"Baik Bu, silahkan"

"Maaf jika mengganggu aktivitas belajar kalian, ibu di sini ingin menyampaikan kepada murid yang nama nya ibu sebut temui ibu di ruangan ibu setelah pulang sekolah"

"Al Shaka putera, Angga Pratama, Devan angkasa, Davin angkasa, dan Rafael Alvaro"

"Kalian berlima, ibu tunggu di ruangan ibu"

"Siap siap pulang kena omel nyokap" ujar Shaka.

"niat baik hari ini nggak bolos, malah di panggil bk"

"Pasrah aja gue mah" jawab Davin.

"van, lo liatin apaan?" Tanya rafael, ketika Devan tak menggubris percakapan teman nya dan masih setiap menatap ke arah depan.

"lo liat tu cewek" tunjuk Devan pada gadis yang sedang tertawa.

"Kenapa tu cewek?"

"dia yang nabrak gue di kantin" jawab Devan berbisik.

"Kaya nya tu cewek anak baru" ujar Rafael, Devan juga berfikir seperti itu.

"Ngomongin apa ko berdua" sahut Angga, membuat ke dua nya menoleh.

"Pengen tau aja lo"

Devan masih setia menatap gadis itu, seperti nya mereka pernah bertemu tapi entah Devan tak ingat dimana.

"Jangan diliatin Mulu van, nanti suka" sindir Rafael, membuat Devan langsung mengalihkan pandangan nya.

"Gak mungkin"

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, para murid bergegas untuk pulang. Sedang kan di sisi lain terdapat lima pria yang berjalan dengan lesu di koridor sekolah.

Mau tak mau mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka kemarin. Dan kini kelima nya tengah duduk di kantor menghadap guru bk.

"Kemarin kalian merokok kan di rooftop sekolah?" Tanya Bu Ningsih menatap tajam kelima laki laki itu.

"Nggak Bu, kemarin kami nggak sekolah" jawab Shaka.

"Nggak usah ngeles kamu, kalian tuh masih kelas sepuluh masa nakal nya keterlaluan berani merokok di sekolah dan bolos pelajaran sampai jam pulang" ujar Bu Ningsih menggeleng kan kepala nya ketika mengetahui kelakuan murid nya.

"Dan kamu, Al Shaka putera jangan mentang mentang ini sekolah punya keluarga kamu, kamu bisa seenaknya"

"Saya nggak seenaknya Bu, saya sama seperti murid lain" jawab Shaka asal.

"Tapi kelakuan kamu yang harus di ubah"

"Serem amat kalo marah" ujar Davin berbisik.

"Davin angkasa, saya dengar apa yang kamu katakan"

"Kalian nggak ada niatan untuk tobat, jangan bolos Mulu kerjaan nya"

"Kami bakalan berhenti bolos jika sudah kelas dua belas" kini Devan yang menjawab.

Bu Ningsih kembali menghela nafas nya "ibu minta mulai dari sekarang kalian jangan bolos atau pun merokok di sekolah, karena nanti takut di contoh dengan murid yang lain"

"Ibu nggak akan segan segan untuk menskors kalian"

Rafael dan angga menaikkan alis nya, dan menepuk nepuk pundak Shaka "anak yang punya sekolah mah nggak kan Bu?" Tanya Angga.

"ibu nggak Mandang siapa pun"

"Dan ini ada surat panggilan untuk orang tua kalian, tolong berikan ke orang tua kalian, lusa ibu tunggu kehadiran mereka di sekolah" ujar Bu Ningsih menyerahkan amplop putih kepada kelima laki laki itu.

"Sekarang kalian boleh pulang"

Setelah keluar dari kantor kelima laki laki itu masih sempat untuk terkekeh dan tak belajar dari kesalahan yang mereka perbuat.

"Ka, gue pulang nebeng ke lo" ujar Devan menghampiri Shaka.

"Gas, gue mau ke bengkel dulu sebentar" jawab Shaka, langsung di angguki oleh Devan.

Sementara Davin, ia pulang dengan Rafael dan angga. Ketiga laki laki itu tak akan langsung pulang ke rumah karena mereka tidak menyukai suasana rumah.

🦋🦋🦋

See you next part

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See you next part

DEVSA [ON GOING]Where stories live. Discover now