"Iya"
"Kalau gitu aku mau nonton film, bermain di taman hiburan, naik perahu di sungai Han, makan ice cream, semuanya"
"Yaudah, ayo"
Gadis itu tersenyum sangat bahagia. Tidak pernah kulihat senyumnya yang seperti ini. Apakah segitu bahagianya ketika aku menuruti semua yang ia inginkan?
"Ini kencan pertama kita selama kita pacaran, aku gak nyangka kamu mau mengikuti semua yang aku inginkan"
Aku hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaannya.
"Sekarang, kita kemana dulu ya?" Wajahnya berkerut, jari telunjuknya menepuk-nepuk pelan bibirnya. Aku akan merindukan pemandangan ini.
Tunggu, apa yang kukatakan? Tidak, aku tidak ingin berpisah.
Dari semua yang Rosie katakan sebelumnya, tentang hal-hal yang ingin ia lakukan. Tidak semua terlaksana, karena pada akhirnya Rosie hanya ingin mengunjungi Namsan Tower.
Mungkin hal itu sudah ia rencanakan, karena aku tidak tahu kapan tepatnya dia membeli gembok untuk ia letakan di antara gembok-gembok cinta milik orang-orang yang sudah lebih dulu meletakannya disana.
"Jisoo, tulis nama kamu dan nama aku disini" Rosie menyodorkan gemboknya padaku.
"Kenapa aku?"
"Agar lebih manjur, hihihi.." dia tertawa akupun tertawa.
Aku menuliskan namaku dan namanya di gembok itu, tidak lupa menaruh gambar hati disana.
"Semoga cinta kita akan terus abadi selamanya" Rosie mengucapkan dengan keras doanya selagi melemparkan kunci gembok itu.
Aku menatap kosong ke udara, dimana ia harus mencari kunci gembok itu untuk membuka gembok ini nantinya?
Waktu tak terasa berlalu begitu cepat. Kami hanya menghabiskan waktu di Namsan Park, menyantap makanan yang ada di sana dan menikmati pemandangan serta menikmati udara sejuk.
Malam menjelang, aku pun mengantarnya pulang. Wajahnya bahagia terus terlihat sepanjang hari ini. Tega kah aku mengatakannya?
"Jisoo" panggilnya membuyarkan lamunanku.
"Kita udah sampai"
Aku menoleh pada rumah Rosie dan kembali menoleh padanya. Wajahnya berkerut seketika, mungkin ada yang salah dengan tatapanku.
"Ada apa?"
"Ah, enggak" aku mengelak.
"Pasti ada yang mengganggu kamu, kening kamu berkerut" dia menyentuhkan jari telunjuknya di keningku. Aku menangkap tangannya itu lalu menggenggamnya. Aku harus mengatakannya.
"Rosie, ada yang harus aku katakan"
"Apa?" Terlihat senyum di wajahnya. Aku memalingkan wajahku, melepaskan genggaman tanganku.
"Di dalam kontrak yang udah aku tanda tangani, ada bab yang melarang aku untuk.." suaraku tercekat.
"Berpacaran"
Ada jeda yang sangat lama setelah aku mengatakannya. Aku masih belum berani menatap wajahnya, tapi aku harus melihatnya. Apa dia menangis? Apa dia menerimanya dengan baik?
Aku menoleh padanya, wajahnya memang terlihat kosong. Matanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Aku terus memperhatikan dia yang masih diam dengan luapan emosi di dadanya. Tangannya mencengkram kuat tasnya.
"Apa.." suaranya serak, ia menelan ludah sejenak dan kembali bersuara.
"Apa maksud kamu kita harus berpisah?"
YOU ARE READING
♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •
FanfictionBerisikan tentang cerita sekali tamat yang menjadikan Kim Jisoo sebagai tokoh utamanya. ♡
• When I Was Your Man •
Start from the beginning
![♡ ONESHOOT ♡ • [ JISOO ] •](https://img.wattpad.com/cover/324882275-64-k840348.jpg)