111... End

911 44 6
                                    

Pagi hari Javas mengajak Rinjani keluar untuk kepentingan pernikahan mereka salah satunya adalah fitting baju pengantin. Javas masih merahasiakan kemana mereka akan pergi sebagai kejutan agar Rinjani terus menebak-nebak.
Mobil sampai disalah satu butik milik sahabat ibunya yaitu Merrine.

Rinjani mendesah menatap bangunan tiga lantai itu, wajahnya menunjukan antusias setelah melepas seatbelt.

"Ck! Kenapa harus main rahasia huh?"

"Karena kalau aku kasih tahu tidak ada kejutan sama sekali."

"Ish!" Rinjani mencubit pinggang Javas, keduanya lalu turun bergandeng tangan masuk kedalam.

"Morning calon pengantin," ucap Merrine merenggangkan tangan memeluk Javas dan Rinjani.

"Morning Merrine." ucap Javas.

"Hei Rinjani, kamu terlihat cantik sekali hari ini."

"Oh thank you."

"Ayo kita ke lantai dua, saya sudah siapkan semuanya."

"Seriosly?" Rinjani kaget karena Merrine sudah menyiapkan semuanya padahal Rinjani baru saja mengetahui pernikahannya hari ini.

"Ayo ayo,"

Dengan penuh antusias Merrine menuntun Rinjani naik ke lantai dua sedang Javas mengikuti dari belakang. Rinjani diminta menutup mata sehingga Merrine bisa memberikan kejutan.

"Yups, sekarang buka mata mu."

Rinjani membuka mata mengerjap beberapa kali, dia terbelalak melihat gaun putih menjulang yang indah itu ada didepan mata.

"Kamu suka?"

Rinjani mengangguk, "Dari mana kau tahu aku memimpikan gaun pernikahan seperti ini?"

"Hmm calon suami mu yang menginginkannya. Dia sangat tahu apa yang kamu sukai."

Javas yang berdiri tidak jauh hanya bisa memamerkan senyum bangga karena calon istrinya menyukai gaun pernikahan yang ia pilih sendiri.

"Mau dicoba sekarang?"

"Boleh."

"Eumm Javas, kau coba tuxedo mu dengan asisten ku."

"Oke." Javas mengacungkan ibu jari.

Dibantu Merrine, Rinjani mulai fitting gaun pernikahan. Ukurannya sangat pas dan terlihat cantik saat dikenakan.

"Ada yang perlu ditambah atau dikurangi mungkin?"

"No no no, ini sudah sempurna."

"Oh thank you Rinjani. Nah seperti janji saya saat itu yang ingin membuatkan gaun cantik ini, maka saya memberikannya gratis untuk mu."

"Tapi Merrine, ini gaun yang sangat cantik dan anda memberikannya cuma-cuma."

"Ssstttt, Javas sudah saya anggap seperti anak saya sendiri jadi apa pun yang membuat dia bahagia saya juga ikut bahagia."

Rinjani tidak bisa berkata-kata, dia langsung memeluk tubuh Merrine. Ternyata bertemu dengan Javas adalah sebuah keberuntungan yang sangat luar biasa sebab Rinjani selalu dikelilingi orang-orang baik yang menyayanginya.

Pelukan terlepas, "Tunggu tunggu tunggu..." Merrine tampak mengambil hadiah kedua yang masih dibungkus box besar.

"Kamu bisa membukanya sekarang."

Karena penasaran Rinjani membuka box berukuran besar itu,

Ta-da! Isinya masih seputar gaun tapi kali ini bukan berwarna putih melainkan mocca. Gaun yang sangat indah digunakan after wedding atau acara dinner bersama keluarga nanti.

Cupid Lonestly 2 (END)Where stories live. Discover now