BAB 25

51 6 0
                                    

25. Berduka cita

🦋

Fernando sudah pulang, Anyelir pun membuka pintu kamar kostnya. Namun terlebih dahulu pintu terbuka dari dalam oleh seseorang. Di sana berdiri Braga dengan kaos hitam lengan pendek.

Cowok itu bertepuk tangan dengan wajah datarnya, "Hebat ya lo," puji Braga.

"Minggir," balas Anyelir tak kalah dingin, jangan lupakan fakta bahwa mereka belum berbaikan sejak hari dimana Braga tawuran itu.

"Dari mana aja? Cowok itu siapa? Kenapa chat gua nggak di balas? Kenapa nggak di angkat telepon gua? Dan ini gimana ceritanya lo tidur di kamar cowok?"

"Gue capek Braga, minggir." dengan tangan tergepal Braga minggir membiarkan Anyelir masuk.

"Jawab pertanyaan Gua Anyelir," desak Braga.

"Apa?" tanya Anyelir malas.

"Ini lo 'kan?" Braga memperlihatkan sebuah foto pada Anyelir.

Itu foto Anyelir dan Fernando saat berada di danau sore tadi. "Iya," jawab Anyelir tak ingin berdebat.

"Cowok itu-"

"Namanya Fernando, dia punya nama." potong Anyelir sedikit emosi.

"Lo nggak mau menjelaskan apa pun anyelir?"

"Nggak."

Braga melangkah mundur, tak peduli melihat Anyelir yang menahan isak tangis. Ia marah pada Braga tapi kenapa cowok itu malah mencurigainya.

"Kalo lo ngira gue selingkuh, itu kesalahan yang akan kamu sesali Braga" sebutnya yang masih di dengar oleh cowok itu.

Braga berbalik menatap Anyelir kecewa, "Lo nggak mau nahan gua?" tanyanya penuh harap.

Anyelir maju beberapa langkah, "Nggak usah!" bentak Braga berjalan cepat menuju mobilnya.

Anyelir berdiri di atas jalan setapak yang curam itu. Melawan ego dan gensinya gadis itu berlari menghampiri Braga, tali sandalnya yang putus membuat gadis itu jatuh tersungkur.

Memar akibat luka beberapa minggu lalu pun menjadi luka sobekan.

Melihat itu Braga berdecak, di gendongnya tubuh kecil itu membawanya masuk ke dalam kost an.

Tanpa mengobati luka Anyelir cowok itu pulang, meninggalkan Anyelir yang menangis dalam diamnya.

Braga mencengkram stir pengemudi, ia memukul kepalanya beberapa kali. "Gua cemburu anjir, gua marah kenapa dia cuek banget sama gua,"

Cowok itu nampak frustasi. Niatnya datang ke sini adalah meminta maaf namun ia malah melihat Anyelir pulang bersama laki-laki lain. Menyebalkan sekali.

Braga
Baik baik di sini yaa
AAU buka bentar lagi
Kalo aku lulus di sana, gapapa ldr ya?

Braga mengambil ponselnya menelpon seseorang, "Kalo udah siap langsung kirim kan ingat ya alamatnya kost ***"

Di rasa tugasnya di sini telah selesai laki-laki itu pun segera pulang menuju rumahnya.

"Misi paket!" suara dua orang laki laki kepala 3  mengetuk pintu kamar.

"Atas nama?"

"Anyelir monera,"

"Saya Miranda pak, bapak salah alamat" sahut gadis itu menutup pintu.

Anyelir dan lukanyaWhere stories live. Discover now