0.40

3.1K 693 101
                                    

Udah bab 40 aja sih😫

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

_____________________

"Terima kasih atas kerja samanya untuk hari ini, Renjun."

Si Huang yang sudah keluar dari mobil Lucas, melihat pria itu sambil sedikit membungkuk.

"Ya, aku masuk sekarang."

Sepeninggalan Renjun yang hilang di balik pintu gerbang, mobil Lucas pun berlalu meninggalkan pekarangan keluarga Nakamoto.

Renjun memasuki rumah dengan langkah gontai, bahkan tas yang sejak tadi bertengger di pundaknya, perlahan meluruh ke atas lantai dan diseret oleh si empu.

Saat tiba di ruang tamu, Renjun kira dia akan melihat sang ibu yang memang biasa duduk di sana sambil melihat majalah atau membaca buku.

Tapi tidak kali ini, Winwin sama sekali tidak terlihat di mana pun.

"Mama.."

"Tuan Muda."

Renjun sontak menoleh saat salah satu pelayan memanggil namannya secara tiba-tiba.

"Huh, iya ada apa?"

Jujur, interaksi Renjun dan para pekerja di rumah itu memang tidak terlalu dekat.

Ditambah, Renjun juga sudah merantau dan jarang berada di rumah sejak dia duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Nyonya Winwin bilang, Tuan Muda langsung ke kamar saja saat tiba di rumah."

Alis Renjun berkerut bingung. "Kenapa? Aku haus dan mau minum dulu--eh! Apa yang kau lakukan."

"Maaf Tuan Muda, minum Anda akan saya bawakan nanti."

Mata Renjun terbelalak saat tubuhnya tiba-tiba langsung diputar dan dituntun untuk menuju ke kamarnya sendiri.

"Hei!"

"Sekali lagi, saya minta maaf, saya hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nyonya Winwin. Saya akan ambilkan minumnya sekarang, Tuan tunggulah di kamar, saya permisi."

Pelayan itu membungkuk singkat dan langsung berlalu cepat dari hadapan Renjun.

Bingung dengan situasi yang baru saja dia alami, Renjun akhirnya memilih masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan heran.

"Ada apa sih.."

Hari ini sudah cukup melelahkan, orang-orang di rumah ini malah betingkah aneh.

Saat pintu kamarnya dibuka, aroma familiar milik seseorang langsung tercium samar-samar oleh indera pencium Renjun.

Sejenak, Renjun terdiam sambil mencerna situasi.

Apa lagi ini? Apa dia kembali berhalusinasi? Jujur.. aroma ini mirip sekali dengan milik Jeno.

"Renjun."

Tubuh Renjun lansung menegang di ambang pintu, bahkan tangannya masih belum lepas dari engsel yang dia pegang.

Hebat, sekarang Renjun malah bisa mendengar suara pria Lee itu dengan begitu jelas.

Kamarnya cukup gelap untuk bisa melihat siapa yang ada di dalam sana.

"Hei, kenapa diam?"

Perlahan, Renjun mendongak saat merasakan seseorang kini berdiri tepat di depannya, diikuti dengan sebuah tangan yang menyentuh lembut salah satu sisi wajahnya.

"Apa aku mengagetkanmu?"

"Jeno?"

"Huh? Iya, Renjunie."

THE WINTER SUNRISE [NOREN ft. Chenle]Место, где живут истории. Откройте их для себя