6.

55 12 11
                                    

🌷



•••
🍁

!!!Follow sebelum membaca!!!

Happy Reading~~~


Satu minggu setelah kejadian itu Luna tak pernah keluar rumah, jika ada yang ingin dia makan Abian lah yang menolongnya untuk membeli apapun yang Luna mau

Bukan Luna yang menginginkan hal ini tapi Abian, dialah orang yang tak mau Luna keluar rumah, Abian melarang Luna dengan banyak sekali alasan

Selama itu pula Shaka tak pernah menghubungi Luna, entah kemana perginya sang suami itu

Hari ini Abian tidak ada jadwal dirumah sakit, ia memutuskan untuk pergi mengunjungi pasien istimewanya, bisa dibilang istimewa karena Bian sangat menyayangi Luna mungkin seperti seorang kakak yang menyayangi adiknya, tapi mungkin juga tidak

Bian dan Luna duduk diruang tamu rumah luna, mereka ngobrol dan menonton TV bersama

Ceklekk

Suara pintu utama rumah Luna yang terbuka, menampilkan sosok yang selama satu minggu ini hilang kabar

Luna menatap sang suami yang baru saja pulang, hatinya kembali sakit mengingat kejadian hari itu

"Kenapa tidak menyambut ku?, dan siapa pria itu?" Ucap Shaka seperti tidak terjadi apa-apa

"Perkenalkan saya Abian dokter yang menangani Luna" jawab Abian

'Deg, dokter?, apa yang terjadi pada Luna selama aku tak disisinya?' Gumam Shaka dalam hati

"Dokter?, memangnya kamu sakit apa sa-" belum sempat Shaka melanjutkan, kalimatnya sudah dipotong oleh sang istri

"Gak ada yang mau mas omongin atau mas jelasin ke aku?" Tanya Luna dengan mata yang berkaca-kaca

"Bukannya semua sudah jelas, apa yang harus dijelaskan lagi" ucap Shaka dengan santai

"Kenapa?, kenapa mas tega, apa salah aku mas?" Runtuh sudah pertahanan Luna air mata dengan deras mengalir di pipi nya

"Kenapa, kamu gak salah apa-apa, aku cuma sayang sama Amel dan gak mau dia dimiliki orang lain"

"Dengan santai kamu ngomong begitu mas, dimana semua janji yang kamu ucapin dulu?, mana yang katanya aku adalah istri satu-satunya, mana mas bahkan sekarang aku udah jadi salah satunya"

"Itulah manusia dulu ia berjanji tapi sekarang ia juga yang mengingkari, jangan mudah percaya pada ucapan dan janji seseorang, hati manusia mudah berubah" ucap Shaka dan akan pergi ke kamarnya namun langkahnya terhenti saat mendengar ucap Luna

"Mari berpisah"

Deg,
Shaka tak pernah mengira bahwa Luna berani mengatakan itu padanya, Shaka ingin Luna membencinya, tapi Shaka tak ingin kehilangan ataupun berpisah dengan Luna

"Apa maksudmu?, kamu mau jadi gelandangan diluar sana" ucap Shaka dan berbalik ke arah Luna

"Aku tak masalah asal tak hidup dengan pengkhianat seperti mas" ucap Luna

"Aku bukan penghianat, tapi aku serakah, aku gak mau kehilangan kamu ataupun Amel, aku sayang sama kamu Luna"

"Sekali pengkhianat tetaplah pengkhianat mas, ceraikan aku sekarang juga"

"Maaf ikut campur, Luna jangan berfikiran pendek, ingat dia juga butuh sosok ayah" ucap Abian menyela

"Ayah?, siapa?, ohh aku mengerti kamu gak akan bisa pergi dari aku Luna, didalam sini" ucap Shaka dan menunjuk ke perut sang istri "ada malaikat kecil yang membutuhkan sosok aku dalam hidupnya"

"Hikss, mass kenapa kamu tega sama aku, apa salah aku?, apa kurang aku mass?," ucap luna terisak dan terduduk dibawah kaki sang suami

"Kamu sempurna tapi aku yang bodoh" ucap Shaka dan pergi meninggalkan luna yang terduduk, namun memberi kode pada Bian untuk menenangkan Luna

Bian menuntun Luna untuk duduk disofa kembali, ia mencoba untuk menenangkan Luna yang masih terisak

"Menangislah sepuasmu Luna, ada saya yang bisa kamu jadikan bahu untuk bersandar"

"Apa aku tak pantas bahagia dok, orang yang aku cinta sudah berkhianat, aku sakit, dia gak perduli lagi sama aku, apalagi sama anak kami nanti dok"

"Mungkin suami kamu punya alasan sendiri kenapa dia berbuat begini Luna"

"Dokter dengar sendiri kan tadi, dia sayang sama adeknya itu dok"

Luna yang terus menangis akhirnya berhenti, terhitung sekitar 15 menit Luna menangis disofa hingga akhirnya tertidur, Abian dengan setia menunggu Luna hingga benar-benar tertidur

Shaka turun dan mendekati tempat sang istri yang tertidur

"Apa tidurnya udah lelap?" Tanya Shaka pada Bian

"Udah, yaudah gue pulang, jaga dia baik-baik ada nyawa lain yang dia bawa"

"Pasti, makasih udah jagain dia selama gue gak ada"

"Santai, kayak sama siapa aja, gue pulang ya" ucap Bian pada Shaka

"Hati-hati"

Bian mengangguk dan berlalu pergi, Shaka menggendong Luna ala bridal style ke kamar mereka, Shaka sangat merindukan istrinya ini, ia sakit, sangat sakit melihat istrinya menangis seperti tadi

Shaka membaringkan Luna ditempat tidur dengan posisi nyamannya, wajah cantik Luna masih sembab karena habis menangis tadi

Hati Shaka sangat sakit melihat keadaan istrinya seperti sekarang

"Maafin aku sayang" ucap Shaka mengecup dahi sang istri dan ikut membaringkan dirinya disebelah Luna

"Aku tau ini salah tapi inilah caraku mencintaimu"
_Arshaka_

🍁•🍁•🍁











आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: May 21 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Pengorbanan 'ALUNA'जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें