dan coba tebak siapa pembunuh orang tua Roni?

Wijaya.

Bukan nama asli.

Pria itu sering bergonta-ganti nama.

Dia seorang mafia tanah, timah, batu bara. Semua bisnis yang sangat menguntungkan dikuasai olehnya. Dan tanah milik orang tua Roni terjual. Semua uangnya jatuh ke Wijaya sedangkan 5%-nya jatuh ke saudara Roni. Roni sama sekali tidak mendapat apa-apa. Karena Roni tahu Wijaya pembunuh orang tuanya.

"Uangnya mau kita apain?" Tanya Dhika.

"Simpen aja dulu." Kata Sean.

"Dipake sedikit buat foya-foya boleh?" Tanya Dhika lagi.

"Jangan kasih, Sean. Dhika kalau dikasih uang malah buat judi, mabok dan main perempuan." Seru Aska.

"Kasih aja ke Roni. Cari saham yang bakalan multibagger. Biar duitnya makin bertambah." Lanjut Aska lagi.

Roni hanya tersenyum kecil sambil terus memantau pergerakan Wijaya lewat layar komputernya.

***

Marriage With Benefit (Adult 21+)Where stories live. Discover now