Shimai - 44

1.7K 315 61
                                    

.
.
.
.
.




Waktu terus berjalan, hari pun kini telah berganti. Tak terasa, sekarang tiba saatnya Azizi berangkat menuju negara Thailand mewakili sekolahnya dalam kompetisi musik tingkat Asia yang diadakan oleh salah satu agensi idol ternama dari Jepang.

Azizi memang tidak berangkat sendiri, mamanya kini yang menemaninya bersama para guru kesenian yang lain. Mama Rani sengaja ikut karena beliau tak tega membiarkan anak bungsunya sendirian di negara orang, ya meskipun ada guru pendamping, tapi mama Rani lebih tenang jika beliau sendiri yang menemani sang putri.

Saat ini Azizi dan Mama Rani sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta, tak lupa Papa Fadly dan Chika turut mengantar. Karena si bocil tantrum alias si ajiji ajiji itu sedari semalam tidak mau pisah dengan sang kakak dan terus merengek memaksa Chika harus mengantarnya sampai ke bandara.

"Ayo dek, itu kita udah dipanggil buat boarding"

Azizi melirik ke arah Chika, kembali ia memeluk tubuh itu padahal sejak dari rumah tadi mereka sudah berkali kali melakukan ritual ini.

Chika tersenyum, begitu tidak ingin pisahnya Azizi darinya, padahalkan hanya beberapa hari saja mereka tidak bertemu.

"Kak, nanti kalau zizi kangen sama kakak gimana?" Ucap Azizi yang masih setia berada dipelukan Chika,

"Dek kita cuman gak ketemu tiga hari loh, minggu juga kan kakak kesana nyusul kamu"

"Tiga hari itu lama tauk!" Azizi berkata sambil melengkungkan bibirnya ke bawah,

"Gak boleh kayak gitu ah, kamu kan disana berjuang buat sekolah, buat mimpi mimpi kamu, jadi harus semangat, harus fokus biar semuanya berjalan dengan lancar dan kamu bisa bikin bangga kita semua, meskipun dengan kamu berangkat aja kakak udah bangga banget sih"

"Dekk" Panggil Mama Rani sekali lagi,

"Sebentar mama, mau peluk kakak sekali lagi"

Mama dan Papa hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putri bungsunya yang sangat lengket dengan putri sulungnya ini.

Chika pun memeluk erat tubuh sang adik tersayang, sebenarnya sedari tadi Chika hanya pura pura kuat didepan Azizi yang sudah nangis karena mereka akan pisah. Jujur saja, Chika sebenarnya juga ingin menangis karena ini pertama kalinya mereka berpisah dalam waktu beberapa hari setelah mereka kembali bersama.

Dan ntah mengapa, Chika merasakan sesuatu hal yang berbeda dari pelukan ini, mungkin karena mereka akan terpisah oleh jarak yang cukup jauh.

"Semangat sayangnya kakak, inget pesen kakak ya, harus fokus sama mimpi mimpi kamu, harus bikin bangga semua orang, kakak love you more than you know dek"

"Love you more kak, nanti pokoknya kita harus video call terus! Besok pas kakak camping juga harus cari signal ya biar bisa ngabarin aku!" Kata Azizi

"Siapp laksanakan boss"

Setelahnya, Mama Rani sedikit menarik tangan Azizi, karena kalau tidak begitu mereka tidak berangkat berangkat sementara sedari tadi pusat informasi sudah menginstruksikan untuk segera mendekat.

Selangkah sebelum memasuki ruangan boarding. Tiba tiba semua dikagetkan dengan Azizi yang kembali berlari kencang sambil menangis, kemudian menubruk tubuh Chika.

"Kakak hiks" Lirihnya saat sudah berada didekapan Chika,

"Hei sayang, jangan nangis, kita cuman gak ketemu sebentar loh" Chika meminta Azizi jangan nangis tapi saat ini setetes air mata juga sudah mengalir dari mata coklatnya,

Shimai (END) Where stories live. Discover now