29. Ice, jangan mati!

186 35 2
                                    

“Loh? Yang lain kemana?” gumamnya.

“Haliiii! Haliii!” teriakan Sori membuatnya terkejut, hampir saja makanan yang dia masak tumpah.

Halilintar meletakkan makanan itu dalam tenda. “Ada apa?” tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Solar sama Frostfire berantem di pinggir sungai!” serunya sambil menunjuk arah sungai.

“Kenapa nggak dipisah?” tanya Halilintar dengan panik.

“Masalahnya pas mau dipisah, Frostfire kepleset terus nggak sengaja narik Solar sampai nyebur ke sungai,” jelas Sori, dia masih mengatur napasnya karena lari tadi.

“Solar kan nggak bisa berenang!” teriak Halilintar, dia lari secepat mungkin.

“Hah!” Sori ikutan panik, dia berlari mengikuti Halilintar.

Beberapa bulan menjadi pengawal pribadi sekaligus teman sekelas Solar membuat Halilintar tahu apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh Solar.

“Solar! Frost!” teriak Glacier dari tepi sungai, dia menggapai tangan Frostfire yang berenang ke tepi.

“Frost, Solar kok nggak berenang ke sini?” tanya Glacier dengan wajah panik.

Frostfire mencari-cari keberadaan teman satu tendanya yang ia ajak bertengkar tadi. “Jangan-jangan dia tenggelam,” gumamnya.

“Frost mau kemana?” teriak Glacier saat Frostfire kembali berenang ke dalam sungai.

‘Mana sih tu orang?’ batinnya, dia merasa matanya perih karena terlalu lama di dalam air.

Terlihat Solar semakin tenggelam ke dasar sungai. Frostfire menemukannya lalu menarik kaki Solar dan berenang menuju permukaan air, dia sempat diam mematung saat melihat Solar yang tenggelam.

Saat Frostfire menarik kaki Solar yang tenggelam, dia merasakan deja vu. Perasaan seperti ini pernah dialaminya beberapa tahun lalu. Dia mengingat dengan jelas saat itu, rasa panik dan takut  yang ada pada dirinya.

“Frost! Solar!” teriak Halilintar, dia baru saja tiba di pinggir sungai.

Dia melihat Frostfire yang keluar dari sungai, dia batuk-batuk beberapa kali. Frostfire menarik kaki Solar keluar dari sungai.

“Frost gila! Ngapain kamu nolong orang tenggelam kayak gitu?” teriakan Glacier disertai cubitan pada tangan Frostfire.

“Napasku bakalan abis duluan kalau aku nggak narik kakinya yang dekat sama aku,” kata Frostfire mencoba membela dirinya, dia mengelus tangannya yang dicubit adik kembarnya.

Halilintar berterima kasih pada Frostfire dan Glacier meski dia tahu penyebab Solar tenggelam adalah Frostfire.

Dia meminta bantuan Sori untuk membawa Solar kembali ke tenda setelah Solar memuntahkan air sungai yang tidak sengaja tertelan.

Halilintar sudah membuatkan minuman jahe untuk Solar dan juga Frostfire setelah mereka berdua ganti baju.

“Nak Hali, gimana keadaan Solar sama Frostfire?” tanya seorang guru perempuan.

“Bu Zila ... Mereka baik-baik saja Bu,” kata Halilintar lalu tersenyum tipis saat Bu Zila memberikan jaket dan juga selimut tebal padanya.

“Ini untuk Frost dan juga Solar.”

Bu Zila beranjak pergi setelah mengatakan itu.

Halilintar kembali masuk ke tenda. “Ini dari Bu Zila buat kalian,” katanya sambil memberikan jaket dan selimut pada dua teman sekelompoknya.

Mereka menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Halilintar mengangguk, ekpresinya datar, dia heran dengan Solar dan Frostfire yang bertengkar karena Solar tidak membantu Frosfite mencari kayu bakar.

eccedentesiast (Halilintar Fanfic)Where stories live. Discover now